Ceramah Master Cheng Yen: Melakukan Praktik Nyata dengan Keyakinan dan Ikrar Berlandaskan Kesadaran


Pergolakan di Afrika Selatan belakangan ini terjadi pada bulan Juli lalu. Aksi penjarahan membuat pusat perbelanjaan porak-poranda.

Di pusat perbelanjaan, terdapat berbagai jenis toko yang dijalankan oleh warga keturunan Tionghoa. Saat terjadi pergolakan masyarakat yang disertai penjarahan, mereka sungguh putus asa.

Dalam telekonferensi hari itu, insan Tzu Chi di sana juga mencurahkan isi hati mereka. Mereka berkata, "Kami sungguh putus asa. Kami telah bersumbangsih dan sering berbuat baik demi membawa manfaat bagi masyarakat setempat. Mengapa saat terjadi pergolakan, toko kami juga dijarah?" Jadi, mereka sangat putus asa.

Saya lalu berkata kepada para relawan yang merupakan warga keturunan Tionghoa ini, "Afrika Selatan sangatlah luas. Kalian pergi ke sana dengan tangan kosong dan bersungguh hati bersumbangsih di sana. Setelah menginjakkan kaki di Afrika Selatan dan berusaha untuk mengembangkan usaha, kalian juga perlu mempekerjakan warga setempat. Berkat mereka, barulah usaha kalian bisa berkembang. Saat kalian merasa bahwa sumbangsih kalian sangat besar di sana, kalian juga hendaknya ingat berapa besar pencapaian kalian di sana. Selama bertahun-tahun, kalian menjalani hidup dengan stabil di sana.”

“Namun, pengusaha Taiwan di sana hanya ada beberapa orang. Berapa besar kekuatan kalian? Berapa luas wilayah yang bisa kalian jangkau? Sesungguhnya, jangkauan kalian tidaklah luas. Kekuatan untuk menolong sesama juga belum cukup besar. Kalian juga belum membangun keteladanan yang kentara. Setelah pergolakan ini mereda, kalian bisa mengerahkan kekuatan cinta kasih yang lebih besar dan lebih bekerja keras untuk membawa manfaat bagi lebih banyak orang."


Kita juga melihat muda mudi yang mendapat curahan cinta kasih dari relawan kita. Pergolakan kali ini memorak-porandakan segalanya. Para relawan muda mudi kita pun bergerak untuk melakukan pembersihan. Mereka melakukannya atas inisiatif sendiri. Tindakan mereka menenangkan hati orang-orang dan menginspirasi anak muda lainnya.

Para relawan muda mudi ini sangat polos dan menggemaskan. Mereka berinisiatif untuk bersumbangsih.

Sendi kehidupan di sana akan perlahan-lahan pulih karena banyak orang yang telah bergerak untuk melakukan upaya pemulihan. Para pemilik toko juga merasa semakin tenang dan dapat membuka kembali toko mereka.

Intinya, pergolakan di dunia ini terjadi karena ulah manusia. Agar dunia ini damai dan harmonis, juga dibutuhkan peran manusia.

Jadi, agar masyarakat harmonis, dibutuhkan kebajikan dan cinta kasih orang-orang. Demikianlah manusia dapat mewujudkan masyarakat yang tenteram, bahagia, dan harmonis.

Saat orang-orang lebih banyak menciptakan berkah dan berbuat baik, mengendalikan nafsu keinginan, dan mengenal rasa puas, maka masyarakat akan harmonis.


Para relawan di sana tidak diliputi nafsu keinginan. Mereka tidak tamak dan sangat baik hati. Dengan cinta kasih di dalam hati, para relawan yang pergi ke Afrika selatan tahu bagaimana menolong warga setempat.

Relawan kita juga mendampingi dan membimbing remaja setempat yang akan terus bertumbuh hingga memasuki usia muda dan usia produktif kelak.

Kita bisa melihat bagaimana relawan setempat membangkitkan kekayaan batin dan menjalankan misi secara mandiri. Mereka memanfaatkan lahan yang ada untuk bercocok tanam.

Lebih dari 20 tahun yang lalu, relawan kita pergi ke sana untuk mengembangkan usaha. Berlandaskan semangat Tzu Chi, relawan kita membalas budi masyarakat dengan membantu pendidikan anak-anak setempat.

Kini, setelah tumbuh dewasa, mereka menerapkan semangat Tzu Chi dan mewariskannya kepada generasi mendatang. Bukankah semua pencapaian ini diperoleh seiring berlalunya waktu?

Namun, pergolakan tetap terjadi di sana. Ini sungguh membuat orang tidak berdaya. Afrika Selatan sangat luas dan warga kurang mampu sangatlah banyak. Namun, berapa banyak orang yang bisa bersumbangsih bagi mereka? Berapa luas wilayah yang bisa kita jangkau?


Karena itulah, saya selalu berkata bahwa kita harus tetap bersungguh hati menggalang Bodhisatwa dunia untuk berbuat baik bersama. Ini bukanlah hal yang mustahil.

Buddha datang ke dunia ini untuk mengajarkan praktik Bodhisatwa dengan harapan setiap orang dapat tersadarkan serta bertekad dan berikrar untuk menolong semua makhluk yang menderita. Kita harus memiliki keyakinan dan ikrar berlandaskan kesadaran serta bersedia melakukan praktik nyata.

Lihatlah para relawan di Afrika Selatan. Mereka bersedia bergabung dengan Tzu Chi. Untuk dilantik menjadi relawan Tzu Chi, mereka harus menjalani pelatihan selama bertahun-tahun.

Mereka memiliki kesabaran, keteguhan, dan kekuatan ikrar. Mereka tidak kaya secara materi, tetapi mereka memiliki wawasan dan kebijaksanaan.

Dengan mengenakan seragam relawan Tzu Chi, mereka menjangkau orang-orang yang menderita. Saya sungguh tersentuh dan bersyukur.    

Di Afrika Selatan yang luas, teladan relawan Tzu Chi sangat sedikit
Melakukan praktik nyata dengan keyakinan dan ikrar berlandaskan kesadaran
Membina kekuatan cinta kasih dengan ajaran Jing Si
Menstabilkan masyarakat dan memulihkan sendi kehidupan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 31 Agustus 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 02 September 2021
Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -