Ceramah Master Cheng Yen: Kebajikan Melindungi Kehidupan Menciptakan Pahala Tak Terhingga
Kita bisa melihat pasien yang menerima perawatan yang penuh cinta kasih telah keluar dari rumah sakit kita. Selain rasa syukur pasien dan keluarga pasien, tenaga medis kita juga mendapat pujian. Meski bersumbangsih tanpa pamrih, tenaga medis kita telah memperoleh pengakuan.
Cara terbaik untuk memperoleh pengakuan ialah memulihkan kesehatan pasien. Jadi, pasien sehat kembali dan tenaga medis kita memperoleh pengakuan. Jadi, pasien dan tenaga medis bisa tenang secara fisik dan batin. Selain itu, di antara pasien dan tenaga medis juga terbina keharmonisan sehingga semua orang merasa gembira. Kedua belah pihak menciptakan pahala.
Dalam Sutra Buddha juga dikatakan bahwa mengobati orang sakit menciptakan 5 jenis pahala. Orang yang bisa mengobati orang sakit tahu makanan apa yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi.
Pada zaman Buddha diajarkan bahwa saat seseorang jatuh sakit, dia tidak boleh makan pada waktu tertentu. Saat sudah boleh makan, dia hanya boleh mengonsumsi makanan tertentu. Sungguh, pada zaman Buddha juga terdapat metode untuk mengobati orang sakit. Jadi, mengonsumsi yang seharusnya dimakan dan menghindari yang tidak seharusnya dimakan, ini juga bagian dari ajaran Buddha. Jadi, mereka yang bisa mengobati orang sakit tahu apa yang boleh dan tidak boleh dimakan beserta porsinya. Ini juga ada dalam ajaran Buddha.
Buddha juga mengajari anggota Sangha untuk menciptakan pahala dengan menjaga sesama anggota Sangha yang jatuh sakit. Beliau berharap anggota Sangha yang sehat tidak menjauhi anggota Sangha yang sakit dan tubuhnya tidak bersih. Buddha mengatakan bahwa di dunia ini, yang paling tidak bersih ialah tubuh ini.
Pada zaman Buddha, seorang anggota Sangha jatuh sakit dan tidak ada orang yang merawatnya. Dia juga tidak mampu merawat diri sendiri. Beberapa hari kemudian, tubuhnya menjadi kotor dan beraroma tidak sedap. Melihat anggota Sangha lain takut untuk menjangkaunya, Buddha pun secara langsung merawat dan memandikan anggota Sangha yang sakit itu. Demikianlah Buddha memberikan teladan. Karena itulah, kita sering menyebut para dokter "Tabib Agung".
Tabib Agung merupakan Buddha hidup yang mengobati pasien dengan cinta kasih. Jadi, kita harus menghormati para dokter. Perawat juga merawat pasien. Karena itu, pahala perawat dalam merawat pasien setara dengan dokter.
“Saya bisa merasakan bahwa dia sungguh sangat kesepian dan ketakutan. Saya rasa cara terbaik ialah memberinya sebuah pelukan hangat agar dia tahu bahwa dia sangat aman,” kata Chen Zhen-zhen, seorang praktisi perawat.
“Dia merangkul saya dan berkata, ‘Anda sudah sangat baik, Anda sudah sangat baik,’. Saya tidak bisa menahan air mata saya saat itu. Saya merasa dipahami dan terhibur. Ada orang yang memahami penderitaan saya membuat saya merasa mendapat dukungan. Selain penyakit fisik, mereka juga meredakan kegelisahan di dalam hati saya,” tutur Ibu Lü, pasien yang sembuh.
“Terima kasih telah merawat saya. Sungguh, saya menangis beberapa kali. Kalian bahkan membersihkan tubuh saya. Orang lain tidak akan berbuat seperti ini karena kita tidak memiliki hubungan apa pun. Kalian sungguh mulia. Terima kasih,” ungkap Bapak Tang, seorang pasien.
Pahala mengobati dan merawat pasien sungguh tak terhingga. Ini berkat adanya cinta kasih dan welas asih. Dengan cinta kasih, dokter membawa kebahagiaan.
Para dokter membawa kebahagiaan dengan menenangkan fisik dan batin pasien. Saat pasien sembuh, dokter pun dipenuhi sukacita. Setelah melenyapkan penderitaan dan rasa sakit pasien akibat penyakit, dokter memperoleh kedamaian dan ketenangan. Jadi, kedua belah pihak merasa bahagia. Inilah cinta kasih berkesadaran.
Para dokter menganggap pasien sebagai keluarga sendiri dan turut merasakan penderitaan pasien. Saat pasien sembuh, dokter merasa damai dan tenang. Demikianlah pahala dan welas asih dokter. Dokter melakukan semua ini bukan demi uang, melainkan demi mengobati pasien. Ini jugalah yang diulas dalam Sutra Buddha. Selain memberikan resep obat, dokter juga berbagi Dharma dengan pasien untuk membimbing mereka.
Penyakit merupakan pelajaran besar dalam kehidupan. Mengenai pandemi kali ini, saya selalu mengulas tentang pelajaran besar. Berhubung pandemi telah terjadi, setiap orang hendaklah menenangkan hati. Karena itu, saya sering berkata bahwa kita harus berhenti, mendengar, dan melihat.
Dalam kehidupan ini, tiada yang lebih berharga dari kesehatan. Setelah wabah merebak, sungguh tidak perlu lagi untuk mengejar ketenaran, keuntungan, dan materi. Yang paling penting bagi fisik dan batin kita ialah sehat dan tenteram. Jadi, kita harus bersungguh-sungguh menjaga kesehatan dan ketenteraman dalam kehidupan sehari-hari. Inilah berkah di dunia ini. Berkah ini berasal dari niat baik. Agar diri sendiri aman dan tenteram, kita harus melindungi Bumi dan kehidupan. Saya harus kembali mengingatkan bahwa penyakit bisa masuk melalui mulut. Janganlah kita mengejar kenikmatan sesaat hingga menelan banyak virus penyakit ke dalam tubuh kita. Jangan mencari masalah sendiri.
Pada saat seperti ini, saya harus mengimbau orang-orang untuk menyelamatkan lebih banyak hewan dengan membiarkan mereka tetap hidup. Jika bisa demikian, secara alami kita bisa melenyapkan awan hitam yang membuat semua makhluk ketakutan. Dengan melapangkan hati dan membiarkan hewan-hewan memiliki ruang untuk hidup bebas, kita dapat menciptakan pahala. Kita juga dapat mengembangkan kebijaksanaan. Orang yang bijaksana pasti memahami diri sendiri dan segala sesuatu di dunia ini. Dengan memahami segala sesuatu di dunia ini, orang yang bijaksana akan memahami diri sendiri.
Singkat kata, untuk memahami diri sendiri, kita harus memahami kebenaran tentang seluruh alam semesta. Orang yang memahami kebenaran tentang seluruh alam semesta pastilah orang yang bijaksana dan memahami diri sendiri. Intinya, janganlah kita menjadi orang yang tidak bisa mengambil keputusan sendiri. Kita harus tahu jelas apa yang ingin kita lakukan dan apa yang seharusnya kita lakukan. Janganlah kita menjadi orang yang tidak bisa mengambil keputusan dan diliputi ketidaktahuan. Jadi, kita harus memahami pelajaran besar ini.
Saya berharap para relawan yang terhubung dalam jaringan dapat menenangkan hati dan bersungguh-sungguh untuk memahami pelajaran kehidupan. Mari kita lebih bersungguh hati setiap waktu.
Tenaga medis melenyapkan penderitaan pasien dengan hati Buddha
Mengobati pasien dengan cinta kasih berkesadaran dan memperoleh kedamaian dan ketenangan darinya
Ketenteraman dan kesehatan berasal dari niat baik
Menciptakan pahala yang tak terhingga dengan mengendalikan nafsu makan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 Juli 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 19 Juli 2021