Ceramah Master Cheng Yen: Mawas Diri, Berhati Tulus, dan Bersumbangsih bagi Masyarakat
Kita harus mawas diri dan berhati tulus. Tahun ini, topan menerjang Taiwan secara berkelanjutan. Pada bulan Juli, terjangan Topan Nepartak telah mendatangkan bencana besar bagi wilayah Taitung. Setelah itu, juga ada Topan Meranti yang diikuti oleh Topan Malakas. Hanya saja, Topan Malakas melewati wilayah pesisir utara Taiwan sehingga tidak menimbulkan bencana besar di daratan.
Namun, kini muncul lagi Topan Megi yang arah pergerakannya sangat stabil dan terus mengarah ke Taiwan. Kekuatannya juga perlahan-lahan meningkat. Saya sungguh sangat khawatir. Seluruh Taiwan akan diterpa angin dan hujan. Selain angin kencang, topan ini juga mendatangkan curah hujan tinggi. Kita harus mengantisipasi topan dan banjir.
Pascatopan Meranti, para teknisi listrik sangat bekerja keras. Agar setiap orang bisa hidup nyaman, para teknisi listrik harus menerjang bahaya di tengah angin dan hujan untuk memperbaiki aliran listrik karena terjangan Topan Meranti telah merobohkan banyak tiang listrik di wilayah pegunungan. Di wilayah pegunungan, dengan adanya tiang-tiang listrik, barulah listrik bisa mengalir.
Lihatlah lebih dari 1.000 Bodhisatwa yang memperbaiki aliran listrik ini. Mereka mengesampingkan keluarga sendiri demi bersumbangsih bagi masyarakat di tengah terpaan angin dan hujan.
“Kanopi dan saluran pembuangan air di rumah sudah rusak. Intinya, saya bukanlah orang tua yang baik,” kata seorang teknisi listrik.
“Lihatlah pakaian saya, belum sempat dicuci. Kami telah berhari-hari memperbaiki aliran listrik di wilayah pegunungan dan langsung datang ke sini begitu selesai,” kata teknisi lainnya.
“Seluruh tubuh saya lemas. Saat ini, makanan apa pun terasa lezat,” timpal seorang teknisi lainnya.
“Anda akan kembali bekerja?,” tanya relawan Tzu Chi.
“Ya,”jawabnya.
“Anda baru beristirahat sebentar saja,” tanya relawan kembali.
“Saya harus segera menyelesaikan tugas saya,”jawan teknisi lagi.
Mereka bekerja di atas tiang listrik yang sangat tinggi dan berbahaya. Mereka bekerja keras memperbaiki aliran listrik demi kenyamanan hidup setiap orang. Namun, apakah kita yang menikmati listrik tahu bahwa demi melayani masyarakat, sekelompok Bodhisatwa ini bersumbangsih dengan penuh semangat dan rela membahayakan nyawa mereka?
Banyak teknisi listrik yang terus-menerus memperbaiki aliran listrik. Akan tetapi, kita sering mendengar orang-orang menggerutu dan berkeluh kesah saat aliran listrik tidak segera diperbaiki. Orang yang bersumbangsih sepenuh hati memikirkan kepentingan orang lain, sedangkan orang yang membutuhkan hanya memikirkan diri sendiri.
Teknisi listrik bersumbangsih bagi orang banyak. Apa yang bisa mereka peroleh dengan bersumbangsih bagi orang banyak? Mereka tidak memiliki pamrih. Namun, saat orang yang membutuhkan tidak segera mendapatkan apa yang diinginkan, mereka terus berkeluh kesah. Jika kita bisa lebih memahami kondisi orang-orang dari berbagai profesi, maka hati kita pasti akan lebih lapang dan dipenuhi lebih banyak rasa syukur. Jika bisa demikian, barulah masyarakat kita bisa dipenuhi berkah.
Mengenai Topan Megi, harapan terbesar kita adalah ia dapat segera berlalu serta kekuatan angin dan curah hujannya dapat menurun. Inilah satu-satunya harapan kita. Mari kita berdoa dengan tulus semoga semua orang selamat. Kita harus bersyukur kepada para Bodhisatwa yang selalu bersumbangsih bagi masyarakat dan melindungi bumi. Tentu, saya juga sangat bersyukur kepada insan Tzu Chi yang telah bergerak dengan cepat.
Lewat siaran berita Da Ai TV kemarin, kita bisa melihat sebelum topan menerjang, para relawan kita mulai mencurahkan perhatian di komunitas. Relawan kita memperhatikan orang yang membutuhkan dan kaum lansia serta mengingatkan mereka untuk mengantisipasi topan. Para relawan kita juga mulai melakukan antisipasi topan di posko daur ulang, Aula Jing Si, dan kantor-kantor Tzu Chi dengan merapikan barang daur ulang dan lain-lain agar tidak terbawa angin.
Selain menghibur para lansia, insan Tzu Chi juga mengantarkan bantuan biaya hidup bulanan dan bahan pangan serta mengingatkan mereka untuk mengantisipasi topan. Saya sangat bersyukur ada Bodhisatwa dunia yang bisa bersumbangsih dan memperhatikan orang-orang yang membutuhkan. Insan Tzu Chi di seluruh Taiwan melakukan hal yang sama.
Yang lebih mengkhawatirkan adalah pulau-pulau kecil, seperti Penghu, Kinmen, dan Xiaoliuqiu. Semoga warga setempat bisa meningkatkan kewaspadaan dan melakukan antisipasi topan. Kita baru saja mencurahkan perhatian
dan memberikan bantuan di sana. Saya yakin masih ada banyak orang yang rumahnya belum diperbaiki.
Saya berharap kali ini, mereka dapat melakukan antisipasi. Yang terpenting adalah menjaga keselamatan diri. Pascatopan, kerusakan bisa diperbaiki secara perlahan. Saya berharap semua orang bisa selamat.
Mawas diri melihat topan yang berkelanjutan
Bekerja keras di tengah terpaan angin dan hujan tanpa memedulikan diri sendiri
Melapangkan hati dan membina hati penuh rasa syukur
Memperhatikan dan menghibur lansia yang hidup sebatang kara
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 September 2016
Sumber: Lentera Kehidupan- DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina