Ceramah Master Cheng Yen: Melakukan Perjalanan Lintas Negara dengan Cinta Kasih Tanpa Batas
“Mari kita mengheningkan cipta selama satu menit untuk saudara-saudari kita yang menjadi korban dalam gempa bumi. Selama masa pembangunan kembali gereja ini, mereka selalu bersama kita dan mendampingi kita setiap hari,” kata Ruben Rodriguez pada upacara peletakan batu pertama untuk pembangunan kembali gereja.
”Kami tidak pernah kehilangan keyakinan dan harapan kami. Kami berterima kasih kepada Tzu Chi,” kata Rosanna Cevallos.
“Kita harus berterima kasih kepada Tuhan yang telah memberikan kesempatan ini kepada kita. Saya melihat setiap orang bekerja sama dengan gembira. Inilah yang hal terpenting. Tanpa bantuan Tzu Chi, kita tidak mungkin dapat membangun kembali gereja ini dalam waktu singkat,” kata Ruben Rodriguez kembali.
Kita mendengar lirik lagu yang sangat tidak asing, “Cinta kasih sebagai pilar dan kebijaksanaan sebagai tembok. “Marilah berdoa untuk masa depan yang penuh harapan.” Suara ini terdengar dari Ekuador. Lagu ini ditulis pascagempa 21 September 1999, saat kita ingin membantu pembangunan kembali 50 gedung sekolah di Taiwan.
Ya, kita membangun sekolah dengan cinta kasih sebagai pilar dan kebijaksanaan sebagai tembok untuk membawa harapan masa depan. Ini juga merupakan bentuk doa kita bagi para korban gempa. Inilah yang pernah kita lakukan pascagempa di Taiwan pada tanggal 21 September 1999. Tayangan yang kita lihat ini adalah di Ekuador.
Apakah kalian masih ingat pada tanggal 16 April tahun lalu, tanpa ada peringatan terlebih dahulu, tiba-tiba terjadi gempa bumi yang menghancurkan banyak bangunan di beberapa kabupaten dan menelan korban jiwa. Relawan Tzu Chi dari Amerika Serikat bekerja sama untuk melakukan survei, bertugas menjadi penerjemah, membantu menyiapkan makanan, dan banyak pekerjaan lainnya sehingga kegiatan survei berjalan dengan lancar.
Mereka juga menjalankan program bantuan lewat pemberian upah. Bupati dan wali kota setempat juga sangat bekerja sama. Karena itu, hanya dalam waktu beberapa hari, relawan Tzu Chi dapat berbaur dengan warga setempat. Dalam kunjungan kali itu, cinta kasih relawan Tzu Chi telah tertanam dalam di hati para korban gempa.
Relawan kita juga membantu menenangkan raga dan menenteramkan hati para warga. Saat itu, relawan kita juga bertemu dengan biarawati Katolik sekaligus membantu mereka membersihkan gereja. Demikianlah jalinan jodoh baik ini terjalin. Kita juga berharap warga setempat dapat memiliki tempat untuk menunaikan ibadah.
Tak peduli apa pun keyakinan yang dianut, selama keyakinan itu mengajarkan pandangan benar, kita harus memberi dukungan. Kita berharap para warga dapat memiliki makanan spiritual lewat keyakinan yang dianut. Mendengar mereka berkata bahwa entah kapan baru gereja mereka dapat dibangun kembali, kita merasa sangat tidak tega. Karena itu, kita ingin membantu mereka membangun kembali gereja itu.
Kekuatan cinta kasih tidak membedakan agama dan dapat menjangkau seluruh dunia. Setelah tiba di Canoa pada tanggal 6 Maret, relawan Tzu Chi segera mengunjungi para korban bencana yang pernah menerima bantuan kita pada tahun lalu sekaligus mengundang mereka untuk datang membantu membersihkan lokasi bencana. Dengan sangat cepat, batang bambu sudah ditancapkan dan pita sudah ditarik sehingga tercipta lokasi upacara peletakan batu pertama yang sangat agung.
Sekitar 600 orang berkumpul untuk menghadiri upacara peletakan batu pertama itu. Tanpa membedakan agama Katolik atau agama Buddha, mereka sama-sama menyanyikan lirik, “Cinta kasih sebagai pilar dan kebijaksanaan sebagai tembok.” Suara mereka terdengar sangat merdu. Mereka juga menyanyikan lagu “Tiga Tiada” dalam bahasa lokal.
Mereka juga memperagakan isyarat tangan dengan sangat baik. Setiap orang berinteraksi dengan harmonis tanpa membeda-bedakan agama. Seorang pastor juga datang untuk memimpin upacara peletakan batu pertama itu. Lihatlah tata caranya dalam memimpin upacara itu mirip dengan upacara pemercikan dalam Buddhisme. Saya sangat tersentuh melihatnya.
Mengetahui bahwa ada beberapa biarawati Katolik yang membutuhkan bantuan, welas asih seorang bhiksuni terbangkitkan. Kami juga sangat tersentuh karena mengetahui bahwa kekuatan perempuan dari Timur hingga Barat dapat menyatu.
”Relawan Tzu Chi memberi tahu kami bahwa mereka berharap dapat memulai bantuan dari pembangunan gereja karena mereka percaya bahwa gereja merupakan awal dari bangkitnya spiritualitas para warga di komunitas. Ia dapat membantu membangun kembali kehidupan komunitas sehingga kehidupan orang-orang dapat lebih bermakna. Hanya dengan membantu dan mengasihi sesama, kita dapat menyebarkan sukacita ke seluruh dunia,” kata Ruben Rodriguez.
Tiga biarawati Katolik di sana juga sangat tersentuh. Mereka terus berdoa semoga Tzu Chi dapat bertahan selamanya. Ya, dalam ceramah tadi pagi, saya juga berkata bahwa kita hendaknya terus mewariskan ajaran Buddha. Ajaran Buddha harus diwariskan selamanya.
Baik lewat pembabaran Dharma secara langsung maupun lewat tindakan nyata, Dharma harus selalu ada. Ajaran Buddha tak terlepas dari segala sesuatu di dunia ini. Segala sesuatu di dunia ini mengandung prinsip kebenaran. Jika dapat hidup sesuai dengan prinsip kebenaran, maka kita dapat menemukan
Dharma yang luar biasa. Kita dapat melihat secercah harapan di Ekuador karena tempat ibadah warga setempat akan dibangun kembali. Melihat proyek pembangunan itu akan dimulai, saya sangat gembira.
Di Kamboja, baksos kesehatan selama 3 hari digelar oleh relawan Tzu Chi dari 5 negara telah berakhir dengan sempurna. Ribuan pasien menerima manfaat dari baksos tersebut. Demikianlah relawan Tzu Chi di seluruh dunia bersumbangsih bagi semua orang. Singkat kata, ketidakselarasan unsur alam menyebabkan terjadinya banyak bencana.
Karma buruk kolektif semua makhluk juga mendatangkan berbagai penderitaan di dunia ini. Karena itu, orang-orang yang memiliki cinta kasih hendaknya bekerja sama untuk menyelaraskan unsur alam dan kekuatan karma buruk kolektif. Kita juga harus mengembangkan cinta kasih untuk membantu orang-orang yang menderita akibat bencana ulah manusia. Kita harus berusaha segenap hati dan tenaga.
Kita sungguh harus membangun ikrar luhur. Meski menghadapi kesulitan, kita juga jangan menyerah. Asalkan ada niat,
maka tidak ada hal yang sulit untuk dilakukan. Saya sangat berterima kasih kepada relawan Tzu Chi di negara mana pun berada yang telah mendonasikan uang, mengerahkan tenaga,
mencurahkan cinta kasih, dan meluangkan waktu untuk bersumbangsih. Saya sungguh bersyukur dan tersentuh.
Cinta kasih memenuhi seluruh dunia
Membantu pembangunan kembali gereja serta menenteramkan hati warga
Melakukan perjalanan lintas negara untuk mengadakan baksos kesehatan
Menyelaraskan unsur alam dengan kekuatan cinta kasih tanpa batas
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 13 Maret 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 15 Maret 2017