Ceramah Master Cheng Yen: Melakukan Kebajikan Bersama dengan Hati yang Murni dan Tanpa Pamrih


Dunia ini memang penuh dengan penderitaan. Penderitaan yang ditimbulkan oleh bencana alam pasti akan berlalu asalkan orang-orang bersungguh hati memulihkan sendi kehidupan. Akan tetapi, jika pikiran manusia tidak selaras, akan terjadi bencana akibat ulah manusia yang mendatangkan penderitaan tiada akhir. Saat para insan Tzu Chi yang penuh cinta kasih dan welas asih melihat orang-orang yang menderita, kita akan terinspirasi untuk meneguhkan cinta kasih sehingga kita makin bersungguh hati bersumbangsih. Kita harus bersungguh-sungguh dalam hal ini.

Saya sering berkata bahwa kita harus sungguh-sungguh dan tulus. Kita hendaknya menggunakan ketulusan dan kesungguhan untuk menolong semua makhluk yang menderita. Baik melihat orang yang menderita secara langsung maupun mengetahuinya dari media massa, kita selalu segera berhimpun untuk memberikan bantuan. Jika ada jalinan jodoh, kita dapat segera bersumbangsih. Segala sesuatu membutuhkan langkah pertama.

Dihitung-hitung, Tzu Chi telah berdiri hampir 60 tahun. Di Amerika Serikat, Tzu Chi pun telah dijalankan lebih dari 30 tahun. Begitu pula di negara-negara lainnya. Mari kita menggenggam waktu untuk membentangkan jalan Tzu Chi ke lebih banyak negara agar kita dapat selalu memberikan bantuan tepat waktu. Untuk itu, tentu semua orang dalam organisasi kita harus memiliki arah yang sama.


Saya bersyukur kita memiliki perspektif global. Kita memiliki ketua dan sekelompok anak muda yang menguasai berbagai bahasa. Singkat kata, kita dapat melihat hal-hal yang terjadi di seluruh dunia. Asalkan melihat dan memahami hal-hal yang terjadi di seluruh dunia, kita akan memiliki kekuatan. Asalkan memiliki kesungguhan hati dan menuju arah yang sama, kita pasti bisa melakukannya. Yang dikhawatirkan ialah kita tidak bisa melihat ataupun menerima informasi tentang orang yang membutuhkan. Jika demikian, sulit bagi kita untuk menolong mereka.

Saat melihat orang yang menderita akibat kemiskinan, bencana alam, bencana akibat ulah manusia, dan sebagainya, kita hendaknya saling berbagi informasi. Saya sangat bersyukur atas hal-hal yang bisa kita lakukan. Kita juga memiliki tim khusus untuk hal-hal yang berkaitan dengan PBB. Saat ada jalinan jodoh, kita harus menggenggamnya dengan baik, Kini, selain mempromosikan misi amal, kita juga harus menolong orang-orang yang menjadi janda atau anak yatim piatu karena bencana akibat ulah manusia. Ini membutuhkan partisipasi setiap orang. Bagaimana hendaknya kita mempromosikan misi amal?

Menyosialisasikan vegetarisme sangatlah penting. Untuk membangkitkan cinta kasih, kita harus mengimbau orang-orang untuk mengasihi dan melindungi kehidupan. Jika kita bukan mengasihi semua makhluk, melainkan hanya mengasihi sesama manusia, itu tidaklah cukup. Karena itu, kita harus menyebarluaskan pola makan vegetaris. Bervegetaris bukan hanya bermanfaat bagi umat manusia, tetapi juga bermanfaat bagi alam.


Kita bisa merasakan pencemaran udara, perubahan iklim, serta pencemaran dan kerusakan bumi. Ini semua akibat nafsu makan manusia. Sebagai organisasi Buddhis, kita juga menyebarkan ajaran Buddha. Kebebasan beragama adalah hak setiap orang. Kita bisa menyatakan bahwa kita adalah umat Buddha dan kita bervegetaris. Mengapa kita bervegetaris? Karena kita mengasihi kehidupan dan bumi dan ingin mengurangi pencemaran udara. Ada banyak alasan untuk menyosialisasikan vegetarisme.

Bodhisatwa sekalian, di negara mana pun kalian berada, ajaklah orang-orang untuk menyaksikan Da Ai TV. Inilah cara yang paling praktis untuk menginspirasi banyak orang secara bersamaan. Orang-orang di negara yang berbeda-beda dapat melihat negara-negara yang warganya kekurangan dan bagaimana insan Tzu Chi bersiteguh menyalurkan bantuan dalam jangka panjang. Insan Tzu Chi di negara dan lingkungan yang berbeda-beda bersedia bersumbangsih. Saya sungguh sangat bersyukur.

Kita hendaknya memotivasi satu sama lain untuk membagikan kisah-kisah yang menyentuh dengan orang-orang. Demikianlah kita menyebarkan Dharma untuk membawa manfaat bagi semua makhluk. Kita hendaknya lebih sering berbagi tentang bagaimana insan Tzu Chi mengemban misi dan lebih sering memberikan pujian. Ini disebut menyebarkan kebajikan.


Para insan Tzu Chi telah melakukan kebajikan secara luas dalam jangka panjang. Bukankah ini merupakan kebajikan yang sesungguhnya? Kita harus lebih sering menyebarkan kebajikan. Saya bersyukur kepada para relawan yang bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih serta kesatuan hati, tekad, dan ikrar. Saya sangat tersentuh oleh ketulusan kalian. Saya juga bersyukur kepada para relawan di AS.

Para relawan muda hendaknya terus mengerahkan kekuatan cinta kasih. Para relawan paruh baya dan lansia pasti merasakan hal yang sama seperti saya, yaitu makin merasa bahwa waktu berharga seiring bertambahnya usia dan merasa telah menyia-nyiakan waktu jika tidak bersumbangsih. Jika tidak rela waktu kita berlalu sia-sia, kita harus mengembangkan nilai kehidupan kita dengan menggenggam kehidupan untuk bersumbangsih bagi dunia. Terima kasih, Bodhisatwa sekalian.

Mari kita terus berjuang dan bertekad untuk menyebarkan Dharma demi membawa manfaat bagi semua makhluk. Sungguh, berpartisipasi dalam kegiatan PBB tidaklah mudah. Mari kita menggenggam jalinan jodoh untuk meninggalkan lebih banyak jejak langkah di PBB. Saya berharap kalian dapat berbagi tentang ajaran Buddha dan penderitaan semua makhluk serta saling memotivasi. Kita bukan ingin mengubah keyakinan orang lain, melainkan ingin berbagi tentang kekuatan cinta kasih dan welas asih yang murni dan tanpa pamrih.

Membangkitkan cinta kasih orang-orang dengan welas asih dan ketulusan
Berbuat baik bersama dan bersumbangsih tepat waktu
Bervegetaris demi melindungi kehidupan dan mengasihi bumi
Menyebarluaskan Dharma dengan hati yang murni dan tanpa pamrih

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 16 Juli 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 18 Juli 2024
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -