Ceramah Master Cheng Yen: Kekuatan Cinta Kasih yang Tanpa Batas
Topik bahasan kita masih tak lepas dari wabah. Wabah penyakit kali ini telah diketahui oleh semua orang di dunia. Terlebih lagi, wabah ini berdampak sangat besar bagi banyak negara di dunia, juga bagi orang-orang yang biasanya mencari nafkah dengan mengandalkan pekerjaan kasar atau berjualan kecil-kecilan.
Warga yang hidup pas-pasan juga amat menderita. Begitu tidak bekerja, mereka tak punya penghasilan. Mereka langsung terjebak dalam kekurangan makanan. Mereka sungguh menderita. Banyak orang yang berteriak menderita.
Berbagai negara menerapkan penutupan wilayah. Negara-negara yang tidak menutup wilayah juga terdampak dari sisi ekonomi. Masalah ini adalah masalah global. Semua negara terkena dampaknya.
Setiap hari kita terus memantau informasi. Da Ai TV setiap hari juga terus menayangkan imbauan. Kita melihat orang-orang mengenakan masker. Di dalam dan luar negeri, semua orang melakukannya. Kini masker menjadi sesuatu yang lazim. Jadi, semua orang di masyarakat mengenakan masker. Semua orang di dunia membutuhkan masker.
Kita bisa membayangkan berapa lama lagi aktivitas usaha harus terhenti. Mereka yang kehilangan pekerjaan sulit bertahan hidup. Orang yang mengandalkan pekerjaan kasar juga tidak berdaya. Apa yang harus mereka lakukan? Jadi, insan Tzu Chi mulai bergerak dengan sangat cepat. Kita segera memberi penghiburan dan menyalurkan bantuan.
Selain itu, kita juga melihat orang-orang yang sakit di Yordania. Relawan kita, Ji Hui, terus berada di sana. Di Yordania ada banyak pengungsi dari Irak dan Suriah. Tidak sedikit orang yang sakit parah di sana. Ada pula orang yang mengalami luka parah. Banyak orang menderita berbagai penyakit di sana. Tentu, kita juga tetap memikul tanggung jawab. Yang sakit kita antarkan ke rumah sakit.
Di kamp pengungsi Suriah, ada posko kesehatan sederhana yang menyediakan pengobatan dasar bagi yang terluka atau sakit. Kita meminta dokter di sana untuk menangani warga dan membuka resep. Relawan Tzu Chi menanggung biaya operasi dan obat. Selama bertahun-tahun, kita telah membantu ribuan orang.
Di antaranya, ada seorang anak yang sejak kecil mengalami penyakit Crohn, yaitu salah satu jenis penyakit usus. Begitu panggulnya ditekan, feses atau kotoran bisa keluar dari duburnya. Dia sangat menderita. Dia tak dapat berjalan dan terus terbaring di tempat tidur. Anak itu masih kecil. Obat yang dia butuhkan tidak tersedia di sana. Dia tersiksa selama bertahun-tahun.
Beruntung, tahun lalu, relawan Tzu Chi, dokter TIMA, beserta apoteker pergi ke Yordania dan menangani banyak pasien. Seorang relawan yang merupakan apoteker berkata dia tahu obat itu dan ingin memikul tanggung jawab. Saya berkata, "Baiklah, kamu bertanggung jawab atas pengadaannya. Biayanya nanti akan diganti."
Dia berkata, "Master, biar saya yang tanggung biaya obat anak itu." Kini, anak itu sudah lebih gemuk. Dia sudah bisa naik turun tempat tidur dan tangga. Dia sudah bisa berjalan. Dia masih dalam tahap pengobatan, tetapi pemulihannya sangat signifikan. Kehidupan anak ini pun menjadi lebih ceria dan memiliki masa depan. Ini sungguh membahagiakan.
Bukankah ini adalah kekuatan batin yang besar? Para warga itu berada di tempat yang jauh. Mereka juga sangat menderita. Namun, mereka tetap bertahan. Kini anak itu juga memiliki kehidupan yang baru. Dia dapat berdiri dan berjalan. Dia dapat menaiki anak tangga. Kehidupannya kembali penuh semangat. Dia telah memperoleh hidup baru dan amat bahagia.
Para relawan juga memberi anak ini selembar foto saya yang kini dibawanya setiap hari. Anak ini selalu mengingat foto itu. Ini membuat saya sangat terharu. Saya seakan turut mendampingi di sisinya. Asalkan di dalam hati kita ada seseorang, kita akan selalu mengingatnya.
Selama beberapa tahun ini, saya selalu mengingatnya. Setiap kali Ji Hui kembali, saya selalu menanyakan kabar anak itu. Setiap kali relawan mengadakan baksos di Yordania, saya selalu bertanya apakah mereka melihat anak itu dan menanyakan bagaimana kondisinya. Kini saya tak perlu menanyakannya lagi karena sudah melihat kondisinya.
Dia sudah bisa duduk. Wajahnya juga lebih berisi. Kakinya juga sudah bisa berjalan. Kita akan melihat anak ini tumbuh besar. Dia telah menunjukkan ketahanan hidupnya.
Intinya, asalkan setiap orang dari kita bersumbangsih sedikit, kekuatan cinta kasih yang terhimpun dapat mengatasi berbagai kesulitan dan menolong banyak orang di berbagai tempat dengan jangkauan yang lebih luas. Seiring berjalannya waktu, melihat pencapaian ini membuat saya gembira. Karena itu, setiap hari saya selalu bersyukur.
Saya berterima kasih atas cinta kasih para relawan yang terus bersumbangsih. Kekuatan cinta kasih ini harus terus mengalir agar orang-orang yang menderita memiliki lebih banyak kesempatan untuk tertolong.
Wabah
COVID-19 membawa dampak yang luas dan berkaitan
Peperangan
membuat warga menderita
Kekuatan
cinta kasih berkembang tanpa batas
Mengatasi
berbagai masalah untuk menolong semua makhluk
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 23 Mei 2020