Ceramah Master Cheng Yen: Maju Selangkah demi Selangkah untuk Menghimpun Kekuatan


“Apakah berdonasi memengaruhi kehidupanmu?’,”
tanya salah seorang relawan Tzu Chi.

“Tidak. Saya menyisihkan uang ke dalam celengan bambu setiap hari. Saya telah cukup lama melakukannya. Saya tidak tahu berapa banyak uang di dalamnya. Semuanya saya donasikan kepada kalian untuk menolong orang lain,” kata Ruos Huot warga penerima bantuan.

“Ada banyak penerima bantuan yang merupakan kaum lansia, perempuan, dan anak-anak. Sama seperti saya, kehidupan mereka juga sulit. Karena itu, saya bersedia datang ke sini untuk membantu,” kata Run Samoeun relawan.

“Meski tidak memiliki banyak uang, mereka bersedia berdonasi. Cinta kasih seperti ini sungguh luar biasa,” kata Li Huai-zhi relawan.

“Kami berjanji pada mereka untuk mengirimkan cinta kasih ini ke Hualien. Kali ini, kami juga berdoa bersama. Semoga warga Taiwan dapat melewati bencana gempa ini dengan selamat,” kata Xie Ming-xun relawan Tzu Chi Kamboja.

Sejak lebih dari 50 tahun yang lalu, kita menggalakkan praktik celengan bambu hingga kini. Segala sesuatu yang kita lakukan tak luput dari kebajikan dan cinta kasih. Empat Misi Tzu Chi tak luput dari kebajikan dan cinta kasih. Inilah arah yang benar. Saya sering mengulas tentang ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan. Dengan hati yang tulus, kita memulai langkah dari misi amal. Setelah menjalankan misi amal, kita juga mengembangkan misi kesehatan. Dari misi amal hingga misi kesehatan, semuanya kita jalankan dengan hati yang bajik.

Saat menjalankan misi amal, kita melihat kemiskinan dan penyakit. Kemiskinan membutuhkan misi amal, sedangkan penyakit membutuhkan misi kesehatan. Namun, untuk menjalankan misi kesehatan, kita membutuhkan dokter dan perawat. Karena itu, kita pun memulai misi pendidikan. Kita mendirikan Akademi Keperawatan Tzu Chi pada lebih dari 30 tahun yang lalu. Betapa cepatnya waktu berlalu. Bagaimana hendaknya kita berjalan dan sejauh apa jarak yang bisa kita tempuh?


Saya telah mengatakan bahwa perjalanan ribuan kilometer dimulai dari langkah pertama. Sebatang pohon besar pun berasal dari sebutir benih yang kecil. Jadi, pohon besar berasal dari benih kecil; perjalanan ribuan kilometer dimulai dari langkah pertama. Singkat kata, kita harus memiliki tekad.

Dalam melakukan perjalanan panjang, yang paling ditakutkan ialah menyimpang dari arah yang benar. Kita harus bersiteguh menuju arah yang benar. Sesungguhnya, berjalan sendirian atau berjalan secara berkelompok lebih cepat?

Saat berjalan sendirian, kita mudah merasa lelah dan membutuhkan ketahanan fisik dan batin. Jika ada yang berjalan bersama kita, kita akan mengobrol hingga tidak memperhatikan seberapa jauh kita telah berjalan. Inilah manfaat dari berjalan secara berkelompok. Karena itulah, dikatakan bahwa dengan adanya banyak orang, pekerjaan lebih mudah diselesaikan.

Akan tetapi, saat ada banyak orang, juga akan ada pendapat yang berbeda-beda. Karena itu, kita harus memiliki ketahanan. Jika tidak, berbagai pendapat yang berbeda akan menghambat kita untuk menyatukan hati dan menghimpun kekuatan. Jika demikian, akan sangat sulit bagi kita untuk menjalankan tugas kita. Jadi, apakah banyak orang membuat pekerjaan lebih mudah diselesaikan? Belum tentu. Namun, tenaga manusia tetap dibutuhkan. Apakah yang harus kita lakukan? Kita harus menerapkan semangat budaya humanis yang dilandasi ketulusan.

Kita hendaknya bertindak dengan ketulusan dan memberi keteladanan. Dengan memulainya dari diri sendiri, kita dapat menginspirasi keluarga, komunitas, dan masyarakat. Kita terus menyebarkannya secara perlahan. Ini bagaikan riak-riak air yang ditimbulkan oleh setetes air. Saat setetes air terjatuh di atas permukaan air yang jernih, timbullah riak-riak air yang terus meluas. Riak air ini menunjukkan pola yang teratur dan indah. Asalkan airnya jernih, riak yang ditimbulkan akan sangat teratur.


“Kami datang bukan hanya untuk membagikan bantuan, tetapi juga untuk menyebarkan cinta kasih. Kini, kita mulai memupuk cinta kasih. Kita hendaknya menyebarkan cinta kasih ini,”
kata Xie Ming-xun Relawan Tzu Chi Kamboja.

“Saya memberi putri saya 1.500 riel Kamboja (6.000 rupiah) setiap hari. Dia selalu menyisihkan sebagian ke dalam celengan, baru menggunakan sisanya. Dia berkata bahwa dia ingin mendonasikan uang kepada Tzu Chi untuk menolong orang lain,” kata warga.

“Setiap kali, saya memasukkan 200–300 riel Kamboja. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Dapat menolong sesama adalah hal yang menyenangkan. Ada orang yang lebih menderita dari kita,” kata warga.

“Saya memasukkan sisa uang belanja saya ke dalam celengan bambu. Anak-anak dan kerabat saya, semuanya bersama-sama mencurahkan cinta kasih,” kata warga.

Lihatlah bagaimana kita memperbaiki kehidupan mereka. Ke negara mana pun insan Tzu Chi pergi, kita selalu bisa menolong warga kurang mampu dan membimbing mereka. Aksara Mandarin "membimbing" terdiri atas aksara "jalan" di atas dan aksara "inci" di bawah. Kita membimbing mereka untuk menapaki Jalan Kebenaran. Meski menapaki jalan ini tidak mudah, kita tetap harus maju selangkah demi selangkah. Berjalan maju selangkah demi selangkah sendirian sangatlah kesepian. Berjalan berdua bisa saling mendampingi dan berjalan bertiga bisa memiliki lebih banyak kekuatan.

“Saya meminta penumpang yang ingin memberikan tip pada saya untuk memasukkannya ke dalam celengan bambu guna membawa manfaat bagi sesama. Saya berharap dapat menolong orang yang menderita dan mendoakan semoga mereka segera terbebas dari penderitaan,” kata Kittisak sopir taksi.

“Terima kasih telah memberi saya kesempatan untuk duduk di sini. Saya berterima kasih kepada Tzu Chi yang telah membantu orang-orang di seluruh Thailand. Saya bersedia untuk lebih banyak bersumbangsih dan berusaha semaksimal mungkin. Saya sangat senang bisa menjadi relawan dan turut bersumbangsih bagi masyarakat,” kata Laphatcha sopir taksi.

“Saya sangat bangga memiliki kesempatan untuk bergabung dengan Tzu Chi serta menolong sesama dan menciptakan berkah bersama kalian. Saya berharap bisa menjadi benih kebajikan Tzu Chi dan terus berkontribusi bagi masyarakat,” kata Rat sopir taksi.


Saya sangat bersyukur. Meski setiap langkah sangat sulit, kita tetap harus maju selangkah demi selangkah tanpa henti. Singkat kata, kini teknologi sangatlah canggih. Kita hendaknya memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk membimbing orang-orang agar tidak menyimpang sedikit pun. Berhubung setiap langkah sangat sulit, mempertahankan arah yang benar sangatlah sulit. Namun, asalkan memiliki ikrar dan tekad, kita semua bisa mempertahankan arah yang benar dan saling mendampingi dalam perjalanan ini.

Dengan berjalan bersama, kita tidak akan lengah. Kita mendampingi satu sama lain menuju arah yang benar. Karena itulah, saya sering berkata bahwa kita harus menggalang Bodhisatwa dunia. Da Ai TV merupakan kekuatan untuk menggalang Bodhisatwa dunia. Kita hendaknya memproduksi program tentang bagaimana semangat Tzu Chi dipraktikkan di dunia, lalu menyiarkannya di seluruh dunia.

Saya sering berkata bahwa teknologi sekarang telah mendukung saya dalam berbagai hal. Insan Tzu Chi di seluruh dunia berkata bahwa mereka dapat mendengar ajaran saya. Asalkan memiliki tekad, dengan satu ketukan jari saja, orang-orang di seluruh dunia dapat mengikuti ceramah saya. Tentu saja, ini membutuhkan Da Ai TV.

Saya berharap semua orang dapat menyaksikan program-program Da Ai TV yang berkualitas. Dengan menyaksikan Da Ai TV, orang-orang bukan hanya dapat mendengar ceramah saya. Sepanjang hari, Da Ai TV menyiarkan program yang penuh cinta kasih agung. Jika orang-orang di seluruh dunia dapat menyaksikan Da Ai TV, dunia akan dipenuhi harapan. Kebajikan dan cinta kasih akan membawa harapan bagi orang-orang. 

Berjalan secara berkelompok untuk menghimpun kekuatan besar
Melatih ketahanan di tengah pendapat yang berbeda-beda
Maju selangkah demi selangkah di Jalan Kebenaran
Memperluas riak cinta kasih dan mempraktikkan kebajikan bersama

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 19 April 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 21 April 2024
Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -