Ceramah Master Cheng Yen: Keyakinan, Ikrar, dan Praktik dalam Pendidikan Pelestarian Lingkungan
“Saya lebih lamban. Tiga tahun lalu, saya jatuh dan kaki saya patah. Orang lain berkata, "Kamu mau bagaimana? Kamu tidak bisa berjalan. Kamu harus dirawat oleh orang lain." Saya bilang saya tidak ingin dirawat orang lain. Saya masih mau bersumbangsih. Saya harus bisa berdiri, berjalan, dan berlari lagi. Saya mau mengikuti langkah Master. Begitu sudah benar,” kata Zhou Rui, Relawan pelestarian lingkungan berusia 71 tahun.
Baik, saya mendoakanmu.
“Sejak 1993, saya bersumbangsih di posko daur ulang,” tambah Zhou Rui.
“Hingga kini, sekelompok relawan, termasuk A-rui, tidak pernah mundur dalam tekad. Dia kini menggunakan alat bantu jalan 4 kaki.
Dia mengumpulkan barang daur ulang di jalan dan gang-gang. Setiap minggu hasilnya dapat memenuhi truk bermuatan 3,5 ton. Dia sangat bersungguh hati. Relawan lain yang melihatnya juga mengikutinya. Tetangganya juga ada yang kakinya sakit dan tidak leluasa bergerak. Melihatnya tetap bersumbangsih meski tak leluasa, tetangganya ikut membantu dengan sungguh-sungguh. Jadi, di posko daur ulang ini, dia telah membimbing sekelompok relawan,” jelas kata Zhang Yu-mei, relawan Tzu Chi.
Kamu telah menjadi teladan.
“Saya bergabung di Tzu Chi karena diajak oleh kakak saya. Saya bangun pukul setengah empat subuh. Saya mulai mengumpulkan barang daur ulang, kemudian mengikuti ceramah pagi Master. Setelahnya, saya mulai memilah barang daur ulang. Kadang saya juga membantu tim konsumsi. Kadang saya juga bersih-bersih. Ketua ingin saya membantu di mana, saya akan membantu. Kaki kakak saya kurang sehat sehingga harus berjalan tertatih-tatih. Dia berjalan dengan tongkat dan naik bus menuju posko daur ulang di Dongda. Relawan lain yang melihat berkata bahwa kita harus sungguh-sungguh bersumbangsih. Melihat keteladanan darinya, semua orang sungguh-sungguh bersumbangsih,” kata He Jin-man, relawan Tzu chi.
“Orang lain berkata, "Kamu tidak bisa membaca, bagaimana menjadi anggota komite Tzu Chi?"
Saya berkata, "Saya kerjakan bagian yang tidak perlu menulis.Melakukan daur ulang tidak perlu menulis."
Tak apa tak bisa membaca, yang penting memahami prinsip kebenaran. Kita terus bersumbangsih; bukan hanya bicara, melainkan menjalankan kebenaran.
Berapa usia kalian?
“Kakak saya 85 tahun, saya 81 tahun,” jawab He Jin-man.
Sehat selalu. Saya mendoakanmu.
Bodhisatwa sekalian, semua orang sangat gembira. Saya juga sangat gembira mendengar semua orang memiliki tekad dan arah yang benar. Kalian memiliki hati yang sama dengan saya dan berjalan di arah yang sama dengan saya. Dari kehidupan ke kehidupan, kalian hendaknya mengikuti saya berjalan di Jalan Bodhisatwa.
Jalan Bodhisatwa adalah ajaran Buddha yang harus kita praktikkan. Ini adalah arah yang ditunjukkan Buddha bagi kita. Kita harus memahami bahwa dunia tidaklah kekal. Kehidupan memiliki batas, entah puluhan tahun atau seratus tahun. Waktu terus berlalu. Saya harus memanfaatkan saat ini, saat saya masih dapat berbicara, untuk terus berbicara mengenai isi hati saya, harapan saya terhadap kalian, dan arah yang harus kita tempuh. Kalian harus segera membangkitkan keyakinan.
Ke mana saya melangkah, kalian mengikuti langkah saya. Saya yakin saya tidak salah jalan. Jadi, kalian tinggal mengikuti saya. Kita mengikuti Jalan Bodhisatwa yang diajarkan Buddha. Jalan Bodhisatwa berarti menjawab kebutuhan dunia. Apa yang paling dibutuhkan dunia saat ini, kita harus segera terjun untuk menyediakannya. Kita harus melakukan hal-hal yang dibutuhkan. Apa yang dibutuhkan hendaknya segera kita lakukan.
Kini dunia tengah mengalami perubahan iklim. Bumi sedang mengalami pemanasan global. Jadi, kita harus meningkatkan ketulusan. Kita harus mawas diri dan tulus setiap hari. Kebaikan harus kita lakukan, tetapi bukan hanya kita yang melakukan, karena kekuatan kita saja tidaklah cukup. Kita harus menggalang lebih banyak Bodhisatwa.
Kita harus memberi tahu semua orang bahwa pelestarian lingkungan berkaitan erat dengan iklim. Kita semua harus tulus dan bersama-sama melestarikan lingkungan. Jangan sembarang membuang sampah plastik. Di meja kalian terdapat kerajinan tangan dari plastik. Semua itu adalah karya seni hasil daur ulang. Semuanya sangat indah.
Misi pelestarian lingkungan Tzu Chi telah memiliki pencapaian selama 30 tahun dan bukan semata-mata pencapaian yang berwujud. Saya mendengar kalian begitu harmonis dan bahagia dalam menjalankan pelestarian lingkungan. Saya merasa ini adalah pencapaian terbesar dalam kehidupan saya. Saya mengimbau orang-orang untuk menjalankan pelestarian lingkungan dengan kedua tangan masing-masing.
Tiga puluh tahun lalu, bagaimana saya mengimbau semua orang? Saya meminta semua orang untuk melakukan daur ulang dengan tangan yang saat itu tengah bertepuk tangan. Saat saya berbicara,
orang-orang hanya bertepuk tangan. Saat itu, saya merasa suara tepukan tangan hanya memotong pembicaraan saya. Jadi, saya mengimbau semua orang untuk melakukan daur ulang dengan kedua tangan mereka.
Dalam sekejap, kata-kata saya di Taichung kala itu kini telah membuahkan pencapaian bagi misi pelestarian lingkungan di Taichung. Kini kita telah melihat pencapaian 30 tahun misi pelestarian lingkungan Tzu Chi. Tahun ini kita akan memperingati 30 tahun misi pelestarian lingkungan. Kita semua harus mengulurkan tangan dan menggali ide.
Kreasi apa yang bisa dibuat? Kalian bisa mencari ide sekreatif mungkin. Baik kakek, nenek, maupun buyut, semua bisa melakukannya. Anak kecil juga bisa melakukannya. Bagus atau tidak bukan masalah. Yang penting semua orang berkreasi. Jadi, sesuai pikiran dan ide kalian, kalian bisa berkreasi untuk membuat barang-barang hasil daur ulang yang dapat dipamerkan pada peringatan 30 tahun misi pelestarian lingkungan.
Dalam membimbing semua makhluk, Buddha juga menggunakan metode terampil. Terlebih saat ini, sampah adalah masalah besar bagi Bumi ini. Kita sesungguhnya dapat mengurangi jumlah sampah dengan melakukan daur ulang atau penggunaan kembali. Semua ini dapat kita lakukan.
Kita dapat membangkitkan kesadaran global bahwa sampah telah membawa pencemaran yang parah bagi bumi dan udara. Kita harus mengubah sampah menjadi barang-barang yang berguna kembali dan lebih berkualitas. Inilah keteladanan yang harus kita bangun. Setiap orang dari kita dapat menjadi teladan bagi setiap negara.
Meski kalian mengaku tak dapat membaca, tak apa, yang penting kalian memahami kebenaran. Jangan berkata kalian tak bisa membaca. Saya pasti mengatakan bahwa yang penting ialah memahami prinsip kebenaran. Namun, memahami saja tiada gunanya. Kita harus mempraktikkannya. Inilah prinsip kebenaran yang paling nyata.
Intinya, kita harus memanfaatkan waktu dan menghargai kehidupan kita. Namun, kita tidak boleh melekat. Kehidupan tak lepas dari hukum alam. Kita harus menggunakan hati kita. Kita harus membuka hati.
Lihatlah, banyak orang yang menderita di dunia. Ya, terlahir ke dunia ini, manusia kerap tak kuasa mengontrol penderitaan. Meski tiada orang yang suka dengan kondisi itu, tetapi mereka juga tak dapat menghindar. Ajaran Buddha berbicara tentang hukum sebab akibat. Hukum sebab akibat ini tak dapat dihindari. Namun, kita dapat menggenggam jalinan jodoh pada kehidupan sekarang untuk membangkitkan keyakinan, berikrar, dan menjalankan praktik nyata.
Saya sungguh berterima kasih. Saya senang menerima semua ini. Selama 30 tahun, misi pelestarian lingkungan Tzu Chi sedikit banyak dapat membantu Bumi untuk menjadi lebih bersih. Pengaruh terbesar ialah dapat membimbing orang dan membuat dunia internasional tahu apa yang dapat dan telah kita lakukan untuk melestarikan lingkungan. Ini adalah sebuah pendidikan. Terima kasih atas kekuatan cinta kasih kalian yang besar.
Pendidikan
pelestarian lingkungan menciptakan keteladanan
Menggalang
Bodhisatwa untuk bersumbangsih bersama
Menggenggam
waktu dalam kehidupan untuk giat bersumbangsih
Mengikuti
langkah Master dari kehidupan ke kehidupan
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 20 Januari 2020