Ceramah Master Cheng Yen: Kebajikan Bertahan hingga Selamanya


Banyak bencana yang terjadi di seluruh dunia. Misi amal kita melampaui perbatasan negara. Kita selalu berusaha untuk memberikan bantuan ke berbagai negara di seluruh dunia yang dilanda bencana dan penderitaan. Kita sering mengulas tentang pahala. Bersumbangsih berarti menciptakan pahala. Di setiap negara, para relawan kita selalu memberi bantuan dengan sumber daya setempat. Setelah menyiapkan barang bantuan, mereka pun menolong orang yang membutuhkan.

“Terima kasih atas bantuan kalian. Tuhan akan melindungi kalian seratus kali lipat. Kami menantikan kedatangan kalian bulan depan,” tutur Jessica, seorang relawan.

“Kalian telah melindungi sekolah dan komunitas serta membantu dapur umum ini sehingga bisa terus beroperasi,” kata seorang guru.

“Terima kasih atas sumbangan kalian. Pada masa pandemi, banyak orang yang mengalami kesulitan hidup. Saya memilih foto-foto saat kita mencurahkan perhatian di komunitas dalam beberapa bulan belakangan ini, seperti menyiapkan makanan hangat dan membagikan barang bantuan,” kata seorang guru lainnya.


Mereka bersumbangsih dengan mengatasnamakan Tzu Chi. Para relawan kita selalu bersumbangsih dengan mengatasnamakan Tzu Chi. Tzu Chi telah berdiri selama 55 tahun. Selama 55 tahun ini, Tzu Chi terus berkembang dari tidak ada hingga ada. Tzu Chi berawal dari himpunan tetes demi tetes cinta kasih, yaitu donasi 50 sen dari ibu-ibu rumah tangga.

Sejak kita mulai menjalankan misi amal, di mana pun bencana terjadi, kita tidak pernah menolak untuk memberi bantuan. Kita menghimpun kekuatan cinta kasih banyak orang untuk memberikan bantuan. Kini tetes-tetes cinta kasih ini telah tersebar luas ke seluruh dunia, bagai tetesan air yang membentuk riak yang terus meluas.

Para relawan kita selalu menjalankan Tzu Chi dengan mengandalkan kekuatan sendiri. Saya selalu berkata pada relawan kita bahwa mereka harus memanfaatkan sumber daya setempat dan mempraktikkan semangat Tzu Chi. Contohnya Kompleks Tzu Chi Gangshan. Dahulu, di sana ada sebidang lahan yang luas dan sebuah keluarga. Berkat matangnya jalinan jodoh pada tahun itu dengan orang itu, kita bisa memiliki kompleks Tzu Chi di Gangshan. Tentu saja, berkat dukungan banyak orang, Kompleks Tzu Chi Gangshan bisa dijaga dengan baik.


Relawan Su merupakan seorang pengusaha. Setelah kembali dari Australia, dia sepenuh hati menjalankan Tzu Chi. Semua orang bekerja sama dengan harmonis dan menghimpun kekuatan untuk menjaga Kompleks Tzu Chi Gangshan. Mereka juga memikirkan tentang relawan Tzu Chi yang usianya terus bertambah. Benar, perawatan jangka panjang.

Semua insan Tzu Chi memiliki harapan yang sama, yaitu terus bersumbangsih hingga napas terakhir. Mereka ingin memanfaatkan kehidupan mereka untuk selalu menjaga orang lain. Ini adalah harapan yang baik. Saya juga memiliki harapan seperti ini. Saya berharap bisa secara jelas mengulas tentang tekad awal saya mendirikan Tzu Chi pada lebih dari 50 tahun yang lalu.

Dahulu, kita merekrut relawan dari ibu-ibu rumah tangga. Hingga kini, kita telah merekrut banyak relawan seiring berjalannya waktu. Saya bisa melihat murid-murid saya sangat dekat di hati saya dan tak pernah lepas dari Dharma. Sesungguhnya, jiwa kebijaksanaanlah yang menghubungkan saya dan murid-murid saya. Ajaran apa yang saya babarkan, mereka selalu mendengar dan mempraktikkannya. mereka selalu mendengar dan mempraktikkannya.

Insan Tzu Chi selalu bersumbangsih dan bekerja keras dengan cinta kasih tanpa pamrih. Bagaimana mereka bersumbangsih dan bekerja keras? Perlu diketahui bahwa para insan Tzu Chi selalu bersumbangsih dengan tenaga dan materi serta mengembangkan kebijaksanaan, welas asih, dan cinta kasih universal sehingga kekuatan cinta kasih ini dapat diteruskan. Demikianlah insan Tzu Chi menabur benih cinta kasih.


Sebutir benih dapat bertumbuh dan memberikan hasil panen yang berlimpah. Jadi, satu benih bisa bertumbuh menjadi tak terhingga dan sebersit cinta kasih bisa menginspirasi orang yang tak terhingga. Di tempat yang ada insan Tzu Chi telah terhimpun kekuatan cinta kasih yang besar. Mereka menjalankan Tzu Chi dengan kehidupan mereka.

Setiap hari, kita mendengar tentang sumbangsih tanpa pamrih para insan Tzu Chi. Selain itu, insan Tzu Chi juga harus mempraktikkan kesabaran. Sesungguhnya, dunia ini merupakan ladang pelatihan besar. Bodhisatwa Sadaparibhuta juga mempraktikkan kesabaran. Meski orang lain memarahi kita dan salah paham terhadap kita, kita tetap harus mengucap syukur pada mereka karena mereka merupakan ladang pelatihan kita dan kita berikrar untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Tanpa rintangan, kita tidak akan tahu betapa besarnya kekuatan yang dibutuhkan untuk melatih diri. Inilah ladang pelatihan Bodhisatwa.

Rasa syukur yang ingin saya ungkapkan pada kalian sangatlah banyak. Praktik celengan bambu menampilkan cinta kasih sejati; tetes-tetes kebajikan bertahan hingga selamanya; semua saudara se-Dharma bersatu hati; menjalankan praktik Bodhisatwa demi sesame dengan mengesampingkan diri sendiri. Bukankah demikian niat kalian? Bukankah kalian telah melakukannya? Inilah insan Tzu Chi.

Empat Misi Tzu Chi mendatangkan hujan di tengah kekeringan; Delapan Jejak Dharma Tzu Chi tersebar di seluruh dunia; bersungguh-sungguh mempraktikkan Empat Pikiran Tanpa Batas; membabarkan Dharma dengan mempraktikkan Jalan Mulia Beruas Delapan. Wah, murid-murid saya sangat pandai. Saat saya mengucapkan satu kalimat, kalian langsung bisa melanjutkan kalimat berikutnya.

Saya bersyukur kepada Bodhisatwa sekalian yang menghimpun kekuatan cinta kasih sedikit demi sedikit. Seguci air dapat mengisi gelas demi gelas untuk melepas dahaga orang-orang. Agar bisa melepas dahaga lebih banyak orang, dibutuhkan sebuah sungai atau kolam. Jika ingin melepas dahaga lebih banyak orang lagi, dibutuhkan sebuah mata air. Saat orang-orang menyerap Dharma ke dalam hati, muncullah mata air di dalam hati mereka sehingga kebijaksanaan mereka terus mengalir. Inilah yang paling membuat saya terhibur.

Menjalankan misi amal Tzu Chi dengan cinta kasih yang tidak membeda-bedakan
Bekerja keras dan bersatu hati untuk bersumbangsih dengan tekun
Bekerja sama dengan harmonis untuk menghimpun kekuatan cinta kasih
Himpunan tetes demi tetes cinta kasih membentuk aliran jernih
 
 
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 3 Juli 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 5 Juli 2021
Gunakanlah waktu dengan baik, karena ia terus berlalu tanpa kita sadari.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -