Ceramah Master Cheng Yen: Kehidupan yang Penuh Berkah dan Kebijaksanaan
“Kakak-kakak
sekalian, apa kabar? Saya adalah Xu Li Xue-xiang. Dahulu suami saya agak tidak
bertanggung jawab. Dia pergi meninggalkan kami. Saat itu anak-anak masih kecil.
Saya harus memikul seluruh beban keluarga. Jadi, saya harus lebih giat dari
orang lain. Saat itu saya juga menjahit pakaian. Kadang saya bekerja sampai
larut malam. Jadi, saya tidak punya banyak uang. Saya harus hidup hemat. Uang
yang dihemat saya gunakan untuk berdana. Dahulu, uang digunakan untuk
membesarkan anak. Kini, anak-anak sudah besar dan sudah memiliki pekerjaan
tetap. Jadi, daripada mewariskan uang bagi anak-anak, saya rasa lebih baik
mewariskan kebajikan,” ujar Xu Li
Xue-xiang, relawan Tzu Chi.
Jadi,
saya menggunakan uang saya untuk berdana. Saya berkata kepada putri saya,
"Mencari uang adalah hobi saya; berdana adalah kebahagiaan saya." Pada
tahun 2006, saya kembali ke Hualien dan menyumbang satu komisaris kehormatan. Pada
tahun 2011, sebagai wujud terima kasih saya kepada putra saya yang membawa saya
ke Hualien, saya kembali menyumbang komisaris kehormatan atas nama putra saya.
Saat itu, setelah menyaksikan Da Ai TV, saya berjodoh untuk kembali ke Hualien
dan masuk ke keluarga besar Tzu Chi. Jadi, pada tahun 2017, yaitu tahun
ini, saya menyumbangkan komisaris
kehormatan ketiga untuk Da Ai TV. Semoga aliran jernih Da Ai TV terus mengitari
dunia dan memengaruhi lebih banyak orang. Terima kasih,” tambahnya.
Kita
telah mendengar, "Mencari uang adalah hobi." Inilah kehidupan yang
penuh berkah. Sesulit apa pun kondisinya, mencari uang dianggap sebagai hobi.
Ini sungguh luar biasa. Berdana adalah kebahagiaannya. Ini adalah orang yang
bijaksana. Sesungguhnya, untuk apa mencari uang? Kita mencarinya di tengah masyarakat,
maka hendaknya juga dikembalikan ke masyarakat untuk membantu sesama. Inilah
cara menciptakan berkah dan menumbuhkan kebijaksanaan.
Saya
juga mendengar seseorang berbagi di Tainan. Ada seorang komisaris kehormatan yang
anggota keluarganya juga merupakan komisaris kehormatan. Mereka banyak
bersumbangsih. Dia berkata bahwa sebelum mengenal Tzu Chi, hobinya hanya satu,
yaitu mencari uang. Dia mati-matian mencari uang. Setelah mengenal Tzu Chi, dia
tiba-tiba sadar.
Dia
bertanya kepada diri sendiri, "Saya bersusah payah mencari uang,
sesungguhnya untuk menimbun harta kekayaan ataukah menimbun harta warisan?
Sesungguhnya, saya ingin menimbun harta ataukah menimbun warisan? Seumur hidup
ini saya tidak bahagia. Saya juga tidak punya teman sejati. Keluarga pun banyak
mengeluh."
Jadi,
setelah mengenal Tzu Chi, dia dapat berpikiran terbuka. "Saya sendiri yang
mencari uang dari masyarakat, maka saya harus menggunakannya kembali untuk
hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat." Sejak saat itu, dia mengubah
pola hidup yang sudah dijalaninya selama bertahun-tahun. Jadi, pada saat itu,
dia berkata bahwa kini dia tahu apa yang ingin dilakukan dalam hidup ini. Dia
segera melakukannya dan merasakan manfaatnya.
Dia
menggunakan sumber daya masyarakat, dan kini kembali bersumbangsih bagi
masyarakat serta menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Dia dapat menjalin jodoh baik dan
menumbuhkan jiwa kebijaksanaan karena terjun langsung ke tengah masyarakat dan
telah melihat banyak hal. Jadi, pada hari itu, saya mendengar bahwa usahanya
sangat berhasil. Beruntung, belasan tahun ini, dia telah mengubah pandangan
hidupnya.
Dia
berkata, "Tzu Chi mengubah kehidupan saya. Saya dapat memupuk berkah dan
kebijaksanaan." Benar, kita dapat menjalin jodoh baik. Banyak penderitaan
di dunia ini. Buddha datang ke dunia dengan satu tujuan mulia. Berhubung dunia
penuh penderitaan, maka Buddha melatih diri demi menyelamatkan batin semua
makhluk agar bebas dari noda dan kegelapan batin serta membangkitkan cinta
kasih semua orang.
Sumbangsih
dengan cinta kasih ini dapat kita lakukan sedikit demi sedikit dan tak akan
memengaruhi kehidupan kita. Pada bulan April, kita mengadakan konser amal di
Kaohsiung untuk menggalang dana bantuan internasional, seperti membantu para
pengungsi atau tempat-tempat yang terkena bencana alam. Inilah yang disebut
bantuan bencana internasional. Pada bulan April tahun ini, konser amal yang
diadakan sangat menyentuh. Sumbangsih semua orang kini sudah dapat kita lihat
buahnya.
Kita
melihat para pengungsi telah terbantu. Bantuan terus kita salurkan bagi para
pengungsi serta negara-negara yang dilanda bencana alam. Sumbangsih kita ini akan
senantiasa diingat oleh mereka. Bodhisatwa sekalian, kita harus bersumbangsih
setetes demi setetes dengan cinta kasih. Ini berarti menciptakan berkah bagi
diri sendiri dan memberikan doa bagi Taiwan. Selain itu, barang bantuan yang
berwujud dapat membantu mereka yang dalam kesulitan.
Kita
berharap kehidupan mereka dapat dapat segera pulih seperti semula. Banyak kisah
yang tak habis diceritakan. Saya berharap kalian bisa melihatnya di televisi. Apakah
Da Ai TV di sini ada di kanal 9? Itulah nomor kanal Da Ai TV di sini. Harap
kalian menyalakan televisi dan menyaksikan siaran Da Ai TV, terutama siaran
berita. Tetes-tetes sumbangsih kita digunakan untuk berbagai hal di dunia ini. Kalian
harus mengetahuinya. Jika kita mengetahuinya, maka sama dengan kita
berpartisipasi di dalamnya. Inilah pahala. Ini disebut kehidupan yang
bijaksana.
Komisaris
kehormatan berdana tanpa pamrih menggarap ladang berkah; polisi Tzu Chi berani
dan bersemangat mengamankan negara; dokter humanis TIMA menyembuhkan penyakit
dan menolong semua makhluk dengan welas asih; insan pendidik memutar roda
Dharma, mendidik dengan welas asih dan kebijaksanaan; bekerja sama dengan
harmonis, menjalin jodoh di Tzu Chi. Terima kasih. Saya sangat tersentuh.
Para
anggota komisaris kehormatan berasal dari berbagai bidang di masyarakat. Para
anggota Asosiasi Polisi Tzu Chi adalah pelindung masyarakat. Para anggota TIMA
adalah Bodhisatwa pelindung kehidupan. Para pemadam kebakaran dan polisi menjaga
ketenteraman masyarakat. Singkat kata, para insan dari berbagai bidang
mengerahkan usaha untuk berkontribusi bagi masyarakat. Jika masyarakat
tenteram, keluarga akan damai dan setiap orang akan bahagia. Semoga dengan doa
yang tulus ini, kita dapat menjangkau seluruh dunia untuk bersumbangsih dan
menciptakan berkah.
Berkah
yang tercipta ini berpulang pada tumbuhnya jiwa kebijaksanaan. Terima kasih
atas sumbangsih cinta kasih kalian. Semoga di tahun yang baru, kalian dapat
menghimpun cinta kasih serta membawa berkah dan kebijaksanaan bagi dunia. Semoga
di tahun baru segalanya berjalan lancar, setiap keluarga hidup tenteram, dan
hari-hari dilalui dengan penuh berkah. Terima kasih.
Mencari uang menjadi hobi
bagi orang-orang di dunia
Orang bijak memperoleh
kebahagiaan lewat berdana
Menghimpun cinta kasih
dan doa bagi negara
Menciptakan berkah demi
ketenteraman dunia
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 24 Desember 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina