Ceramah Master Cheng Yen: Keluhuran Sempurna dan Cinta Kasih Tak Terhingga

Insan Tzu Chi hendaklah menghargai jalinan jodoh satu sama lain. Kini, baik Anda, dia, maupun saya, semuanya dapat berinteraksi dengan memanfaatkan jaringan internet. Sesungguhnya, ini nyata atau semu? Ini bergantung pada hati kita.

Dengan hati yang tulus, kita memikul bakul beras dunia. Asalkan ada cahaya dan objek, pasti akan ada bayangan. Bagaimana agar bayangan ini dapat menjadi tempat berteduh bagi dunia ini? Dibutuhkan keluhuran sempurna dan cinta kasih tak terhingga agar bayangan ini tidak terpisah dan cinta kasih kita bisa menjadi tempat berteduh bagi dunia ini.

Kondisi dunia saat ini sungguh bagaikan rumah yang terbakar. Sinar matahari yang panas, air yang terbatas, dan tidak ada bayangan pohon. Makhluk hidup sulit bertahan hidup dengan kondisi demikian. Jadi, kita hendaknya bertekad dan berikrar. Saat ada yang kekurangan air, kita harus menggali sumur bagi mereka.


Saya juga pernah menjadi "penggali sumur". Untuk bumi yang kekurangan air, saya berikrar untuk menggali sumur. Setelah menggali sumur, saya berikrar untuk menanam pohon besar dengan harapan ia dapat berbunga, berbuah, dan menghasilkan benih yang berlimpah.  Satu bertumbuh menjadi tak terhingga dan yang tak terhingga bertumbuh dari satu.

Saya berharap di setiap negara, terdapat benih Tzu Chi yang dapat menaburkan benih cinta kasih. Tzu Chi telah meninggalkan jejak cinta kasih di lebih dari seratus negara dan wilayah. Kita telah menyalurkan tetes-tetes cinta kasih.

Saat ada daerah yang dilanda kelaparan atau bencana, insan Tzu Chi akan berusaha untuk menyalurkan bantuan dengan cinta kasih. Ini bergantung pada jalinan jodoh. Jalinan jodoh berkaitan dengan orang. Kita menggunakan koneksi yang ada untuk mengantarkan cinta kasih ke negara yang dilanda penderitaan.


Kita memikirkan berbagai cara untuk menyebarkan benih cinta kasih. Sala satu rintangan kita adalah waktu. Setelah 55 tahun berlalu, orang-orang akan menua. Namun, setelah saya menanam benih cinta kasih di ladang batin orang-orang, siapa yang benar-benar menggarapnya? Intinya, orang-orang membatasi diri sendiri, seperti pematang sawah.

Apakah kalian tahu pematang sawah? Setiap orang membatasi diri sendiri, bagaikan pematang sawah yang membatasi sepetak demi sepetak sawah, karena memiliki kewajiban terhadap keluarga. Karena itulah, yang bisa mereka lakukan terbatas. Jadi, saya mengatakan bahwa ini adalah potongan cinta kasih universal.

Hingga saat ini, yang selalu saya lihat adalah serpihan cinta kasih. Setiap orang di hadapan saya memiliki cinta kasih, tetapi cinta kasih setiap orang hanya bisa mengemban sebagian kecil tanggung jawab. Jadi, setiap orang memiliki batas masing-masing.

Kalian memiliki pekerjaan, kewajiban terhadap keluarga, karier, dan berbagai tanggung jawab lainnya yang membatasi kalian. Waktu kalian untuk menjalankan Tzu Chi terbatas. Saya hanya bisa menggunakan sedikit waktu kalian. Jadi, saya merasa bahwa cinta kasih ini belum cukup.


Meski kalian memberi saya banyak cinta kasih, tetapi jujur, saya merasa belum cukup. Berhubung kalian memiliki keluarga, saya harus memikirkan keluarga kalian, karier kalian, atau tanggung jawab kalian terhadap keluarga. Kalian juga memiliki kasih saying antara orang tua dan anak, suami istri, dan sebagainya. Karena itu, jalinan kasih sayang dengan Tzu Chi juga tidak bisa terus berlanjut tanpa celah.

Bodhisatwa sekalian, mendengar ceramah saat ini, kalian mungkin merasa setuju dan membangun tekad. Namun, waktu dan ruang dapat menggoyahkannya. Begitu pula dengan jalinan jodoh. Bagaimana menemukan orang yang memiliki tekad seperti saya? Sangat sulit untuk menemukan orang yang memiliki tekad seperti saya. Namun, bagaimanapun, saya tetap yakin pada semua orang.

Saya yakin bahwa dengan berusaha segenap hati dan tenaga, kita dapat memperluas cinta kasih dan memperpanjang jalinan kasih saying hingga ke seluruh dunia tanpa terputus. Semakin banyak orang yang terinspirasi, jalinan kasih sayang akan semakin erat dan cinta kasih akan semakin luas.

 

Saya berharap setiap orang yang mendengar ceramah saya dapat membangun tekad dan ikrar. Saya berharap setiap orang dapat menggenggam jalinan jodoh. Dimulai dari semangat untuk menjadi "penggali sumur" bagi orang yang membutuhkan, kini cinta dan kasih sayang Tzu Chi telah tersebar di seluruh dunia bagaikan embun.

Pada malam hari, kita tidak melihat embun, juga tidak turun hujan, tetapi saat bangun di pagi hari, kita bisa melihat tetesan air, yaitu embun, di ujung daun-daun. Embun tidak terlihat di lain waktu. Jadi, Bodhisatwa sekalian, kita harus menghargai cinta dan kasih sayang yang tidak terlihat. Kita harus menghargainya.

Bayangan terlihat, tetapi tidak merintangi siapa pun. Kita hendaknya juga menjadi bayangan yang tidak merintangi orang lain dan menjadi sandaran spiritual.

Mempertahankan ikrar dan membina keluhuran sempurna
Bertekad untuk memikul bakul beras dunia
Menggali mata air cinta kasih yang tak terhingga
Melindungi semua makhluk dan mempererat jalinan jodoh Dharma

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 02 Januari 2021     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 04 Januari 2021
Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -