Ceramah Master Cheng Yen: Keyakinan, Ikrar, dan Praktik dalam Melestarikan Lingkungan

Kali ini, di Kaoshiung, saya melihat banyak sekali relawan. Beberapa hari ini, saya terus mendengar berbagai cerita pengalaman relawan yang dengan segenap hati menjalankan Tzu Chi di tengah masyarakat. Cerita setiap relawan sangat mengharukan.

Di Kaoshiung, relawan yang paling senior bergabung di Tzu Chi sejak 40-an tahun lalu. Tzu Chi Kaoshiung dimulai dari satu relawan, kemudian dua, tiga, sampai menjadi tak terhingga. Para relawan  terus membina ketulusan, kebenaran, dan kesungguhan. Dengan ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan, mereka menyampingkan karier mereka sendiri dan mengedepankan misi Tzu Chi. Dengan sepenuh hati, mereka mendengarkan kata-kata saya dan bersumbangsih sebagai Bodhisatwa di tengah masyarakat.

Setiap hari, pada setiap sesi pertemuan, saya terus mendengar cerita relawan. Saya rasa, inilah tujuan Buddha datang ke dunia, yaitu mengajarkan praktik Bodhisatwa. Buddha datang ke dunia demi satu tujuan mulia. Inilah yang dikatakan Buddha.

Buddha mengatakan bahwa Beliau datang ke dunia demi satu tujuan mulia, yaitu mengajarkan praktik Bodhisatwa. Benar, dunia membutuhkan Bodhisatwa. Mengapa begitu? Karena banyak penderitaan di dunia. Pada masa Buddha, Beliau mengatakan bahwa di masa depan kekeruhan di dunia akan semakin menebal. Ini disebut Lima Kekeruhan.

 

Insan Tzu Chi menghadiri UNFCCC-COP25 untuk memahami perubahan iklim yang terjadi, masa depan kehidupan kita, dan bagaimana manusia menghadapi lingkungan ini ke depannya. Inilah alasan kita menghadiri UNFCCC-COP25.

Dua staf muda Tzu Chi yang menghadiri UNFCCC-COP25, berasal dari luar Taiwan, yang satu berasal dari Singapura dan yang lainnya berasal dari Filipina. Kedua anak ini berdedikasi di Tzu Chi. Saat saya ingin melakukan sesuatu, mereka berinisiatif untuk melihat dunia  dari perspektif kaum muda. Mereka mendengar perkataan  dan arahan saya dalam melakukan pengembangan.

Sebelum mereka berangkat, saya berkata kepada mereka, “Pelestarian lingkungan berhubungan erat dengan perubahan iklim. Jadi, kalian perlu banyak mensosialisasikan tentang pelestarian lingkungan di sana. Bawa pena hasil daur ulang ini.” Saya meminta mereka membawanya.

Saya sangat bersyukur. Satu replika pena botol plastik besar itu dapat membuat empat buah pena. Ini adalah hasil karya insan Tzu Chi yang memperhatikan pelestarian lingkungan dan melakukan daur ulang. Sumber daya yang dikumpulkan kita gunakan dan manfaatkan kembali dengan sebaik-baiknya.


Banyak sekali sumber daya yang dapat dimanfaatkan kembali menjadi barang baru yang dekat dengan kehidupan kita dan dapat digunakan dalam keseharian. Kita bahkan dapat membuat lantai plastik. Barang hasil daur ulang juga mudah digunakan.

Banyak sampah dibuang begitu saja sehingga menumpuk. Sampah-sampah ini pun tak kunjung habis jika ingin didaur ulang. Kita harus mengurangi sampah dan memilih barang yang dapat digunakan kembali. Inilah cara kita  menghadapi kondisi lingkungan dalam kehidupan saat ini. Untuk itu, kita harus bersungguh-sungguh. Bersungguh hati saja tidak cukup, kita harus giat mempraktikkannya. Relawan daur ulang bersungguh hati dan giat mempraktikkannya. Inilah bentuk keyakinan, ikrar, dan praktik.

Kini, di hadapan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kita telah menjadi pusat perhatian. PBB memperhatikan kegiatan daur ulang kita. Kita tidak hanya berbicara mengenai daur ulang di UNFCCC-COP25, tetapi juga menunjukkan hasilnya. Pakaian, sepatu, dan ikat pinggang yang ditunjukkan adalah hasil daur ulang dari sampah yang telah dipilah dan dibersihkan. Sampah yang telah dibersihkan dapat didaur ulang menjadi barang baru.


Saya sangat berterima kasih atas kesungguhan kalian. Untuk melindungi Bumi, melawan perubahan iklim, dan meredam pemanasan global, kita melakukan daur ulang dan mengedukasi banyak orang dengan membawa hasilnya ke UNFCCC-COP25. Tidak cukup jika hanya kita yang mendaur ulang. Kita harus mengedukasi seluruh dunia dengan memberi contoh dan memberi pemahaman mengenai pentingnya daur ulang. Para relawan daur ulang, mari terus melestarikan lingkungan di tengah masyarakat. Ini merupakan hal baik.

Kini kita juga merawat para orang lanjut usia (Lansia) dalam jangka panjang. Membahas mengenai Lansia, saya juga merupakan salah satunya. Ke mana arah tujuan bagi Lansia?

Kini, saya sangat bersyukur. Beruntung, sejak 50-an tahun lalu, saya membangun jalan Tzu Chi sehingga saya dapat menapakinya dan tidak akan menyimpang. Para relawan Lansia, kalian juga sama. Saya menggalakkan kegiatan daur ulang dan kalian telah membantu saya untuk mengubah sampah menjadi emas, emas menjadi cinta kasih, sehingga cinta kasih menjadi aliran jernih yang mengelilingi dunia.

Melakukan daur ulang tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga dapat melindungi Bumi dan dapat memanfaatkan sumber daya alam. Yang terpenting, kalian telah menjadi teladan. Kita telah mewariskan tanah suci yang luas dan udara bersih bagi anak cucu kita, juga bagi diri kita sendiri sehingga kesehatan semua orang lebih terjaga. Ini sangatlah penting.

Seluruh dunia telah dipenuhi oleh Lima Kekeruhan
Mengedukasi seluruh dunia untuk melestarikan lingkungan
Giat melakukan daur ulang dengan tekad yang tidak menyimpang
Menjadi teladan dan menyebarkan aliran jernih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 26 Desember 2019    
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 28 Desember 2019
Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -