Ceramah Master Cheng Yen: Melakukan Segala Kebajikan

 

“Mereka adalah tetangga saya. Mereka melihat saya melakukan daur ulang, maka saya mengajak mereka untuk bergabung. Yang ingin bergabung akan datang. Saya datang setelah bangun pukul 5 pagi. Plastik yang sebelumnya basah dikeringkan dahulu dengan kipas angin, lalu dibalik agar bisa dipilah sore hari,” tutur Zhang Zhan Chuang-zi, relawan Tzu Chi.

“Putra saya melarang saya karena barang daur ulang berbau tidak sedap. Saya berkata, “Kamu tidak mengerti. Ini sangat bermanfaat untuk menyelamatkan generasi mendatang. Tidak ada orang yang mau melakukannya selain kami, kaum lansia.Jika kalian diminta untuk melakukannya, apakah kalian mau?” ujar Li Mei-xue, relawan daur ulang.

“Perut ikan hiu dan paus penuh dengan kantong plastik. Mereka mati karena menelan kantong plastik,” kata Qiu Gui, relawan daur ulang.

“Orang lain menduduki satu kursi, saya menduduki lima kursi. Membungkuk membuat saya tidak nyaman. Saat merasa pegal, saya akan berdiri dan beristirahat sebentar,” kata Lin Pi-wan, relawan Tzu Chi.

“Kami mengangkut barang daur ulang ke Sanxia. Hasil penjualannya bahkan tidak cukup untuk biaya bahan bakar. Master berkata bahwa meski demikian, kita tetap harus melakukannya. Ini demi menyelamatkan Bumi,” terang Huang Zhao-mei, relawan daur ulang.

Dalam kehidupan ini, kita harus giat melakukan segala kebajikan, waspada dalam bertindak, serta tekun dan tulus mempraktikkan Dharma yang menakjubkan. Kita harus giat melakukan berbagai perbuatan baik. Kita harus menggenggam waktu untuk melakukannya. Jadi, kita harus giat melakukan segala kebajikan dan waspada dalam bertindak.


Hal yang seharusnya dilakukan hendaklah segera kita lakukan. Jadi, kita harus tekun dan tulus mempraktikkan Dharma yang menakjubkan. Kita harus bersungguh hati, berpegang pada prinsip kebenaran, dan tidak melupakan tekad awal. Tindakan kita harus selaras dengan prinsip kebenaran dan jangan melupakan tekad awal.

Jika ragu-ragu, kita mungkin akan menyimpang. Jadi, untuk menyelamatkan dunia dengan welas asih, kita harus menyucikan hati kita dan membina pikiran benar. Kita harus merenung dengan tenang demi menyelamatkan dunia dengan welas asih. Saat ingin berbuat baik, kita harus merenung dengan hati yang tenang.

Buddha mengajarkan praktik kebajikan. Buddha mengajari kita untuk senantiasa membina pikiran baik. Saat pikiran baik timbul, kita harus segera bertindak. Jika kita tidak segera bertindak, pikiran baik itu mungkin akan berubah. Kemudian, kita akan menyesal karena tidak melakukannya. Jadi, kita harus bersungguh hati serta tekun melatih diri dan bersumbangsih.

Dalam telekonferensi, insan Tzu Chi Hsinchu berkata, “Master, sekarang kita akan berkendara ke Posko Daur Ulang Tzu Chi Qianjia.” Di bawah viaduk itu, saya melihat banyak relawan Tzu Chi dan relawan daur ulang. Luas tempat itu lebih dari 1.300 m². Lurah setempat berkata, “Daur ulang sangat bagus. Kalian bisa menggunakan lahan yang luas ini.”

Daur ulang bermanfaat bagi lingkungan sekitar karena ada banyak sumber daya yang akan terkumpul. Karena itulah, lurah setempat bersedia menyediakan lahan bagi kita. Setiap kisah yang dibagikan oleh relawan kita mengandung prinsip kebenaran. Mereka juga mengajak saya berkeliling posko daur ulang dan memberi penjelasan secara perlahan. Para relawan di sana sangat tulus. Mereka berkumpul untuk menyambut saya. Setelah itu, mereka kembali ke posisi masing-masing.


Kita juga melihat di Taoyuan, relawan kita menggunakan roda sepeda yang sudah rusak sebagai pagar pembatas. Dengan begitu, sirkulasi udara tetap terjaga. Mereka sungguh bijaksana. Para Bodhisatwa  daur ulang berkumpul dengan tertib di sana. Para Bodhisatwa  lansia sangat bijaksana. Meski sudah berusia 80-an atau 90-an tahun, mereka tetap bisa berbicara dengan jelas. Saya sungguh memuji mereka.

“Berkat Master, kami dapat menggarap ladang berkah yang besar ini. Dengan melakukan daur ulang, kita juga menyelamatkan Bumi. Jangan biarkan anak cucu kita terkena dampak perubahan iklim. Selain itu, dengan melakukan daur ulang, kita tidak akan terkena demensia ataupun Alzheimer. Bervegetaris juga baik bagi kesehatan kita. Saya selalu berpegang pada ajaran Master. Saya tidak menyia-nyiakan waktu dan jalinan jodoh yang dimiliki. Saya tidak memiliki penyesalan. Terima kasih, Master,” tutur Tong A-shu, relawan daur ulang.

“Melakukan daur ulang sungguh baik. Tadinya, saya harus menggunakan tongkat. Kini, saya melakukan daur ulang hingga tidak perlu menggunakan tongkat. Terima kasih, Master,” kata relawan daur ulang lainnya.

“Melakukan daur ulang membuat tubuh saya sehat. Saya berterima kasih kepada Master yang mendirikan Tzu Chi sehingga kami dapat melakukan daur ulang. Kami melakukan daur ulang hingga dipenuhi sukacita. Terima kasih, Master,” kata relawan daur ulang lainnya.

Kita juga mendengar tentang seorang relawan kita yang dahulu sangat menderita karena terpisah dengan orang yang disayangi. Saya sungguh tidak tega mendengarnya. Kita memiliki jalinan jodoh untuk membimbingnya melakukan daur ulang hingga dia bisa berpikiran terbuka. Bersama sekelompok anggota keluarga besar Tzu Chi, dia melakukan daur ulang dengan bahagia dan penuh sukacita sehingga bisa melupakan kepiluan masa lalu.

Dia sudah berpikiran terbuka dan menjalani kehidupannya dengan gembira bersama para relawan kita setiap hari. Para Bodhisatwa  lansia ini berbuat baik, menciptakan berkah, dan mengembangkan kebijaksanaan mereka. Mereka menyusun barang-barang daur ulang dengan rapi. Mereka melakukan pemilahan dengan saksama.


Para Bodhisatwa lansia melakukan daur ulang bersama bagai menjalankan usaha besar. Mereka menggunakan kebijaksanaan dalam melakukan daur ulang bagaikan mengelola perusahaan besar. Saya sungguh memuji mereka. Dedikasi mereka membuat saya dipenuhi sukacita.

Saat mereka melakukan daur ulang di sana, para insan Tzu Chi senior dari Hsinchu dan Taoyuan kembali ke Griya Jing Si untuk berbagi tentang para relawan. Para relawan daur ulang menggenggam waktu untuk melakukan hal yang benar. Mereka sangat giat melakukan daur ulang. Mereka selalu tekun dan bersemangat dalam menjalankan Tzu Chi.

Mereka menggenggam setiap waktu untuk melakukan daur ulang. Mereka memiliki banyak kisah. Para relawan daur ulang di sana memang memiliki banyak kisah yang menyentuh. Mereka saling mengasihi, saling membantu, dan bersatu hati untuk melindungi Bumi. Mereka memiliki kesatuan hati.

Mendengar kisah mereka, saya juga dipenuhi sukacita. Semua kisah mereka mengandung Dharma. Saya berkata pada mereka, “Kalian begitu bersungguh-sungguh mendengar saya membabarkan Dharma. Kini saya juga mendengar kalian membabarkan Dharma. Kalian berbagi tentang Dharma nyata dalam kehidupan sehari-hari. Saya tidak sebanding dengan kalian karena kalian yang melakukan tindakan nyata. Saya hanya mengatakannya, kalianlah yang mempraktikkannya. Kini, saya mendengar pengalaman kalian.”

Jadi, saya sangat bersyukur. Setiap orang memiliki kebijaksanaan yang setara dengan Buddha. Saya sangat tersentuh. Hal yang menyentuh sangatlah banyak. Kita harus bersungguh hati.

Melakukan segala kebajikan dan mempraktikkan Dharma yang menakjubkan
Dengan welas asih menyelamatkan dunia dan menjaga tekad awal
Mengembangkan kebijaksanaan untuk menciptakan berkah dengan melakukan daur ulang
Tekun dan tulus melindungi Bumi

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 13 Agustus 2020  
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 15 Agustus 2020
Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -