Ceramah Master Cheng Yen: Melangkah dengan Mantap dan Kompak


“Mengetahui bahwa Master akan mengunjungi Changhua pada perjalanan tur pertama, kami sungguh senang dan gugup. Saat itu, kami mengadakan rapat untuk mendiskusikan lagu apa yang akan kami bawakan. Kami memilih untuk menampilkan enam pertanda baik dan perumpamaan tanaman obat dari Sutra Teratai. Pada saat itu, kami berpikir bahwa Sutra Makna Tanpa Batas telah kami tampilkan beberapa kali sehingga kali ini, kami ingin membawakan lagu baru yang akan membawa sukacita bagi Master. Selama Master bahagia, kita pun akan Bahagia,”
kata Lin Mei-xiang relawan Tzu Chi.

“Enam pertanda baik ini sungguh baru bagi kami dan cukup sulit untuk dinyanyikan. Namun, kami hendak mempersembahkan pementasan adaptasi Sutra ini dengan penuh sukacita. Setelah memilih lagu, kami memikirkan bagaimana cara untuk menunjukkan tekad dan ikrar kami. Karena enam heqi di Changhua Selatan merupakan daerah pertanian, maka dengan pikiran yang sungguh sederhana dan polos, kami mengikuti Master untuk memikul dua bakul beras di pundak kami. Lalu, apa makna dari batu penggilingan? Sebagai murid Master, kami harus melatih kesabaran,” pungkas Lin Mei-xiang.

“Master pernah berkata bahwa manusia harus melatih kesabaran seperti kerbau yang membajak sawah. Semua relawan Tzu Chi berasal dari keluarga yang berbeda-beda. Ketika datang ke Tzu Chi, kita menghadapi berbagai ujian. Kita membutuhkan air Dharma dari Master. Untuk menggiling beras menjadi sari beras, kita tentu membutuhkan air. Sama halnya dengan kita, kita membutuhkan basuhan air Dharma dari Master agar dapat bersatu dengan harmonis,” kata Hong Hong-sheng relawan Tzu Chi.

Demi Pemberkahan Akhir Tahun di tahun ini, saya datang ke Changhua lebih awal. Ketika tiba di sini, saya bisa merasakan suasana pelatihan di sini. Sungguh sulit untuk menggambarkan betapa tersentuhnya saya. Semua gerakan kalian sangat kompak dan sempurna. Terlebih lagi, cara kalian melantunkan Sutra Makna Tanpa Batas sungguh membuat orang-orang tergugah. Saya melihat bahwa semuanya bekerja sama dengan harmonis. Saya sungguh tersentuh beberapa kali hingga mata dan hidung saya berair. Dapat dilihat bahwa kalian sangat bersungguh hati dan tulus menyerap Dharma ke dalam hati.


Saya ingin memberi tahu kalian bahwa latihan yang keras ini sungguh telah melatih kesabaran kalian. Untuk bekerja sama dengan harmonis, hendaklah kalian menghimpun kesatuan hati. Meski isi Sutra begitu panjang, tetapi kalian dapat melantunkannya dengan sinkron tanpa kesalahan sedikit pun. Bahkan, setiap gerakan kalian juga sungguh rapi. Sungguh, ini sangat indah. Dengan hati yang tulus, kalian telah menampilkan keindahan. Saya sungguh tersentuh, kagum, dan bersyukur dari lubuk hati terdalam. Singkat kata, pementasan kalian membuktikan bahwa kalian mengasihi dan menghormati saya.

Demi kunjungan saya ke sini, kalian menghabiskan banyak waktu untuk berlatih siang dan malam demi menampilkan pementasan yang sangat indah ini. Bakul beras dan batu penggilingan sungguh dibuat dengan kreatif dan sepenuh hati.

“Tema kita kali ini ialah menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Dengan memikul dua bakul beras di pundak, kami menunjukkan ikrar kami untuk menyebarkan Dharma dan membebaskan semua makhluk dari penderitaan. Apa yang ada dalam dua bakul ini? Di salah satu bakul, kami menaruh Sutra Makna Tanpa Batas dan Sutra Teratai. Kemudian, kami berpikir bahwa ini adalah warisan keluarga. Jadi, kami menambahkan enam warisan keluarga ke dalamnya,” kata Zeng Ling-zhu relawan Tzu Chi.

“Bakul ini melambangkan ajaran Master yang akan diwariskan kepada murid-muridnya. Bakul lainnya melambangkan membebaskan semua makhluk dari penderitaan. Karena celengan bambu menandai awal mula Tzu Chi, maka di tengah bakul, saya menaruh sebuah celengan bambu yang sangat besar. Ini melambangkan 30 ibu rumah tangga yang menyisihkan uang belanja untuk membantu orang lain. Saat itu, saya teringat dengan pita bertuliskan ‘Hati Buddha, Tekad Guru’ yang Master berikan. Jadi, saya juga menggunakan pita bertuliskan ‘Hati Buddha, Tekad Guru’ untuk mengikat celengan bambu yang menandakan bahwa para murid akan mengemban tanggung jawab,” pungkas Zeng Ling-zhu.


Saya telah menciptakan banyak nilai dalam hidup saya. Walaupun saya harus bekerja keras di masa lalu, tetapi saat ini, saya telah menyaksikan murid-murid saya, yakni para insan Tzu Chi, sungguh bekerja sama dengan kesungguhan hati.

Dalam perjalanan saya tahun ini, saya berkata pada diri sendiri bahwa tidak ada penyesalan dalam hidup saya. Ketika merenungi kehidupan saya, saya tahu bahwa hidup saya sungguh bernilai dan saya merasa tenang. Meski usia saya telah lanjut, saya dapat membuktikan pada diri sendiri bahwa saya memiliki banyak murid dari seluruh dunia yang memiliki kesatuan hati dan tekad untuk memberikan cinta kasih tanpa pamrih.

Di mana pun mereka berada, mereka senantiasa bersumbangsih tanpa pamrih. Dengan ketulusan hati, mereka membungkuk dan beranjali untuk mengucapkan terima kasih kepada penerima bantuan. Ke mana pun insan Tzu Chi pergi, mereka selalu bersumbangsih dengan kesatuan hati. Terlebih lagi, tata krama mereka menimbulkan rasa hormat bagi orang yang melihatnya.

Saya sering mendengar bahwa baik di Taiwan maupun luar negeri, insan Tzu Chi selalu menunjukkan perilaku yang penuh tata krama sehingga membangkitkan rasa hormat orang lain. Intinya, untuk mengembangkan nilai kehidupan, janganlah kita hanya mengasihi diri sendiri. Kita juga harus mengasihi orang lain. Ketika kita mengasihi orang lain, maka jiwa kebijaksanaan kita akan bertumbuh. Untuk menciptakan nilai dalam hidup, hendaklah kita bersumbangsih atau memberi dengan cinta kasih yang tulus. Inilah yang disebut dengan kebijaksanaan.


Hendaklah kita menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita. Contohnya kalian yang membuat kerajinan tangan ini. Demi acara Pemberkahan Akhir Tahun, kalian telah sepenuhnya mengerahkan kebijaksanaan kalian. Bahkan kedua kaki ini telah kalian buat dengan sangat indah. Di telapak kaki ini, terdapat kata-kata "satu detik, seumur hidup" dan "melangkah dengan mantap". Inilah keistimewaan di Changhua tahun ini. Saya akan mempromosikannya bagi kalian agar dapat menjadi sejarah. Kerajinan tangan ini sungguh kreatif. Begitu pula dengan bakul beras yang kalian buat. Semuanya dibuat dengan sepenuh hati dan memiliki nilai tak terhingga.

Saya selalu berharap bahwa di sisa hidup saya, saya dapat melihat insan Tzu Chi meninggalkan jejak cinta kasih. Kalian harus mencatat setiap keistimewaan yang ada di Changhua. Setiap orang memiliki sejarahnya masing-masing. Hendaklah kalian menyusun sebuah buku yang berisi sejarah Tzu Chi di Changhua. Hendaklah kalian mengambil foto dan video serta menyimpan barang-barang yang bermakna. Apakah kalian mengerti? (Mengerti).

Saya sungguh merasa puas dan bersyukur. Kalian sungguh telah memperoleh banyak pencapaian, bagai tanaman padi yang menghasilkan banyak bulir padi. 

Mengambil langkah mantap dengan ketulusan dan kesabaran
Menghormati Guru dan Dharma dengan menunjukkan keharmonisan
Memiliki kekompakan serta kesatuan tekad dan ikrar
Sejarah yang abadi mencerminkan kecemerlangan 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 09 November 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 11 November 2022
Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -