Ceramah Master Cheng Yen: Melakukan Daur Ulang demi Menyelamatkan Bumi

“Pencegahan wabah COVID-19 sangat penting. Namun, kegiatan daur ulang tak boleh berhenti. Jika daur ulang dilakukan dengan baik, pencegahan wabah juga akan lebih mudah,” ujar Zhang Yue-shun, relawan Tzu Chi.

“Kita memiliki banyak titik daur ulang. Berhubung orang-orang mengumpulkan banyak barang daur ulang, jika kita tidak datang mengangkutnya, selain tiada tempat untuk barang daur ulang, orang-orang juga akan terganggu. Jadi, kami harus mengangkutnya, kecuali kondisi sangat berbahaya, seperti ada badai atau hujan deras. Jika tidak, kita tidak pernah berhenti,” terang Lin Jian-hong, Relawan Tzu Chi.

Kita bisa melihat insan Tzu Chi tidak berhenti bersumbangsih. Mereka sangat bersungguh hati. Berhubung tahu bahwa perubahan iklim berkaitan erat dengan kelestarian lingkungan, mereka meningkatkan kewaspadaan dan bersungguh hati menerapkan konsep daur ulang dalam kehidupan sehari-hari. Karena itulah, mereka mementingkan daur ulang.

Tahun ini, kita sudah 30 tahun menggalakkan konsep daur ulang. Pada tahun ke-30 ini, mari kita pikirkan kaitan kelestarian lingkungan dengan seluruh dunia. Banyak orang yang telah memahami bahwa kelestarian lingkungan berkaitan erat dengan perubahan iklim. Jadi, bukan hanya kehidupan sehari-hari, kelestarian lingkungan juga berkaitan dengan seluruh dunia. Mari kita pikirkan hal ini.

Berhubung perubahan iklim telah terjadi, kita harus waspada dan memperhatikan perkembangannya.  Sesungguhnya, dampak apa yang akan ditimbulkan oleh perubahan iklim ini? Meski kita belum mengetahuinya, tetapi saat ini, kita bisa merasakan bahwa kondisi iklim tidak bersahabat dan temperatur Bumi meningkat.


Ada banyak Negara yang dilanda banjir akibat guyuran hujan deras. Pada waktu yang sama, juga ada banyak Negara yang kekeringan karena tidak turun hujan. Ini berkaitan erat dengan perubahan iklim. Apa yang menyebabkan perubahan iklim? Jika ditelusuri hingga ke sumbernya, manusialah penyebabnya. Manusia menciptakan terlalu banyak sampah. Manusia terlebih dahulu merusak Bumi dengan mengeksploitasi sumber daya alam, seperti minyak, air, dan lain-lain.

Manusia menggunakan kepandaian untuk mengejar kenikmatan hidup. Berbagai jenis produk dihasilkan untuk dinikmati, lalu dibuang sehingga terakumulasi menjadi sampah yang tidak ada habisnya. Apa yang harus kita lakukan? Dilandasi oleh rasa tidak tega, kita mulai melakukan daur ulang.

Dilandasi oleh rasa tidak tega, kita mulai melakukan daur ulang. Tiga puluh tahun yang lalu, demi mengurangi penebangan pohon, kita mulai mengumpulkan kertas bekas. Lama-kelamaan, kita bukan hanya mengumpulkan kertas, melainkan semua jenis barang daur ulang.

Selama lebih dari 30 tahun ini, kondisi masyarakat terus berubah. Banyak orang yang membuang barang mereka meski masih dalam kondisi bagus. Barang-barang yang dibuang pun berakhir menjadi sampah dan menjadi beban yang tidak sanggup ditanggung oleh bumi. Melihat botol-botol plastic dan barang dari berbagai jenis logam dibuang begitu saja, insan Tzu Chi mengumpulkan dan memilahnya sesuai jenisnya.

Para Bodhisatwa lansia menggunting setiap lembar kertas untuk memisahkan bagian yang masih putih agar bisa didaur ulang menjadi kertas putih yang berkualitas. Kertas dengan tulisan kecil dan cetakan berwarna muda juga dipilah dengan saksama. Para Bodhisatwa lansia bersungguh hati melakukan pemilahan. Mereka tidak takut bekerja keras dan melakukan pemilahan dengan saksama.

Sungguh, banyak hal yang harus disyukuri. Semangat dan konsep daur ulang kita telah menginspirasi masyarakat dari berbagai lapisan. Mereka juga menyadari pentingnya daur ulang dan terinspirasi untuk turut berpartisipasi.


“Apa yang sedang kamu lakukan?”

“Daur ulang,” jawab Hao Tianrui, relawan cilik.

“Untuk apa kamu melakukan daur ulang?”

“Untuk menjaga kebersihan Bumi,” jawab Hao Tianrui.

“Saya suka melakukan daur ulang. Putri saya juga suka. Saya datang atas keinginan diri sendiri,” kata Wang Shujie, relawan.

“Saya ingin membuat ibu saya gembira. Ibu saya gembira, itulah kebahagiaan terbesar saya,” kata Hao Tianrui, relawan cilik.

“Melakukan daur ulang dapat menyelamatkan Bumi, juga dapat menyelamatkan manusia. Jadi, saya bersedia berpartisipasi. Sesungguhnya, saya tidak berbuat banyak,” kata Liu Li, Relawan Tzu Chi.

“Berapa usia Anda?”

“Saya berusia 81 tahun,” jawab Liu Li.

Kita bisa melihat di Provinsi Jilin, Provinsi Liaoning, dan Pulau Hainan, para relawan mendedikasikan diri dengan sepenuh hati. Mereka juga menginspirasi warga dan anggota keluarga mereka. Mereka melakukan daur ulang hingga dipenuhi sukacita. Kita juga melihat seorang nenek yang menginspirasi seluruh anggota keluarganya.

“Gudang di sana sudah penuh. Ada berapa gudang di sana?”

“Dua.”

“Barang daur ulang yang dikumpulkan mereka taruh di gudang.”

“Saya bisa mengangkatnya. Ini tidak berat.”

“Beliau ingin memperbaiki kondisi lingkungan, kami tentu mendukungnya. Jarang ada lansia sepertinya.”


Dia bersiteguh melakukan daur ulang. Dia pernah mengunjungi posko daur ulang kita. Dia juga pernah berkunjung ke Hualien dan mendengar saya berkata bahwa asalkan sesuatu itu benar, maka lakukan saja. Jadi, tidak peduli apa yang orang lain katakan, kita cukup berfokus melakukan hal yang baik. Demikianlah yang dilakukannya hingga menginspirasi anggota keluarganya.

Dia juga menginspirasi banyak warga untuk turut melakukan daur ulang. Lewat kegiatan daur ulang, kita telah menginspirasi banyak Bodhisatwa. Dengan melakukan daur ulang, mereka pun mengenal Tzu Chi serta memahami prinsip dan arah tujuan Tzu Chi. Demi Bumi, masyarakat, dan dunia ini, semua orang membangun tekad, saling menyemangati, dan bersumbangsih bersama dengan bahagia.

“Awalnya, semua komunitas menolak kegiatan daur ulang. Perlahan-lahan, mereka bisa menerimanya. Dalam proses ini, mereka semakin memahami konsep daur ulang Tzu Chi, yakni bersih dari sumbernya,” ujar Zhao Kangbai, Relawan Tzu Chi.

“Dia selalu berkata pada kami bahwa dia akan bersumbangsih hingga napas terakhirnya. Tidak peduli apa yang orang lain katakan, kami belajar banyak semangat positif darinya,” kata Zhao Yunping, Relawan Tzu Chi.

“Melakukan daur ulang sangat bermanfaat. Banyak orang yang melihat saya berkata, “Kamu tidak menua. Kamu bahkan terlihat lebih muda.” Sungguh, ada yang berkata demikian. Saya sangat gembira. Jika kita gembira tanpa kerisauan, kita tentu bisa tetap muda. Master berkata bahwa kita belum tua. Kita baru mulai memasuki usia produktif. Saya harus menggenggam waktu untuk bersumbangsih,” kata Feng Shuzhen, Relawan Tzu Chi.

“Melakukan daur ulang membebaskan Anda dari kerisauan.”

“Saya sungguh sangat gembira karena bisa mengasihi Bumi.

Manusia mengejar kenikmatan hidup dengan merusak alam
Berikrar melakukan daur ulang demi menyelamatkan Bumi
Memiliki tekad yang teguh dan tidak takut bekerja keras
Membimbing orang-orang dan mewariskan cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 April 2020            
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 30 April 2020
Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -