Ceramah Master Cheng Yen: Kekuatan Kata Renungan Jing Si
“Saya adalah seorang guru bimbel. Awalnya, saya merasa bahwa mustahil untuk mengajarkan Kata Renungan Jing Si dalam kelas bimbel. Namun, mendengar para guru dari Asosiasi Guru Tzu Chi Taiwan Utara berbagi tentang sukacita Dharma yang mereka peroleh, saya pun mencari Kata Renungan Jing Si yang agak sederhana, seperti ulurkan tangan dan bungkukkan badan untuk memungut berkah yang dibuang orang lain. Dengan kalimat ini, saya membimbing murid-murid untuk membersihkan lingkungan sekitar. Perlahan-lahan, asalkan ada kegiatan di luar, kami pasti mengasihi gunung, air, dan sumber daya alam,” kata Pan Pei-jun Anggota Asosiasi Guru Tzu Chi.
“Pada tanggal 1 Maret 2006, seorang ibu dari murid yang telah dua tahun lulus SD datang menemui saya. Kami hanya menerima murid SD dan anaknya telah dua tahun lulus SD. Begitu melihat saya, ibu itu langsung merangkul saya dan menangis. Dia berkata pada saya, ‘Bu Guru Pan, terima kasih. Anda telah menyelamatkan saya dan keluarga saya.’ Dia berkata bahwa dalam dua tahun terakhir, suaminya berselingkuh sehingga sering terjadi pertengkaran di rumah. Dia merasa sangat menderita,” lanjut Pan Pei-jun.
“Pada tanggal 27 Februari malam, mereka kembali bertengkar. Karena itu, pada tanggal 28 Februari, dia membawa kedua anaknya keluar dan berniat untuk bersama-sama mengakhiri hidup. Dia membawa mereka ke pantai dan berjalan-jalan di sana. Berhubung merasa bahwa kedua anaknya masih kecil, dia pun menyuruh mereka untuk bermain-main terlebih dahulu, tetapi mereka malah memungut sampah sepanjang jalan. Mereka sedang melakukan pelestarian lingkungan,” imbuh Pan Pei-jun.
Pan Pei-jun menambahkan, “Sang ibu lalu berkata pada mereka, ‘Ibu menyuruh kalian untuk bermain. Mengapa kalian malah memungut sampah?’ Mereka berkata, ‘Ibu, Bu Guru Pan mengajari kami untuk mengulurkan tangan dan membungkukkan badan guna memungut berkah yang dibuang orang lain. Tadi, kami telah memungut banyak berkah. Semuanya kami hadiahkan pada Ibu. Ibu harus bahagia, ya.’ Dengan berlinang air mata, dia akhirnya membawa kedua anaknya pulang.”
“Tanggal 1 Maret, dia datang untuk membagikan kisah ini. Ini membuat saya sangat tersentuh. Ternyata, saya juga bisa menjadi penyelamat dalam hidup orang lain. Lewat pengajaran Kata Renungan Jing Si, saya dapat menginspirasi banyak orang. Karena itu, saya berharap Kata Renungan Jing Si dapat menjangkau setiap penjuru dunia, setiap keluarga, dan setiap orang,” pungkas Pan Pei-jun.
Segala hal harus dilakukan dengan kesungguhan hati. Yang penting ialah memiliki pikiran dan arah yang benar. Dengan pikiran benar, satu orang dapat menginspirasi 10 orang dan 10 orang dapat menginspirasi 100 orang. Dengan banyaknya orang yang berhimpun, kita akan memiliki kekuatan.
Para anggota Asosiasi Guru Tzu Chi juga sering membahas Kata Renungan Jing Si tentang kebaikan dan keburukan yang tarik-menarik. Makin banyak orang baik, makin besar kekuatan kebaikan. Makin banyak orang jahat, makin besar pula kekuatan keburukan. Orang baik selalu lebih lembut, sedangkan kekuatan orang jahat umumnya lebih besar. Jadi, dengan jumlah orang yang sama, kekuatan kebaikan akan kalah dari keburukan. Ini karena orang baik tidak suka bertikai. Karena tidak suka bertikai dan jarang mengerahkan kekuatan, orang baik akan menjadi lebih pasif dan kalah dalam tarik-menarik.
Saat ini, orang-orang baik hendaknya menyadari bahwa setiap orang perlu mengambil tindakan nyata. Dengan terus bertutur kata baik, kita akan terus berpikiran baik. Dengan pikiran baik, kita secara alami akan berbuat baik.
Sebagai tenaga pendidik, meski telah pensiun, kalian tetap memiliki tenaga yang besar dan pemikiran yang matang. Berhubung memiliki pemikiran yang matang dan pernah mendalami Kata Renungan Jing Si, pada saat seperti ini, kalian hendaknya memanfaatkan waktu luang dan ingatan kalian untuk bersumbangsih secara nyata.
Kelak, anak cucu kalian pun akan hidup di tengah masyarakat. Kelak, anak cucu kalian akan berinteraksi dengan orang-orang di tengah masyarakat. Jika tidak memikul tanggung jawab sekarang, kita bisa membayangkan bahwa kelak anak cucu kita yang baik tidak akan berani menyampaikan pemikiran mereka. Kini, kita tidak ingin mengatakannya, tetapi generasi mendatang mungkin akan menjadi tidak berani mengatakannya. Mereka akan menjadi pihak yang lemah. Ini sangat menakutkan.
Saya sering melakukan gerakan seperti ini. Orang-orang hendaknya tak hanya berhimpun menjadi satu, tetapi juga menautkan hati satu sama lain. Dengan melakukan gerakan seperti ini dan menaruhnya di atas mulut, ini berarti bersatu. Orang-orang hendaknya bersatu.
Lihatlah murid-murid kita di Turki. Anak-anak di sana telah dibimbing dengan baik. Kita memupuk cinta kasih mereka sehingga hati mereka penuh dengan cinta kasih. Jika tidak, hidup di tengah lingkungan yang sebagian besar orang merupakan pengungsi, hati mereka akan dipenuhi kebencian. Kebencian ini terdapat dalam hati dan pikiran mereka. Karena itu, kita juga berusaha untuk mengajarkan Kata Renungan Jing Si di sana. Jadi, anak-anak di sana juga mempelajari Kata Renungan Jing Si. Mereka juga mempraktikkan semangat celengan bambu. Mereka menyisihkan uang ke dalam celengan bambu setiap hari. Meski merupakan anak pengungsi, mereka juga membina cinta kasih.
Suatu kali, saya menonton video tentang anak-anak yang memasukkan uang logam ke dalam celengan bambu saat pulang sekolah. Di antara mereka, ada seorang anak yang menuliskan sesuatu di kertas, lalu melipat dan memasukkannya ke dalam celengan. Faisal lalu bertanya padanya, "Mengapa engkau memasukkan kertas?" Dia berkata, "Karena saya tidak punya uang sekarang. Saya hanya memiliki niat baik." Anak ini masih sangat kecil. Saat mereka masih berusia dini, kita sudah mengajarkan bahwa menolong sesama berarti menciptakan berkah. Kita berbagi kisah dengan mereka dan memberi mereka kesempatan untuk menciptakan berkah.
Belakangan ini, saya terus memberi tahu insan Tzu Chi bahwa setiap orang hendaknya bersungguh-sungguh menginventarisasi nilai kehidupan. Mari kita menginventarisasi nilai kehidupan. Para anggota Tzu Ching pun perlu melakukannya. Saat masih duduk di bangku SD, bagaimana kalian menerima pendidikan? Kalian juga pernah melewati masa membangkang dan bertemu dengan berbagai jenis guru. Kata-kata apakah yang mengubah kehidupan kalian? Ini adalah kisah transformasi kehidupan kaum muda.
Para anggota Asosiasi Guru Tzu Chi yang telah pensiun juga dapat mengenang pengalaman kalian. Para anggota Asosiasi Guru Tzu Chi hendaknya menginspirasi lebih banyak orang untuk bergabung. Pada era kita ini, kita harus meneruskan semangat Asosiasi Guru Tzu Chi. Mari kita menginventarisasi nilai pendidikan kita dan mempertahankan esensinya. Dahulu, bagaimana kita mengajarkan Kata Renungan Jing Si, bagaimana kita memperlakukan murid dan orang tua murid, semua ini perlu kita kenang kembali. Semua ini merupakan sejarah kehidupan kita.
Membina pikiran benar di tengah kebaikan dan keburukan yang tarik-menarik
Menggarap ladang batin dengan angin dan air yang mendukung
Membawa manfaat dengan Kata Renungan Jing Si
Memperbaiki kehidupan dan menciptakan nilai kehidupan
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 09 April 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 11 April 2024