Ceramah Master Cheng Yen: Kebaikan Datang Seiring Berkah dan Kebijaksanaan yang Dikembangkan


Saya bersyukur melihat relawan-relawan yang berbaris rapi membentuk ladang pelatihan yang khidmat ini. Bodhisatwa sekalian, dengan menjalankan Tzu Chi, berarti kalian juga tekun berlatih selangkah demi selangkah. Kalian telah secara konsisten bersumbangsih dengan tetes-tetes cinta kasih. Di mana pun bencana terjadi, relawan Tzu Chi akan sigap mendatangi tempat itu untuk selalu memberikan bantuan. Karena adanya jalinan jodoh yang istimewa, benih Tzu Chi pun tertanam di mana-mana. Benih ini akan tertanam di setiap tempat yang kita datangi.

Bodhisatwa sekalian, saya selalu memanggil kalian "Bodhisatwa" karena berharap kalian akan sungguh menjadi Bodhisatwa. Bodhisatwa adalah makhluk yang sadar. Karena itu, saya berharap kalian semua bisa sadar. Janganlah kalian terbuai oleh lingkungan sekitar. Manusia terbuai karena hanya berfokus mencari kenikmatan dan terus menghabiskan berkah. Jika bisa menghargai dan menciptakan berkah, barulah kita bisa sungguh mengakumulasi berkah.

Bila Bodhisatwa melatih diri, ada dua hal yang harus dikembangkan sekaligus, yakni berkah dan kebijaksanaan. Orang yang tidak memiliki kebijaksanaan hanya akan berkata, "Karena ingin memupuk dan memohon berkah, saya perlu menyumbangkan uang." Saya ingin berkata pada kalian semua bahwa berkah tidak akan didapat jika tidak kita ciptakan sendiri. Jika kalian mengharapkan kedamaian dan keselamatan, tetapi tidak mengembangkan kebajikan serta masih menciptakan karma buruk dengan membunuh makhluk hidup, bagaimana kedamaian bisa menyelimuti kita?

Semua makhluk memiliki karma buruk kolektif. Lihatlah bagaimana manusia merusak alam. Manusia menebangi hutan dan merusak tanah sehingga saat hujan turun, fungsi konservasi air dan tanah yang melemah mengakibatkan tanah longsor di pegunungan. Hujan akan berpengaruh pada tanah karena airnya yang tidak dapat mengalir dengan lancar. Manusia sekarang gencar mempromosikan pembangunan, tetapi malah mengabaikan upaya konservasi air dan tanah. Jadi, kita tetap harus sungguh-sungguh melatih diri.


Kita hendaknya tak sekadar mempelajari ajaran Buddha, tetapi juga berusaha memahaminya. Selain mendengarkan ajaran Buddha, kita hendaknya juga mempelajari prinsip-prinsip yang berkaitan dengan manusia. Pakaian, makanan, tempat tinggal, transportasi, beserta hal-hal lain yang kita butuhkan, dari manakah itu semua berasal?

Baik makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita kenakan, rumah yang kita tinggali, maupun kendaraan yang kita naiki, semua bersumber dari alam. Lihat saja lampu-lampu di sekitar kita. Faktanya, listrik itu dihasilkan oleh tenaga air ataupun bahan bakar fosil. Ini pun turut menjadi penyebab kerusakan alam. Ada sangat banyak hal yang kita nikmati yang pada saat bersamaan juga menjadi penyebab kerusakan alam.

Saudara sekalian, kita hendaknya tahu bahwa kita hidup tak luput dari karma kolektif. Sekarang, kalian dapat mendengar saya dengan jelas karena adanya perangkat berteknologi tinggi yang terbuat dari berbagai bahan, termasuk beberapa jenis logam. Perangkat ini terbuat bukan hanya dari bahan tembaga atau timah, melainkan terbuat dari perpaduan berbagai jenis logam. Berbagai bahan logam ini berasal dari gunung. Letaknya tersembunyi di dalam tanah.

Apa yang kita nikmati sehari-hari berasal dari alam yang telah kita rusak. Kini, kita harus sungguh mengembangkan potensi kita untuk berbuat kebajikan. Saya pun sekarang merasa bahwa saya juga tengah menikmati hasil dari kerusakan yang diakibatkan manusia. Karena itu, saya seharusnya memaksimalkan potensi saya untuk berkontribusi. Sebenarnya, untuk sekarang, kemampuan saya yang tersisa hanyalah berbicara. Hal apa lagi yang bisa saya lakukan? Tidak ada. Namun, saya juga harus menggenggam waktu saya karena kehidupan saya tak luput dari hukum alam.


Bodhisatwa sekalian, terima kasih. Kalian semua menyelami Dharma dengan tulus. Kalian berbaris dengan rapi sehingga terlihat sungguh indah. Di masa lalu, kalian telah sedikit demi sedikit berkontribusi bagi Tzu Chi. Seiring akumulasi waktu yang sangat lama, kalian akhirnya berhasil mewujudkan seluruh misi Tzu Chi dan mengukir sejarah. Kita harus mempertahankan ini selamanya. Ingatlah bahwa semangat Tzu Chi harus tetap ada bukan hanya sampai generasi kita ini saja.

Kita hendaknya membangun tekad untuk meneruskan ajaran kebajikan ini dalam keluarga masing-masing. Jika setiap keluarga bisa mewariskan Dharma dengan baik, maka tempat ini akan menjadi indah dan penuh harapan. Dengan kata lain, kebaikan itu dimulai dari satu orang, satu keluarga, satu komunitas, satu desa, hingga satu kecamatan. Intinya, tak boleh kurang kita seorang.

Setiap orang tidak boleh ketinggalan. Semua orang harus bertindak secara nyata dan melangkah dengan mantap. Hal yang paling membuat saya bahagia dan bersyukur ialah saat semua orang memanfaatkan waktunya untuk menapaki Jalan Tzu Chi dalam waktu yang sangat lama. Inilah tujuan dari kedatangan Buddha dan para Bodhisatwa ke dunia ini. Tujuan utama Mereka ialah untuk mengajarkan Jalan Bodhisatwa yang kini harus kita pelajari. Kita harus sungguh-sungguh belajar dan mewariskan Dharma. Selain belajar, kita juga harus mewariskan Dharma ini. Seperti itulah cara mewariskan Dharma dari generasi ke generasi.


Kalian hendaknya selalu bersungguh hati dan menyebarkan Dharma dengan tulus di dunia. Jalan Bodhisatwa harus dipraktikkan di tengah masyarakat, yaitu dengan memperhatikan, mengedukasi, dan membimbing umat manusia untuk menuju ke satu tujuan, yakni kebajikan. Kita perlu membimbing sesama ke arah kebajikan. Kebajikan ada dalam Jalan Bodhisatwa. Kita harus menginspirasi sesama untuk membangkitkan niat baik dan mendorong satu sama lain untuk tidak pernah meninggalkan jalan kebaikan ini.

Bodhisatwa sekalian, dengan hati yang tulus, saya mendoakan kalian semua semoga di tahun yang baru, hari-hari kalian penuh kedamaian dan kebaikan. Semoga semuanya bersatu hati dalam melindungi Dharma di dunia ini serta menciptakan berkah bagi masyarakat setiap harinya. Setiap harinya, kita hendaknya menumbuhkan kebijaksanaan dan menciptakan berkah. Semoga semuanya dapat mengembangkan berkah dan kebijaksanaan secara bersamaan. Semoga setiap keluarga dipenuhi kedamaian dan kebaikan. Terima kasih.

Bersemangat dalam membentuk ladang pelatihan yang khidmat
Menciptakan berkah dan membina kebijaksanaan di Jalan Bodhisatwa
Memanfaatkan potensi untuk mewariskan ajaran kebajikan
Menciptakan kebaikan setiap harinya dengan terjun ke masyarakat untuk membimbing semua makhluk

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 20 Desember 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 22 Desember 2024
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -