Ceramah Master Cheng Yen: Keluarga Besar Berlandaskan Cinta Kasih Berkesadaran

“Saya mengangkut barang daur ulang setiap hari. Terkadang tidak muat dalam sekali, saya harus mengangkutnya dua atau tiga kali. Saya mengangkutnya setiap hari meski turun hujan,” kata Li Bi-yue relawan Tzu Chi.

“Jika tidak mengumpulkan barang daur ulang, saya merasa bahwa ada sesuatu yang belum dilakukan. Jadi, saya harus melakukannya,” kata Xie Xue relawan daur ulang.

“Setiap hari, kami pergi ke Stasiun Taipei untuk mengangkut barang daur ulang. Setelah pulang dari sana, kami juga pergi ke Youth Park untuk mengangkut barang daur ulang. Melihat Kakak Xie Xue yang sudah berusia 80-an tahun masih mengangkut barang daur ulang, saya merasa tidak tega. Jadi, saya datang untuk membantu. Temperatur Bumi terus meningkat. Kami juga berharap generasi mendatang dapat memiliki kehidupan yang lebih baik. Saya melakukannya dengan gembira dan penuh sukacita,” imbuh Li Bi-yue relawan Tzu Chi.

Saat melihat orang yang berusia lanjut, saya akan berkata, “Kalian harus menggenggam kehidupan untuk terus bersumbangsih. Selama masih bisa berbicara, berbagilah dengan orang-orang. Selama masih bisa berjalan, berpartisipasilah dalam kegiatan di komunitas. Jangan hanya berdiam di rumah. Jika para relawan senior terus berdiam di rumah, lama-kelamaan, relawan baru akan tidak mengenal kalian. Kalian akan perlahan-lahan jauh dengan Tzu Chi karena para relawan paruh baya dan muda sudah tidak mengenal kalian. Kalian harus keluar untuk berinteraksi dengan orang-orang. Kita bisa mewariskan tanggung jawab pada relawan paruh baya dan mendampingi mereka. Kelak, kitalah yang membutuhkan mereka untuk memperhatikan dan mendampingi kita.”

 

Dalam interaksi antarmanusia, yang terpenting ialah jalinan perasaan. Jalinan perasaan di antara kita dilandasi oleh cinta kasih berkesadaran. Kita harus membina cinta kasih berkesadaran dan berinteraksi dengan orang-orang. Kita harus keluar untuk memperhatikan orang lain dan mengizinkan orang lain untuk memperhatikan kita. Demikianlah kita mempertahankan siklus kebajikan ini untuk membangun keluarga besar berlandaskan cinta kasih berkesadaran.

Jangan hanya berpikir untuk bergantung pada anak kalian. Zaman sekarang, anak kalian mungkin tinggal di wilayah lain bersama anak mereka. Bagaimana dengan kita? Kita memiliki saudara se-Dharma yang dapat mendampingi kita. Ini lebih pasti. Sungguh, kita hendaknya seperti ini.

Saya juga memberi tahu para relawan lansia, “Kalian harus ingat bahwa kita semua menyimpan 50 tahun di bank usia. Kita masih muda.”

Mendengar ucapan saya, mereka kembali duduk dengan tegak dan berkata, “Master, benar. Sekarang saya baru berusia 30-an tahun. Saya baru berusia 40-an tahun. Ya, saat berusia 40-an tahun, saya sangat bekerja keras. Saat itu, saya tengah meniti karier saya.”

Sungguh, setiap hari merupakan permulaan baru dalam hidup kita. Saya menyemangati mereka untuk menyimpan 50 tahun di bank usia sehingga setiap orang merasa muda kembali. Kita harus menggenggam setiap detik untuk berbuat baik.


Menghadapi pandemi COVID-19, semua orang merasa takut. Namun, apa gunanya merasa takut?

Sebagian relawan berkata, “Kami diisolasi dan tidak bisa keluar rumah.” Itu merupakan aturan pemerintah, tetapi saat ada keperluan mendesak, apa yang harus mereka lakukan?

Mereka berkata, “Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Namun, kami bersyukur kepada para relawan Tzu Chi yang mengantarkan barang kebutuhan sehari-hari bagi kami. Master, itu sangat bermanfaat bagi kami.”

Adakalanya, saya berkata pada mereka, “Sebagian relawan yang mengantarkan barang kebutuhan sehari-hari bagi kalian lebih tua dari kalian.” Mereka berkata, “Benarkah?”

Sesungguhnya, pada saat seperti ini, dengan menjaga diri dengan ketat, kita tetap bisa menjalani hidup seperti biasa. Jika semua orang tidak keluar rumah, maka masyarakat kita sungguh akan terisolasi satu sama lain. Orang-orang juga tidak bisa berbuat baik dan menolong orang yang membutuhkan.

Dalam telekonferensi beberapa hari ini, saya mendengar bahwa para relawan kita tetap bersumbangsih. Yang lebih menggembirakan ialah mendengar relawan yang lebih muda berkata, “Pada masa-masa seperti ini, saya tidak punya alasan untuk tidak bersumbangsih.” Mereka mendampingi para relawan senior dan mengantarkan barang bantuan, baik untuk institusi maupun warga yang diisolasi di rumah.

Insan Tzu Chi di berbagai negara terjun ke tengah masyarakat untuk menyebarkan cinta kasih. Sebagian relawan berkata bahwa mereka memanfaatkan waktu untuk mengikuti kegiatan bedah buku, kebaktian pagi, dan ceramah saya. Semua orang saling berbagi pemahaman dan mempererat jalinan perasaan sesama saudara se-Dharma.


Sungguh, pandemi ini membawa pelajaran besar bagi kita. Meski pandemi ini sangat serius dan membuat orang-orang merasa takut, tetapi ia juga mempererat jalinan perasaan antar relawan dan menumbuhkan cinta kasih berkesadaran.

Mari kita berpikir dengan tenang. Mari kita membaca Sutra, mendengar Dharma, menenangkan pikiran, dan memikirkannya kembali.

Pandemi ini sungguh mendatangkan pelajaran besar bagi kita. Setelah berinteraksi satu sama lain, para relawan kita bisa kembali merenungkan Dharma dengan sepenuh hati. Jadi, ini tidak termasuk kerugian, malah bermanfaat untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita. Meski pandemi ini menimbulkan resesi ekonomi yang memprihatinkan, tetapi ia juga membantu meningkatkan nilai kehidupan kita karena jiwa kebijaksanaan kita bertumbuh.

Berhubung para relawan kita telah menenangkan pikiran dan memiliki waktu luang, mereka bisa berinteraksi, memperhatikan satu sama lain, saling menyemangati, membaca buku, mengenang masa lalu, dan sebagainya. Inilah dampak lainnya dari pandemi.

Meski pandemi ini membuat semua orang tegang, kesibukan sehari-hari berkurang, dan penghasilan menurun, tetapi ia juga membuat kehidupan sehari-hari menjadi lebih tenang. Ketenangan ini merupakan pencapaian spiritual.

Saya merasa bahwa ini lebih bernilai daripada berkutat dengan kesibukan duniawi.

Relawan lansia bersumbangsih di tengah masyarakat
Mewariskan tanggung jawab dengan cinta kasih berkesadaran
Memperoleh ketenangan batin dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan
Menjaga diri dan bersumbangsih seperti biasa

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 04 Juni 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 06 Juli 2020
Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -