Ceramah Master Cheng Yen: Melakukan Antisipasi Badai dan Membentangkan Jalan dengan Cinta Kasih

Kita bisa melihat Badai Nepartak telah berkembang menjadi badai berkekuatan tinggi. Kita semua harus meningkatkan kewaspadaan, mawas diri, dan berdoa dengan tulus. Kita harus melakukan antisipasi badai di rumah serta lebih memperhatikan warga kurang mampu dan lansia yang hidup sebatang kara. Kita harus mencurahkan perhatian pada mereka dan merelokasi mereka ke tempat yang aman. Setiap orang harus berdoa dengan tulus. Kita juga melihat wilayah tengah dan selatan Tiongkok dilanda banjir akibat guyuran hujan deras.

Di Indonesia, tanah longsor juga merusak banyak rumah. Ini terjadi di Provinsi Jawa Tengah. Tanah longsor yang terjadi di sana sungguh membuat orang merasa takut melihatnya. Ini semua akibat iklim yang tidak bersahabat dan unsur air yang tidak selaras. Saat terjadi bencana besar seperti ini, dibutuhkan orang-orang yang penuh cinta kasih untuk bersumbangsih dan menolong korban bencana.

Kita bisa melihat insan Tzu Chi Indonesia bergerak untuk memberikan bantuan. Warga juga terinspirasi untuk turut membantu. Jadi, menginspirasi sesama sangatlah penting. Jika tidak, bagaimana korban bencana bisa bertahan hidup?

Kita juga melihat kebakaran hutan di AS. Kita harus meningkatkan kewaspadaan. Bencana yang terus terjadi sungguh membuat orang khawatir. Kita juga melihat insan Tzu Chi AS menyurvei lokasi bencana di bawah pimpinan kapten pemadam kebakaran. Pada saat yang sama, relawan kita juga membagikan bantuan dana darurat. Inilah kesungguhan hati mereka. Kita harus lebih bersungguh hati.

Kita sangat berharap bencana yang terjadi di seluruh dunia dapat berakhir. Inilah harapan kita. Kita harus menyucikan hati manusia dan mengimbau orang-orang untuk mawas diri dan berhati tulus. Kita juga harus menghimpun cinta kasih dan membangkitkan ketulusan setiap orang.

Dalam masa darurat seperti ini, satu-satunya cara melenyapkan bencana adalah dengan mempraktikkan ketulusan di dunia.

Kita bisa melihat sebuah keluarga di Malaysia. Sang ayah telah meninggal dunia sehingga sang ibu harus membesarkan anak yang menderita autisme dan hiperaktif seorang diri. Hari Raya Idulfitri sudah hampir tiba, tetapi sang ibu tidak memiliki uang untuk membeli pakaian baru. Karena itu, insan Tzu Chi membantu keluarga ini membuat pakaian baru untuk mewujudkan harapan sang ibu. Pemandangan ini sungguh penuh kehangatan.

Jika setiap orang membangkitkan niat baik, maka di setiap tempat terdapat kehangatan. Semoga cinta kasih yang tulus yang mendatangkan kehangatan di berbagai tempat dapat menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa.

Kita hendaknya bersumbangsih dengan tindakan nyata untuk mengungkapkan niat baik kita. Sikap yang tulus terhadap sesama dapat menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa. Ini sangatlah penting. Kemarin, saya mendengar insan Tzu Chi dari Suzhou memberi laporan tentang bencana di Yancheng.

Saat itu, insan Tzu Chi dari Suzhou, Shanghai, Kunshan, dan wilayah lainnya segera bergerak dan tiba di lokasi bencana sehari setelah bencana terjadi. Pemerintah setempat membuka jalan bagi insan Tzu Chi sehingga kita bisa mengatasi berbagai rintangan dan menenangkan para korban bencana. Saat melihat sebuah tempat penampungan yang kamar kecilnya sangat kotor, insan Tzu Chi dengan berani mengambil tindakan. Orang lain tidak berani masuk, tetapi insan Tzu Chi pergi mengambil air dan membersihkan kamar kecil tersebut. Meski kotoran di kamar kecil sangat tebal, tetapi mereka tetap sepenuh hati membersihkannya.

Saat mengetahui bahwa rumah sakit kekurangan ranjang, insan Tzu Chi segera mengirimkan tempat tidur lipat pada malam hari sehingga orang-orang di rumah sakit tidak perlu tidur di atas lantai dan dapat tidur di atas ranjang. Ini membuat setiap orang sangat tersentuh. Untuk mencurahkan perhatian, relawan kita harus menempuh perjalanan yang sulit, bahkan ada relawan yang diusir, tetapi mereka tetap tidak menyerah.

Pagi-pagi sebelum matahari terbit, relawan kita sudah mulai menyiapkan buah-buahan dan lain-lain. Dengan penuh rasa hormat, relawan kita mengantarkannya ke rumah sakit untuk berterima kasih kepada para tenaga medis atas kerja keras mereka. Perlahan-lahan, relawan kita menjalin kasih sayang dengan mereka. Setelah menjalin kasih sayang dengan mereka, penyaluran bantuan kita pun lebih lancar. Setiap orang sangat tersentuh dan bersyukur.

Di sini, saya hanya bisa mengulas garis besarnya saja. Perlu kalian ketahui bahwa saat mendengar laporan mereka, saya sangat terharu dan memuji mereka. Mengapa mereka bersedia berbuat seperti ini? Karena mereka telah menyerap Dharma ke dalam hati dan menempatkan Buddha di dalam hati mereka. Mereka menggunakan cinta kasih untuk membentangkan Jalan Bodhi dan menggunakan kesadaran untuk memperpanjang jalinan kasih sayang. Mereka semua merupakan Bodhisatwa dunia. Kita tidak memiliki cukup waktu untuk mengulas semuanya.

Kita harus ingat bahwa setiap rumah sakit harus meningkatkan kewaspadaan dan melakukan antisipasi badai. Insan Tzu Chi di setiap wilayah harus melakukan persiapan. Kita juga harus melakukan sosialisasi di komunitas agar tidak ada kantong plastik atau botol-botol yang menyumbat selokan. Jadi, kalian harus melakukan sosialisasi. Setiap orang aman dan tenteram adalah berkah yang sesungguhnya.

Peringatan akan badai berkekuatan tinggi telah dikeluarkan

Meningkatkan kewaspadaan dan melakukan antisipasi badai

Membersihkan kamar kecil dengan sepenuh hati tanpa takut kotor

Membentangkan Jalan Bodhi dengan cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 6 Juli 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 8 Juli 2016

Orang yang berjiwa besar akan merasakan luasnya dunia dan ia dapat diterima oleh siapa saja!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -