Ceramah Master Cheng Yen: Kepedulian dan Cinta Kasih Tanpa Batas

Hari Natal sudah hampir tiba. Warga Filipina mayoritas adalah penganut Katolik. Jadi, Hari Natal merupakan hari raya yang penting bagi mereka. Insan Tzu Chi mengunjungi daerah kurang mampu untuk mengantarkan hadiah dari rumah ke rumah agar para warga juga dapat merayakan Natal dengan penuh kemeriahan. Semua orang sangat gembira. Ini juga merupakan hal yang bermakna. Selain itu, dalam suasana pergantian tahun ini, insan Tzu Chi Filipina juga meninjau lokasi bencana.

Meski berbeda keyakinan, kita berharap mereka dapat merayakan hari raya seperti orang-orang pada umumnya tanpa kekurangan suatu apa pun. Inilah semangat insan Tzu Chi yang mampu merangkul semua makhluk di dunia. Kita berharap semua orang memperoleh berkah dan berkecukupan. Di setiap tempat, insan Tzu Chi selalu bertindak demikian.

Di Indonesia ada sepasang suami istri yang keduanya menderita penyakit. Kondisi keluarga mereka pun terpengaruh. Relawan Tzu Chi pun membantu mereka. Mereka tidak patah semangat dan tetap tegar. Mereka juga berkata bahwa jika keadaan sudah lebih baik, mereka ingin mengikuti kegiatan daur ulang Tzu Chi untuk membantu sesama yang lebih menderita.

Ceramah Master Cheng Yen

Meski hidup kekurangan dan sakit, mereka merasa masih lebih beruntung dari orang lain. Mereka juga merasa kondisi kesehatan mereka masih lebih baik dibanding orang lain. Mereka masih merasa beruntung dan penuh berkah. Karena itu, saat kesehatan mereka membaik, mereka bersedia untuk turut bersumbangsih. Hingga kini, mereka tak berhenti berbuat baik, begitu pula di masa yang akan datang.

Inilah kekuatan cinta kasih. Saya sungguh bersyukur. Sesungguhnya, kekuatan cinta kasih akan tetap ada selamanya. Langkah insan Tzu Chi di seluruh dunia juga tidak pernah berhenti.

Pagi-pagi sekali, saya menerima berita dari Italia. Di sana, relawan Tzu Chi dari Jerman, Inggris, Belanda, Italia sendiri, Austria, dan Bosnia berkumpul bersama untuk memberi pelayanan. Mereka juga mengadakan Pemberkahan Akhir Tahun. Mereka terlebih dahulu pergi ke Italia bagian utara. Pada bulan Mei 2012, daerah itu diguncang dua kali gempa bumi yang membawa kerusakan besar. Saat itu insan Tzu Chi berkumpul untuk meninjau lokasi bencana dan menyalurkan bantuan.

Ceramah Master Cheng Yen

Pada tahun 2013, mereka kembali datang ke sana untuk membagikan beasiswa. Mereka terus memperpanjang jalinan kasih dan memperluas cinta kasih. Mereka tidak hanya memberi bantuan sekali saja. Mereka khawatir anak-anak tak dapat bersekolah, maka mereka kembali untuk memberikan beasiswa agar anak-anak dapat belajar dengan tenang.

Pada bulan Mei 2015, sebagai wujud terima kasih kepada insan Tzu Chi yang telah jauh-jauh datang dari berbagai negara untuk memberi perhatian, wali kota setempat memberi insan Tzu Chi penghargaan sebagai warga kota kehormatan. Beliau berkata bahwa dari 34 warga kehormatan di kotanya, hanya satu yang berasal dari luar negeri. Mereka merasa ini sangat istimewa. Didasari rasa persahabatan, para relawan dari berbagai negara datang untuk bersumbangsih dengan cinta kasih yang tulus. Jadi, beliau memberi penghargaan itu sebagai ungkapan terima kasih.

Sungguh, saya sering berkata bahwa saya amat berterima kasih kepada insan Tzu Chi yang selalu membawa nama Taiwan di mana pun mereka bersumbangsih. Mereka selalu berkata bahwa semangat dari sumbangsih yang tulus ini berasal dari Taiwan. Jadi, saat diberi penghargaan, mereka juga membawa nama Taiwan. Saya sangat tersentuh.

Ceramah Master Cheng Yen

Tanpa diduga, tahun ini Italia bagian tengah diguncang gempa. Insan Tzu Chi segera menuju daerah bencana dan merencanakan penyaluran bantuan. Inilah sumbangsih insan Tzu Chi di Italia. Kemarin, mereka sudah tiba di Italia bagian utara untuk mengadakan acara Pemberkahan Akhir Tahun. Setelah itu, mereka akan menuju wilayah tengah.

Kemarin dan hari ini jadwal mereka amat padat. Hari ini mereka sudah menuju wilayah tengah untuk menyalurkan bantuan di dua tempat. Jarak antara wilayah utara dan tengah adalah sekitar 400 kilometer. Insan Tzu Chi memperpanjang jalinan kasih dan memperluas cinta kasih serta mempererat rasa persahabatan. Dengan cinta kasih yang tulus, mereka berinteraksi dengan warga setempat.

“Saat bencana gempa melanda timur laut Jepang, Tzu Chi memberi bantuan bagi kami. Demi membalas kebaikan Tzu Chi, saya datang ke Taipei. Saat itu, di masa-masa sulit, kami menerima bantuan dari Tzu Chi. Orang Jepang sangat berterima kasih. Kali ini, dalam kunjungan ke Taipei, saya secara khusus datang kemari. Saya mewakili semua kerabat saya menyampaikan terima kasih kepada Tzu Chi. Terima kasih banyak,” kata  Kenichi Kokubun, Warga Miyagi.

Kita melihat seorang Jepang yang begitu tiba di Taiwan, langsung terpikir untuk berkunjung ke Tzu Chi. Dalam bencana gempa 11 Maret 2011 di Jepang, kita pernah membantu dan mendampingi mereka dalam jangka waktu yang cukup panjang. Ini juga merupakan wujud dari jalinan kasih. Tahun ini, gempa bumi yang berpusat di Kaohsiung membawa bencana bagi Tainan. Saat orang-orang di Jepang mendengar berita ini, mereka menyampaikan wujud simpati bagi Tainan.

Sikap saling peduli dan memberi perhatian di dunia merupakan wujud cinta kasih berkesadaran. Inilah sumbangsih yang dilandasi hati Bodhisatwa. Melihat pemandangan ini, kita juga sangat terharu. Sungguh banyak hal yang patut disyukuri. Kita hendaknya selalu mewujudkan kekuatan cinta kasih ini dalam keseharian kita.

Memberi bantuan musim dingin bagi warga kurang mampu

Tetap tegar meski hidup kekurangan dan menderita penyakit

Bantuan bencana yang tulus mendapat balasan

Mewujudkan kepedulian atas dasar cinta kasih tanpa batas

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 Desember 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 19 Desember 2016
Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -