Ceramah Master Cheng Yen: Kondisi Batin yang Hening dan Menakjubkan

“Setiap hari, anak saya hanya makan bubur dengan kecap. Kami sangat bersyukur bisa bertemu dengan orang baik seperti ini. Masih ada banyak orang kurang mampu yang membutuhkan bantuan,” kata Dana, seorang tenaga kerja asing.

Kita bisa melihat kondisi kehidupan orang-orang di tempat yang jauh dari kita. Dalam beberapa hari ini, insan Tzu Chi di berbagai negara melaporkan kasus yang mereka tangani. Mereka berbagi tentang apa yang mereka lihat saat mengantarkan barang bantuan.

Saya melihat banyak penderitaan. Banyak orang yang hidup dalam kondisi sulit. Dalam telekonferensi beberapa hari lalu, saya melihat laporan insan Tzu Chi Malaysia tentang sebuah tempat yang disebut orang-orang sebagai daerah hitam. Warga sudah tinggal di sana selama beberapa generasi. Sebagian besar warga tidak berkewarganegaraan. Mereka tinggal di bangunan liar di atas laut.

Di sana, kita melihat anak-anak berkumpul sekelompok demi sekelompok. Apa yang mereka lakukan? Mereka sepertinya sedang bermain kartu dan bermain kerikil dengan sedikit uang sebagai taruhan. Saya sangat tidak tega melihatnya.

Saat warga berjalan beriringan, satu orang berjalan di depan dan yang lain mengikuti dari belakang. Mereka bukan melangkah seperti ini, melainkan seperti ini. Mereka sepertinya sudah terbiasa berjalan seperti itu. Namun, orang yang berkunjung ke sana merasa sangat takut karena setiap langkah sangat berbahaya. Kita yang hanya melihat juga merasa bahwa sulit untuk melintasinya.

 

Bagi orang luar seperti kita, kita tidak terbiasa hidup di lingkungan seperti itu. Namun, di sanalah mereka hidup. Bagi kita yang tidak tinggal di sana, saat cuaca dingin, kita tidak berani keluar rumah; saat cuaca panas, kita bersembunyi di dalam ruangan yang menggunakan pendingin ruangan. Namun, di sana, saat cuaca dingin, tidak ada tempat untuk menghangatkan badan. Di bawah rumah mereka ada air laut yang kotor. Mereka sungguh kasihan.

Mereka membutuhkan insan berhati mulia untuk membimbing mereka agar anak-anak bisa mengenyam pendidikan. Lihatlah, setelah 2 hingga 3 tahun, anak-anak telah berubah. Kini mereka belajar dengan tekun. Inilah yang disebut memperbaiki kehidupan. Setelah beberapa waktu, dengan kemampuan sendiri, mereka juga bisa hidup damai dan bahagia.

Kini, jika mereka bisa membersihkan lingkungan dan menjalani hidup dengan sungguh-sungguh, saya yakin yang akan terlihat di sana adalah laut yang biru dan langit yang cerah. Itu akan menjadi lingkungan yang hening dan menakjubkan. Asalkan ada orang yang bersedia untuk memberikan bantuan dan bimbingan, warga setempat akan perlahan-lahan berubah hingga bisa hidup damai dan bahagia di lingkungan yang hening dan menakjubkan.

Bumi ini adalah rumah mereka dan mereka hidup di atas laut. Mereka butuh waktu untuk berubah secara perlahan. Jadi, orang yang dipenuhi berkah hendaknya senantiasa menyadari berkah dan kembali menciptakan berkah. Sekelompok relawan Tzu Chi yang selalu menyadari berkah dan kembali menciptakan berkah mengetahui kondisi warga di sana. Karena itu, mereka sangat bersungguh hati dan akan terus memberikan bantuan.

 

Jadi, di dunia ini, ingin hidup damai dan bahagia di lingkungan yang hening dan menakjubkan tidaklah mudah. Kita harus menyadari berkah. Apa yang harus kita lakukan untuk selamanya meredam masalah duniawi dan memutus keinginan untuk menciptakan keterikatan? Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus menyadari berkah.

Namun, di dunia ini terdapat banyak masalah. Inilah ketidaksempurnaan. Jika kita bisa menghindari pertikaian dengan semua orang dalam segala hal di dunia ini, kita bisa selamanya meredam masalah duniawi. Dengan demikian, tidak akan ada masalah. Namun, sesuai ajaran Buddha, kita yang hidup di dunia ini harus terjun ke masyarakat untuk menjangkau semua makhluk yang menderita.

Bodhisatwa datang ke dunia ini untuk menjangkau semua makhluk yang menderita. Dunia ini penuh dengan penderitaan. Berhubung tidak tega melihat penderitaan, kita terjun ke tengah masyarakat sehingga menjalin jodoh dengan mereka. Di tengah masyarakat, kita mengulurkan tangan bagi yang membutuhkan.

“Mengapa kamu begitu bersusah payah? Apakah ada orang yang bisa merawatmu?”

Jika dia memiliki anggota keluarga yang kehilangan kontak, kita akan berusaha menemukan mereka dan menasihati mereka untuk lebih sering mengunjungi dan memperhatikannya. Jika tidak bisa menemukan anggota keluarganya, para relawan Tzu Chi akan sering mencurahkan perhatian dan mengantarkan kebutuhan sehari-hari untuknya agar dia bisa hidup tenang.

 

Apakah ini yang disebut terikat jalinan jodoh? Kita tadinya tidak mengenalnya. Meski tidak mengenalnya, kita berusaha membantunya menemukan anggota keluarganya. Kemudian, kita menjadi mengenalnya dan tahu tentang kisah hidupnya. Kita tahu tentang kondisinya dahulu dan kini, dia kekurangan dan jatuh sakit. Jadi, kita harus terus mencurahkan perhatian padanya. Meski ini termasuk terikat jalinan jodoh, tetapi dengan hati Bodhisatwa, kita hanya mengkhawatirkannya, tidak diliputi noda batin.

Noda batin timbul akibat adanya nafsu keinginan dan kemelekatan pada memperoleh dan kehilangan. Tanpa adanya nafsu keinginan dan kemelekatan pada memperoleh dan kehilangan, kita tidak akan diliputi noda batin. Kita bersumbangsih bagi semua makhluk dengan mengerahkan seluruh kekuatan kita.

Saat mendapati kesulitan orang-orang, kita membantu mereka semampu kita. Ini merupakan cinta kasih yang murni. Tidak ada noda batin yang timbul karena kita menjalin jodoh dengan orang lain. Jadi, kasih sayang Bodhisatwa berbeda dengan kasih sayang makhluk awam. Bodhisatwa bersumbangsih tanpa pamrih sehingga tidak melekat pada memperoleh dan kehilangan.

Memperbaiki kehidupan orang-orang agar mereka bisa hidup damai
Menyadari berkah dan menghindari pertikaian untuk selamanya meredam masalah duniawi
Bodhisatwa terjun ke masyarakat untuk merangkul makhluk yang menderita
Bodhisatwa bersumbangsih dengan cinta kasih yang murni

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 Juni 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 22 Juni 2020
Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -