Ceramah Master Cheng Yen: Kembali pada Sifat Hakiki dan Membangun Ikrar Luhur

Kondisi iklim sungguh tidak seimbang. Kita sungguh harus mawas diri dan berhati tulus. Saya berharap setiap orang dapat bersama-sama membangkitkan ketulusan. Di masa sekarang ini, kita harus sungguh-sungguh memahami bahwa dunia ini membutuhkan Dharma. Untuk menyebarkan Dharma, kita harus terus menyucikan hati manusia. 

Kita berharap setiap orang dapat membangkitkan cinta kasih. Setelah hati tersucikan, orang-orang dapat kembali pada pola hidup sederhana dan mengembangkan sifat hakiki yang murni. Kita harus berupaya membabarkan Dharma. Satu benih dapat tumbuh menjadi tak terhingga dan yang tak terhingga tumbuh dari satu benih. Asalkan memiliki niat, maka tak ada yang sulit untuk dilakukan. Setiap orang hendaknya membangun tekad dan ikrar luhur. 

Kita dapat melihat di Myanmar. Anggota TIMA dari Malaysia berangkat ke Myanmar untuk mengajak dokter lokal mengadakan baksos kesehatan selama dua hari. Tidak sedikit dokter lokal yang datang membantu dan menjadi penerjemah. ”Di klinik pribadi saya, dalam sehari saya hanya dapat memeriksa 20 hingga 30 pasien. Jumlah pasien yang datang tidak pernah sebanyak ini,” kata Lwan Wai seorang Dokter Myanmar.

Kembali pada Sifat Hakiki dan Membangun Ikrar Luhur

“Hal yang harus kita lakukan masih sangat banyak karena orang yang membutuhkan bantuan sangatlah banyak. Banyak warga di daerah terpencil hidup kekurangan. Menurut saya, baksos kesehatan kali ini memberi banyak manfaat bagi warga,” kata Nya Lin seorang anggota TIMA Myanmar. Setelah berpartisipasi dalam baksos kesehatan, mereka melihat banyaknya warga kurang mampu yang membutuhkan pelayanan medis. Ini telah membangkitkan kehangatan dan cinta kasih mereka. Sungguh, kehangatan dan cinta kasih harus dibangkitkan dari dalam hati. 

Kita juga melihat sejarah pada hari ini. Pada tanggal 6 Oktober 2014, untuk pertama kalinya relawan Tzu Chi di Turki menyalurkan bantuan bagi para pengungsi Suriah. Itulah pertama kalinya relawan Tzu Chi membagikan bantuan di sana. Dimulai dari saat itu hingga pertengahan tahun pertama di tahun 2016, sekitar 110.000 pengungsi mendapatkan bantuan dari Tzu Chi.

Tentu saja, jumlah relawan lokal juga terus bertambah.Baik warga Tionghoa maupun warga lokal, banyak yang terinspirasi untuk menjadi relawan. Beberapa anak Suriah juga menjadi relawan. Hingga kini 2 tahun sudah berlalu. Beberapa anak Suriah ikut bergabung menjadi relawan. 

Kembali pada Sifat Hakiki dan Membangun Ikrar Luhur

“Kami mengajak anak-anak yang suka memeragakan bahasa isyarat tangan bersama kami. Mereka dapat merasakan bahwa cinta kasih Tzu Chi adalah lintas agama dan lintas ras, “kata Yu Zi-cheng, Relawan Tzu Chi.

Lewat proses penghiburan, mereka perlahan-lahan membuka hati. Saat kegiatan pembagian bantuan, para relawan cilik berlomba-lomba untuk membantu. Mereka juga secara rutin pergi ke kantor Tzu Chi. Selain belajar di sana, mereka juga membantu  membersihkan kantor Tzu Chi. Suatu kali, saya bertanya kepada seorang anak di sana, “Siapa yang memintamu membersihkan tempat ini?” Dia menjawab, “Tidak ada. Melihat tempat ini kotor, saya lalu membersihkannya. Tempat ini lebih bagus dari rumah saya. Karena itu, saya ingin menjaga tempat ini dengan baik bagai menjaga rumah sendiri.” 

Tahun  lalu, relawan kita mendirikan sebuah klinik kesehatan untuk pengungsi Suriah. Pemerintah Turki menyediakan sebuah gedung bagi kita untuk mendirikan klinik kesehatan di sana. Orang Suriah tidak mengerti bahasa Turki, begitu pula orang Turki tidak mengerti bahasa Suriah. Karena itu, sulit bagi mereka untuk berkomunikasi. Di tengah pengungsi itu, ada pula orang yang berprofesi sebagai dokter. Karena itu, relawan kita mengundangnya untuk membantu di klinik kesehatan itu.

Salah seorang dokter di antaranya merupakan anggota Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Akibat konflik di Suriah kali ini, dia juga terpaksa mengungsi. Kini dia sangat gembira karena dapat bergabung dengan klinik kesehatan kita.Secara kebetulan, dia bertemu dengan pasiennya 30 tahun lalu. Dokter ini adalah dokter spesialis anak. Pasiennya itu kini sudah menjadi seorang ayah dan datang membawa anaknya untuk berobat.

Kembali pada Sifat Hakiki dan Membangun Ikrar Luhur

”Saya terkejut saat bertemu dengannya. Setelah menyapanya, saya menelepon ayah saya yang berada di Suriah. Saya memberi tahu ayah saya bahwa saya bertemu dr. Alamen di Istanbul. Ayah saya berkata, “Ada dr. Alamen di sana, kalian tidak perlu khawatir lagi,” kata Amon seorang pengungsi Suriah.

“Apakah dia mirip dengan Amon waktu kecil?,” tanya relawan.

”Ya. Dahulu dia pernah datang ke klinik saya,” jawab dr. Alamen.

”Apakah dia juga menangis?,” tanya relawan.

”Ya, dia juga menangis, “jawab dr. Alamen.

”Kamu harus patuh dan tumbuh besar dengan sehat. Kami akan melihatmu bertumbuh besar,” kata dr. Alamen kepada Amon.

Dahulu ayah bayi ini merupakan pasien dr. Alamen. Kini dia membawa anaknya untuk diperiksa oleh dr. Alamen. Sungguh penuh kehangatan. dr. Alamen seperti sedang menggendong boneka. Dia begitu gembira. Mereka sungguh menggemaskan, tetapi mengapa bisa bertemu dengan kondisi yang menyedihkan seperti itu?Ada pula seorang dokter lain yang dahulu memiliki rumah seluas 300 meter persegi.

 

Kini dia juga menjadi pengungsi. Mereka sekeluarga yang beranggotakan 6 orang tinggal di sebuah rumah sederhana yang berukuran 50 meter persegi. Rumah mereka tidak terkena sinar mataharidan sangat kecil. Perubahan hidup manusia sangat cepat. Kini dia sangat gembira karena berkesempatan untuk bekerja kembali.

”Saya merasa sangat gembira karena dapat kembali bekerja. Pekerjaan saya sekarang sama dengan pekerjaan saya saat berada di Aleppo. Dapat melayani sesama, membuat saya merasa hidup kembali sebagai manusia. Saya sudah tidak bekerja selama 3 tahun. Dengan adanya klinik kesehatan Tzu Chi, saya berkesempatan untuk bekerja kembali. Meski agak lelah, tetapi hati saya merasa gembira. Kami adalah pengungsi. Berkat bantuan kalian, kami dapat tinggal di sini dengan bermartabat dan dapat memberi pelayanan bagi sesama,” kata dr. Kassab.

Singkat kata, kehidupan manusia tidak kekal. Saat hidup dalam kondisi aman dan tenteram, kita harus memanfaatkan kesempatan untuk bersumbangsih bagi sesama dan terus melakukannya setiap hari. Kita jangan melekat pada apa yang kita lakukan pada  kehidupan lalu karena yang terpenting adalah pada kehidupan ini, kita harus giat bersumbangsih bagi sesama. Hari ini, besok, dan pada hari-hari berikutnya, kita hendaknya terus bersumbangsih bagi umat manusia.

Mawas diri dan berhati tulus untuk mendoakan keamanan dunia

Kembali pada sifat hakiki dan pola hidup sederhana

Anggota TIMA Malaysia mengadakan baksos kesehatan di Myanmar

Seorang dokter kembali  bertemu dengan pasien lamanya

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 06 Oktober 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 08 Oktober 2016

Jika menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, maka hasil pelatihan diri akan segera berbuah dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -