Ceramah Master Cheng Yen: Kitab Suci Selamanya Membawa Manfaat bagi Dunia


Kita bisa melihat bahwa teknologi dapat dimanfaatkan untuk menelusuri sejarah dan menyebarkan keyakinan. Umat Islam juga terjun ke tengah masyarakat untuk membimbing sesama. Dahulu, ada Al-Qur'an yang ditenun atau disalin dengan tangan. Sama seperti saya, pada masa-masa awal meninggalkan keduniawian dan melatih diri, saya juga menyalin Sutra dengan mengukirnya di pelat tembaga dan menulis dengan mopit. Demikianlah saya berlatih. Singkat kata, kumpulan kata-kata yang bernilai bisa menjadi Sutra.

Selain mengoleksi Sutra Buddha, saya juga ingin mengoleksi kitab suci agama lain agar dapat mewariskannya kepada generasi penerus dan prinsip kebenaran di dalamnya dapat tersebar di dunia. Kitab suci patut dikoleksi dan disebarluaskan. Ajaran yang bisa diterima setiap orang berbeda-beda sesuai kapasitas dan jalinan jodoh masing-masing. Saya selalu berharap dapat menyatukan semua orang yang berbeda-beda.

Pada tahun 2020, Relawan Hu mengantarkan Al-Qur'an ke Griya Jing Si. Saat itu, dia memberikan dua Al-Qur'an. Satu Al-Qur'an sudah berusia 500 tahun, sedangkan Al-Qur'an lainnya berusia 20 tahun. Al-Qur'an yang berusia 500 tahun ini merupakan kitab suci yang patut dikoleksi dan sangat berharga bagi agamanya. Namun, jika tidak direstorasi, ia akan perlahan-lahan lapuk.


Berkat kemajuan teknologi sekarang, kitab suci ini dapat dipertahankan dan terus diwariskan. Kitab suci yang telah direstorasi ini hendaknya dapat diwariskan hingga ratusan tahun, bahkan ribuan tahun mendatang. Al-Qur'an yang berusia 500 tahun ini dikirimkan ke Perpustakaan Nasional Taiwan. Mei-wen beserta timnya merestorasi Al-Qur'an ini dengan sepenuh hati dan teliti. Setelah disikat bersih, restorasi pun dimulai. Ini membutuhkan keterampilan dan ketelitian.

Ada sebagian tulisan yang hilang karena sobek. Dia dengan teliti menambal bagian yang sobek. Saat menyentuhnya, saya tidak merasakan bekas ditambal. Setiap halaman bagaikan menyatu dengan kertas baru yang digunakan untuk menambalnya. Saya melihat dengan mata saya sendiri bagaimana halaman asli dilekatkan pada kertas baru, tetapi tidak terasa saat disentuh karena semuanya sangat mulus. Hasilnya bagaikan hanya selembar kertas. Meski menjadi agak tebal, tetapi tidak terasa bahwa itu adalah dua lembar yang dilekatkan menjadi satu. Keterampilan tangan mereka sungguh mengagumkan.

Relawan Hu sangat bersungguh hati. Berhubung saya ingin mengoleksi Al-Qur'an tersebut, dia pun kembali ke Turki. Kabarnya, mereka berkendara menempuh jarak yang sangat jauh demi menemukan kotak-kotak ini. Di kotak-kotak ini terdapat ukiran tiga dimensi yang sangat halus. Kedua kotak ini akan digunakan untuk menyimpan Al-qur'an yang berusia 500 tahun dan salinannya yang berusia 20 tahun. Kedua kotak ini diantarkan ke Griya Jing Si dari Turki. Saya sangat bersyukur. Dengan keterampilan yang luar biasa, tim Perpustakaan Nasional Taiwan telah merestorasi Al-Qur'an ini. Ini sangat mengagumkan.


Isi Al-Qur'an dan Sutra Buddha sama-sama mengajarkan kebenaran. Ia juga mengatakan bahwa manusia telah menciptakan banyak dosa dan harus bertobat. Setiap orang hendaknya bertobat karena menciptakan dosa. Bukankah ajaran Buddha juga mengatakan bahwa manusia telah menciptakan banyak karma buruk? Karma buruk sama dengan dosa. Kita hendaknya bertobat atas karma buruk yang telah diciptakan. Sungguh, kita harus bertobat. Atas segala karma buruk yang kita ciptakan dahulu, kita harus bertobat dengan tulus sekarang. Seiring berlalunya hari demi hari, kita harus bertobat dengan sungguh-sungguh.

Kemarin, saya juga meminta kepala perpustakaan untuk membantu saya merestorasi Sutra Bunga Teratai ini. Saya mendapatkan Sutra Bunga Teratai ini sebelum meninggalkan keduniawian. Saat meninggalkan rumah, saya tidak membawa apa pun selain Sutra Bunga Teratai yang terdiri atas 7 bagian. Sutra Bunga Teratai ini telah mendampingi saya selama bertahun-tahun.


Saya mempelajari Sutra Bunga Teratai, menyalin Sutra Bunga Teratai, dan menyebarkan Sutra Bunga Teratai. Saya menyalinnya dengan berbagai cara, seperti mengukirnya di pelat tembaga dan menulisnya dengan mopit. Semuanya adalah hasil salinan saya. Seumur hidup saya tak luput dari Sutra Teratai. Kemarin, saya mengeluarkannya dan ada bagian yang terlepas begitu dibuka. Sebelumnya, saya tidak berani menyentuhnya. Kini, saya bisa merasa tenang karena telah mengirimkannya ke Perpustakaan Nasional Taiwan untuk direstorasi. Saya akan menantinya kembali.

Menyambut kembalinya Sutra yang paling berharga dalam hidup saya ini bagai menyambut kembali jiwa kebijaksanaan saya. Saya berharap Sutra ini bisa diwariskan hingga kehidupan mendatang saya. Kehidupan mendatang saya mungkin hanya berjarak beberapa tahun. Dengan adanya jalinan jodoh, saya mungkin bisa menyentuh Sutra Bunga Teratai ini lagi.   

Menyalin Sutra dan membentangkan jalan agung
Mewariskan Sutra untuk menyucikan hati manusia
Merestorasi kitab suci dengan teknologi dan keterampilan
Meneruskan jiwa kebijaksanaan dan mewariskan Dharma hingga selamanya

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 06 Juni 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 08 Juni 2023
Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -