Ceramah Master Cheng Yen: Kebajikan dan Cinta Kasih Berlanjut dari Generasi ke Generasi


“Inilah proses pembuatan tas dari terpal. Karena di atas terpal ini ada tapak kaki para relawan yang tampil dalam Pementasan Adaptasi Sutra, kami perlu membersihkannya dan melakukan disinfeksi pada terpal ini. Kami harus melakukan pembersihan secara menyeluruh melalui tiga tahapan. Dengan gembira, relawan kerajinan tangan dari tujuh wilayah bekerja sama dalam memproduksi tas kanvas dari bahan terpal ini,”
kata Zhuang Qing-hua relawan Tzu Chi.

“Saya sering berkata kepada para relawan bahwa sumbangsih kita terhadap Tzu Chi tidaklah besar. Sebaliknya, kami harus berterima kasih kepada Master karena telah memberikan ladang berkah kepada kami yang membuat kami sangat senang. Para relawan ini bersungguh hati dalam menjalankan setiap pekerjaan Tzu Chi. Karena usia kita sudah sedikit lebih tua, hendaknya kita mendukung satu sama lain. Terima kasih atas dedikasinya bagi Tzu Chi,” kata Wu Yue-ying relawan Tzu Chi.

“Kita semua tahu betapa sulitnya perjuangan Kak Qing-hua dan Kak Yue-ying dalam memimpin tim relawan kita. Setiap kali melihat mereka, hati saya merasa sangat tersentuh. Meskipun berada di bawah atap timah yang pada musim panas terasa makin panas dan pada musim dingin terasa makin dingin, mereka terus menjaga ladang pelatihan kita selama bertahun-tahun. Kita sangat bersyukur atas adanya pasangan Bodhisattva ini,” kata Chen Mei-yue relawan Tzu Chi.

Saya telah mendengar bagaimana para relawan menjaga ladang pelatihan kita di Neihu. Meskipun kita menggunakan bangunan lama, tetapi orang-orang yang datang bisa merasa bahagia karena melihat kekompakan dan kesatuan hati kita dalam melakukan kontribusi bagi sesama. Sejak lama, kalian sudah mulai mengerjakan kerajinan tangan. Terkadang, saat saya melakukan kunjungan, saya melihat kalian sedang menjahit tas. Jumlah produk tas jahit ini adalah yang paling banyak dibandingkan produk kerajinan tangan lainnya.

Baik kecil maupun besar, setiap helai kain pasti memiliki kegunaan. Kita telah menjalin jodoh baik dengan orang-orang dengan mengemas cendera mata untuk mereka ke dalam tas-tas yang kita buat itu. Lewat daur ulang, kita sungguh mengubah sampah menjadi barang yang berguna, serta dapat melestarikan lingkungan.


Lebih dari 30 tahun yang lalu, saya menyerukan kepada orang-orang untuk menggunakan tangan yang saat itu bertepuk, untuk melestarikan lingkungan. Saat itu, saya mulai menganjurkan pemilahan botol dan kaleng. Sampah-sampah diubah menjadi cinta kasih, cinta kasih menjadi aliran yang jernih yang mengelilingi dunia. Kini, aliran jernih sungguh telah mengelilingi dunia.

Kalian lihatlah hasil dari pekerjaan kalian. Satu demi satu relawan kita dari luar negeri kali ini membawa pulang tas daur ulang ini saat hendak kembali ke negara mereka. Agar barang dapat dipakai kembali, diperlukan metode yang benar dan orang yang bersedia menggunakannya. Saya sangat berterima kasih pada para relawan Kompleks Neihu kita yang telah mengembangkan potensi kebajikan kalian. Saya berterima kasih kepada kalian atas banyak hal.

Kalian semua adalah anggota komite dan Tzu Cheng senior. Dengan susah payah dan disertai jalinan jodoh baik, kita dapat berkumpul bersama di sini. Sejak dahulu, kita selalu bersungguh hati dalam melayani masyarakat. Taiwan yang sekarang sangat stabil. Tidak dapat disangkal bahwa dengan kerja sama yang harmonis, kita telah berperan penting dan menciptakan berkah bagi masyarakat.

Sekarang, kita bisa menginspirasi anak-anak muda untuk bergabung dengan kita. Kita tidak boleh mundur. Kita justru harus mengajak, mendampingi, dan membimbing relawan baru generasi demi generasi. Kita harus menginspirasi semua orang di dunia untuk menapaki Jalan Bodhisattva dan bertekad untuk membawa manfaat bagi dunia.


“Karena Distrik Daan dekat dengan Universitas Nasional Taiwan dan Universitas Nasional Teknologi Taipei, kita mengajak mereka untuk melakukan daur ulang di tempat kita. Namun, kegiatan daur ulang di Distrik Daan agak berbeda karena kita juga bisa membongkar komputer. Saat mereka membongkar komputer, kami juga mengajak mereka untuk memahami platform alat bantu kami. Kami berharap melalui promosi platform alat bantu ini, akan ada lebih banyak anak muda yang ingin bergabung,”
kata Gao Da-zheng relawan Tzu Chi.

“Kita memindahkan alat-alat bantu ini bersama Kakak Pan dan Kakak Deng. Anggota tim kita bekerja dalam kesatuan hati dan harmoni. Kita semua sangat gembira dan bahagia karena bisa bersumbangsih. Kami mengirimkan berkah lewat alat bantu. Saya lebih bersyukur kepada Tzu Chi karena telah memberi saya kesempatan untuk bersumbangsih. Selama masih dalam lingkup kemampuan saya, saya pasti akan terus membantu. Saya juga akan mengajak anak laki-laki saya untuk mengikuti langkah saya,” kata Luo Shui-shun relawan Tzu Chi.

“Kak Pan, berdirilah. Biar Master melihat Kakak sebentar. Kakak Pan dan Luo Shui-shun bertanggung jawab atas pelestarian lingkungan kita. Mereka telah mengelola depo pelestarian lingkungan kita selama lebih dari 30 tahun. Kapan pun kita membutuhkan mereka, mereka selalu membuka deponya sepanjang tahun. Mereka berdua bekerja bersama-sama. Kakak Pan dan Kakak Shui-shun sempat menderita kanker, tetapi sekarang mereka berdua sudah sehat kembali. Mereka sangat termotivasi oleh ikrar Master,” kata Chen Jin-hai Relawan Tzu Chi.

“Dahulu, keluarga mereka mengkhawatirkan mereka dan ragu apakah mereka sanggup atau tidak. Mereka berkata bahwa melayani sesama membuat mereka bahagia dan penuh semangat setiap harinya. Kita sering meminta mereka mempertimbangkan untuk membawa anak mereka untuk turut berkegiatan bersama kita. Dengan begini, kita dapat mengajak generasi muda untuk berpartisipasi secepatnya,” pungkas Chen Jin-hai.

Dunia ini sungguh dipenuhi cinta dan perasaan kasih sayang tak berujung para Bodhisattva. Hanya saja, waktu sangat tidak berperasaan. Namun, kita harus mensyukuri setiap waktu yang ada karena waktu telah memungkinkan kita untuk memupuk segala hal baik.


Dahulu, "kereta Tzu Chi" dimulai oleh beberapa orang. Saat itu, Bapak Chen, Li-xiu, Mei-zhu, dan beberapa orang lainnya mengembangkan cinta kasih mereka. Mereka sering membawa serombongan orang dengan menggunakan bus wisata atau kereta api untuk mengunjungi Griya Jing Si. Sesampainya di Griya Jing Si, mereka bagaikan keluarga yang pulang ke kampung halaman. Griya Jing Si kita saat itu sangat sederhana dan kecil.

Terima kasih kepada tim Tzu Cheng kita yang selalu membantu renovasi Griya Jing Si. Kita telah menjalankan 20 hingga 30 tahap renovasi, bermula dari bangunan yang mulanya sangat kecil dan banyak menggunakan bahan kayu hingga menjadi seperti sekarang ini. Terlebih lagi, atap Griya Jing Si kita. Atap ini dibuat belakangan. Di seluruh dunia, tidak ada atap seperti ini karena gentingnya terbuat dari semen dan dibentuk dengan tangan. Jadi, saya sangat bersyukur atas hal itu.

Atap Griya Jing Si ini menyimbolkan kasih sayang para Bodhisattva dunia yang terus berlanjut. Kasih sayang ini abadi dari generasi ke generasi seiring berjalannya waktu tanpa pernah terputus. Kasih sayang ini bisa berlanjut karena ada sosok-sosok yang memulainya terlebih dahulu. Sekarang, ketika melihat generasi muda meneruskan semangat cinta kasih yang kita miliki, saya merasa sangat sukacita. Oleh karena itu, saya berharap anak-anak muda ini dapat meneruskannya dengan baik hingga ke generasi-generasi berikutnya.

Sekarang, kita harus menyusun data sejarah Tzu Chi karena tanpa semua itu, tidak ada Tzu Chi yang sekarang. Semua orang dapat menyaksikan bagaimana insan Tzu Chi melayani dengan penuh kasih sayang pada masa kini. Ini bukanlah perkara 100 atau 2.000 tahun yang lalu. Tidak ada yang bisa menjadi saksi untuk itu. Semua insan Tzu Chi saat ini adalah bagian dari sejarah Tzu Chi. Kini, kita tengah mewariskan jiwa kebijaksanaan kita dan semua orang telah menjadi saksi. Jadi, kita perlu menulis sejarah kita dengan baik. Saya berharap kita bisa mengajak anak-anak muda untuk berpartisipasi.

Belakangan ini, saya setiap hari menantikan adanya sekelompok Bodhisattva muda yang berpartisipasi dalam kegiatan Tzu Chi dan menuangkan ceritanya ke dalam tulisan untuk membagikan pengalaman mereka tersebut. Dengan begitu, mereka bisa membantu kita untuk mencatat dan mewariskan inventarisasi nilai kehidupan kita yang berharga.

Ladang pelatihan yang sederhana mendatangkan kebahagiaan
Mengembangkan potensi kebajikan dalam kerajinan tangan
Membimbing generasi muda untuk menjaga dunia
Meneruskan semangat cinta kasih lewat praktik kebajikan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 07 April 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 09 April 2024
Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -