Ceramah Master Cheng Yen: Ketulusan adalah Resep Mujarab

Saya yakin bahwa semua orang bersungguh hati, berdoa dengan tulus, dan bervegetaris setiap harinya. Asalkan kita mengembangkan cinta kasih dan mencurahkan perhatian, saya yakin kita dapat meredam wabah ini.

Dalam menghadapi koronavirus, orang-orang merasa terancam dan takut. Namun, khawatir dan takut tak ada gunanya.

Saya terus mengingatkan semua orang untuk membangkitkan ketulusan, bervegetaris, dan menenangkan batin. Sungguh, batin yang tenang mampu membangkitkan ketulusan. Inilah kekuatan terbesar sekaligus resep mujarab. Kita harus meyakininya. Keyakinan ialah akar dari segala pahala. Kita harus memiliki keyakinan dan menerapkan ketulusan ini dalam perbuatan kita. Kita harus melakukan tindakan nyata untuk berdoa dengan tulus bagi mereka yang dilanda bencana. Lihatlah ketekunan dan semangat insan Tzu Chi.

Beberapa waktu lalu saya berkata bahwa kita harus meluangkan waktu pada siang hari untuk melakukan doa Bersama sehingga gema doa yang penuh kebajikan dan ketulusan ini menjangkau para dewa dan Bodhisattva. Setelah saya menyerukannya, mereka segera mulai menjalankannya. Kita dapat melihat bahwa mereka semua berdoa dengan penuh ketulusan. Mereka juga mengimbau orang-orang untuk bervegetaris.

Wabah COVID-19 ini membuat manusia tidak berdaya dan tidak dapat dihentikan dengan kekuatan fisik manusia. Ini hanya dapat dihentikan dengan kekuatan batin, yakni ketulusan.

 

Kita dapat melihat di pusat cuci darah kita di Malaysia, saat tiba waktunya doa bersama, mereka akan menghentikan aktivitas sejenak. Tidak peduli menganut agama apa, semua orang bersatu hati dan berdoa. Melihat ini, saya merasa tersentuh. Jika semua orang di dunia memiliki ketulusan seperti ini, saya yakin bahwa wabah ini dapat segera diredam.

Saya ingin menyerukan ini sekali lagi.

Saya juga berharap semua orang dapat bersatu hati. Lihatlah, guru-guru juga membimbing para murid untuk berdoa bersama pada siang hari. Para murid juga berdoa di rumah. Kedua kakak beradik ini, terutama sang kakak, mengikuti bimbingan gurunya dan berdoa dengan tulus dalam keseharian. Kai-en sangat hebat. Dia mengingat perkataan ibu guru untuk berdoa setiap hari.

“Kami berdoa pada hari masuk sekolah, seperti Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat. Saya akan berdoa sebelum makan malam dan sebelum tidur semoga bakteri bisa hilang,” kata Mackenzie Goh Murid Sekolah Internasional Tzu Chi Kuala Lumpur, Malaysia.

“Saya melihat kebajikan yang murni dalam dirinya. Artinya, dia berharap dengan berdoa setiap hari, virus ini dapat diredam,” kata Seng Siaw Wei Ibu Mackenzie Goh.

“Meski tidak ada koronavirus di dunia, kita tetap tidak boleh memakan hewan. Jika kita berhenti membunuh hewan, ini akan sangat baik,” tutup Mackenzie Goh.

 

Dia selalu berdoa dengan tulus. Lewat nyanyian, dia mendoakan dunia terbebas dari bencana. Ayahnya adalah umat Kristen Katolik dan ibunya adalah seorang ateis. Namun, di sekolah dia mengikuti guru-guru berdoa dengan tulus sesuai ajaran Buddha. Anak ini menginspirasi orang tuanya yang merupakan ateis dan umat Kristen Katolik. Melihat ketulusannya, tanpa disadari orang tuanya juga berdoa dengan tulus bersamanya. Orang tuanya juga tersentuh melihat ketulusannya.

Dengan kekuatan cinta kasih, kita dapat membimbing dan menginspirasi orang lain. Jadi, kita hendaknya sepenuh hati mengembangkan kekuatan cinta kasih.

Bodhisattva sekalian, setiap hari, kita dapat melihat sifat hakiki yang baik dalam diri setiap orang. Hanya saja, mereka tidak sadar dan tidak mampu mempraktikkannya. Ada yang tidak sadar, ada juga yang sadar, tetapi tidak mampu mempraktikkannya. Ini sungguh disayangkan. Semoga insan Tzu Chi dapat mempraktikkan kebajikan.

Selama lebih dari 50 tahun, kita telah menjalankan misi dan melalui segala rintangan dalam menapaki Jalan Bodhisattva. Kita mampu menjalankan berbagai misi Tzu Chi, apa kita tidak mampu bervegetaris? Kita hanya perlu mengubah pola pikir dan mempraktikkan cinta kasih.

 

Saat kita tidak makan daging, berarti kita telah bervegetaris. Dengan bervegetaris, secara tidak langsung, kita juga melindungi kehidupan. Untuk melindungi kehidupan dan berhenti membunuh, kita hanya perlu mengendalikan nafsu makan. Marilah berbuat kebajikan lewat mulut.

Saya terus menyerukan bertutur kata baik, berbuat baik, dan berpikiran baik. Tiga kebaikan ini harus dijalankan sekaligus. Untuk bertutur kata baik, kita harus berpikiran baik. Saat kita bertutur kata baik dan berpikiran baik, kita pasti akan berbuat baik. Jadi, dengan mengendalikan nafsu makan, perbuatan dan pikiran kita juga akan mengarah pada kebajikan. Kita dapat memulainya dari bervegetaris.

Kita harus mempraktikkan kebajikan agar masyarakat menjadi harmonis dan semua orang hidup tenteram. Jadi, untuk meredam wabah kali ini, semua orang harus berpikiran baik agar bisa terus berbuat baik. Berbuat baik berarti memupuk berkah dan pahala. Dengan adanya berkah dan pahala ini, barulah kita bisa mendoakan ketenteraman dunia. Ini membutuhkan usaha dari kita semua.

Bervegetaris demi melindungi kehidupan
Mengembangkan cinta kasih dan welas asih untuk memupuk berkah dan pahala
Mempraktikkan tiga kebaikan sekaligus demi meredam bencana
Ketulusan batin adalah resep mujarab

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 Maret 2020 
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 14 Maret 2020
Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -