Ceramah Master Cheng Yen: Melakukan Segala Kebajikan untuk Menciptakan Keharmonisan
Kini, perubahan iklim telah menjadi masalah besar. Empat unsur alam menjadi tidak selaras akibat temperatur yang tidak selaras. Meningkatnya temperatur bumi telah mengakibatkan unsur tanah, air, api, dan angin menjadi tidak selaras. Mengapa temperatur bumi bisa meningkat? Karena karma buruk kolektif semua makhluk. Buddha berkata bahwa karma buruk kolektif semua makhluk tercipta akibat adanya nafsu keinginan. Setiap orang sudah melihat akibatnya dan memahami kebenaran ini, tetapi tidak dapat mengendalikan nafsu keinginan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus menerapkan pola hidup yang lebih sederhana dan alami serta bervegetaris. Janganlah kita mencemari tanah dan sumber air. Dengan adanya air dan tanah yang bersih, tanaman pangan yang dibutuhkan manusia bisa tumbuh. Kita juga dapat menanam sayur untuk dimasak dan dikonsumsi. Dengan begitu, kita bisa makan kenyang dan memperoleh gizi yang cukup setiap hari. Namun, banyak orang yang justru memilih untuk beternak dan membunuh hewan untuk dikonsumsi. Karma buruk membunuh sangatlah besar. Selain itu, gas yang dihasilkan juga dapat menimbulkan pencemaran udara. Bukankah ini semua ditimbulkan oleh manusia?
“Peternakan merupakan sumber gas metana. Banyak orang yang berkata bahwa kita seharusnya mengurangi konsumsi daging untuk meredam perubahan iklim,” kata Diana Liverman, profesor Universitas Arizona, Amerika Serikat.
“Kini bumi telah jatuh sakit. Makan daging hewan akan merusak bumi. Hewan merupakan makhluk yang bisa bergerak. Jadi, saat kita akan membunuh mereka, mereka pasti akan berusaha melawan. Kita merenggut nyawa mereka begitu saja. Jika Anda yang ingin makan daging dan Anda meminta orang lain untuk membunuhnya, dan Anda meminta orang lain untuk membunuhnya berarti kalian berdua telah merenggut nyawa hewan tersebut. Mereka bukan terlahir untuk dimakan,” kata Huang Qian-qian.
Kita hendaknya sungguh-sungguh mengasihi dan melindungi bumi. Akan tetapi, untuk melindungi bumi, kita harus menyucikan hati manusia. Saya berharap setiap orang dapat mengendalikan nafsu keinginan. Janganlah kita mengejar kesenangan sesaat. Kita hendaknya menjaga kesehatan tubuh dan bumi kita, menjaga keharmonisan dengan alam, dan berterima kasih kepada bumi. Manusia mengasihi bumi sehingga bumi bisa memenuhi kebutuhan manusia, bukankah ini siklus terbaik? Semakin banyak orang, semakin besar kekuatan. Jangan meremehkan kebajikan sekecil apa pun, jangan pula melakukan kejahatan meskipun kecil. Sungguh, kita harus menjaga pikiran kita dengan baik. Kita harus terjun ke tengah masyarakat untuk menginspirasi lebih banyak orang.
Kali ini, saat saya berkunjung ke Pingtung, beberapa mantan narapidana yang telah memperbaiki diri datang menemui saya. Ada yang baru keluar dari penjara dan ada pula yang telah menjadi pembimbing bagi orang lain. Mereka datang bersama keluarga mereka untuk membuktikan bahwa mereka benar-benar telah memperbaiki diri hingga bisa membimbing orang lain. Contohnya Bapak Zhong yang datang bersama orang tua dan putranya. Kedua orang tua dan putranya menyatakan bahwa setelah keluar dari penjara, dia telah berubah total. Setiap pagi dan malam, dia memberi salam dan mempersembahkan teh kepada orang tuanya. Orang tuanya berkata, “Kini cucu kami juga meneladani ayahnya. Saat ayahnya mempersembahkan teh, dia juga mempersembahkan teh kepada kami.” Lihat, inilah pendidikan moral yang nyata. Dia telah masuk penjara sebanyak enam kali. Anaknya bahkan sudah kecewa terhadapnya dan istrinya sudah meninggalkannya. Namun, dia bertemu insan Tzu Chi saat dia masuk penjara untuk keenam kalinya. Insan Tzu Chi pergi ke sana untuk memberikan bimbingan. Kita juga berkata kepadanya bahwa berbuat baik dan berbakti kepada orang tua adalah dua hal yang tidak bisa ditunda. Kita berusaha untuk menyucikan hatinya. Jadi, beberapa tahun yang lalu, dia juga berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra di Lembaga Pemasyarakatan Pingtung. Setelah mempelajari Sutra setiap hari, dia benar-benar bertobat dari lubuk hatinya.
Singkat kata, janganlah kita berbuat jahat. Selain itu, kita juga harus melakukan segala kebajikan. Banyak di antara mereka yang telah menjadi pembimbing. Saat kita pergi ke lembaga pemasyarakatan untuk memberikan bimbingan, mereka juga ikut untuk berbagi kisah mereka. Kita juga sering mengajak mereka mengikuti kegiatan bedah buku. Inilah yang disebut melakukan segala kebajikan. Bukan hanya tidak berbuat jahat, tetapi juga melakukan segala kebajikan. Inilah yang paling kita butuhkan sekarang. Kita harus menerapkan Dharma dalam keseharian untuk membimbing semua makhluk yang tersesat menuju arah yang benar. Ini sangatlah penting.
Ini bukan hanya dilakukan di Taiwan. Di Honduras, relawan Chang selama beberapa tahun ini terus membangun rumah bagi para korban banjir yang kehilangan rumah. Selain memberikan barang bantuan, dia juga menjalankan program bantuan lewat pemberian upah dan berusaha untuk menyucikan hati manusia. Dia pernah berkata kepada saya bahwa ada seorang mantan narapidana yang turut berpartisipasi dalam program bantuan lewat pemberian upah. Setiap kali orang ini datang, relawan Chang selalu memberinya sepasang sarung lengan. Saya bertanya, “Mengapa?” Relawan Chang menjelaskan, “Seluruh lengannya penuh dengan tato sehingga membuat orang takut melihatnya.” Setelah menerima bimbingan Tzu Chi, dia ingin memperbaiki kehidupannya. Jadi, kini dia benar-benar sangat bekerja keras. Ini semua berkat adanya Relawan Chang di Honduras.
Selama hampir 20 tahun, dia terus bersumbangsih di sana. Berkat dia, beras cinta kasih dari Taiwan bisa sampai ke tangan orang-orang yang paling membutuhkan di sana. Dia juga membantu kita memberikan tempat tidur lipat dan membangun rumah bagi orang yang paling membutuhkan. Jika tidak, banyak orang yang tidak memiliki tempat tidur sehingga terpaksa tidur di atas lantai atau tempat tidur gantung. Tempat tidur gantung ini hanyalah kain panjang yang kedua ujungnya diikat pada langit-langit rumah. Itulah tempat tidur mereka. Penderitaan mereka sungguh tak terkira. Di wilayah yang penuh penderitaan seperti ini, Bodhisatwa yang terjun ke tengah masyarakat telah membuat banyak orang terselamatkan. Kisah seperti ini sangatlah banyak. Jadi, kita harus menginspirasi lebih banyak relawan di lebih banyak wilayah. Jika benih Bodhisatwa dapat menyebar ke seluruh dunia, maka kebajikan yang dapat dilakukan akan semakin banyak.
Berpola hidup sederhana dan hidup berdampingan dengan alam
Bertobat dengan sepenuh hati dan berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra
Memperbaiki diri menuju arah yang baik dan memberikan pendidikan moral yang nyata
Menabur benih kebajikan lewat proyek pembangunan
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 15 Desember 2015