Ceramah Master Cheng Yen: Melangkah Maju dengan Berani

“Berkat Master, kami memiliki tempat ini untuk melakukan daur ulang. Semakin melakukan daur ulang, saya semakin sehat dan gembira. Pada tahun 2010, saat suami saya meninggal, saya sangat kehilangan.  Saya tidak bisa keluar dari kesedihan. Kemudian, cucu perempuan saya berkata, ‘Nenek harus keluar rumah. Ayo ikut saya ke posko daur ulang. Dengan begitu,  Nenek akan dapat melangkah keluar.” Cucu perempuan saya benar. Di posko daur ulang, saya melihat banyak sekali permata. Banyak barang yang bisa dipilah. Lalu, saya melihat sebuah payung.  Melihat kain payung itu  masih sangat baru dan cantik, saya lalu membongkarnya dan menjahitnya menjadi sebuah kantong belanja. Sangat cantik,” kata Zhang Tang-mei, relawan daur ulang.

Penglihatanmu masih sangat tajam. Tanganmu juga sangat terampil.”

“Saya pernah menjalani operasi mata di RS Tzu Chi. Karena itu, penglihatan saya masih sangat bagus.

Sekarang kamu berusia 30-an tahun.

”Ya, saya baru berusia 30-an tahun. Kaki saya masih sangat kuat. Terima kasih atas pelindungan Bodhisatwa.

Bagus sekali. Semoga kamu selalu sehat.

”Terima kasih. Saya menerima doa Master.”

Penglihatanmu juga masih sangat tajam. Gerakanmu juga sangat cekatan.

“Saya masih bisa bekerja beberapa tahun lagi.”

Ya, kamu masih bisa bekerja sangat lama.

“Terima kasih”

Baik.

”Ini kantong belanja yang kecil. Saat pergi berbelanja, saya membawa dompet, ponsel, dan kantong belanja ini. Dengan begitu, saya bisa mengurangi penggunaan kantong plastik. Saya bisa menaruh barang belanjaan di sini,” kata seorang relawan daur ulang.

Ini juga merupakan hasil daur ulang. Ini sungguh tidak mudah. Kantong ini sangat ringan. Apa pun yang dibeli, kita bisa menyimpannya ke dalam kantong ini. Sungguh luar biasa. Kalian semua memiliki sepasang tangan yang luar biasa. Kehidupan di dunia ini tak terlepas dari lahir, tua, sakit, dan mati. Semua orang tak bisa menghindar dari penderitaan. Kita harus menerimanya.

 

 

Kita harus merenungkan bahwa perasaan membawa derita,  pikiran ini adalah tidak kekal, dan segala fenomena adalah tanpa inti. Benarkah tanpa keakuan? Setiap orang memiliki keakuan. Setiap insan Tzu Chi harus kembali pada sifat hakiki yang murni. Kita telah melakukan hal yang mungkin tak bisa dilakukan orang lain.

Banyak orang seusia kita sekarang yang sudah pensiun dan menikmati hidup. Mereka menjalani hidup dengan santai. Bolehkah kita pensiun dari menjadi relawan? (Tidak) Jika mundur, maka kita tak akan bisa maju. Jika pensiun, maka kita akan mundur dan menjalani hidup tanpa makna. Janganlah kita demikian. Kita harus memanfaatkan hidup dengan baik.

Kita tidak boleh pensiun menjadi relawan karena jika demikian maka hidup kita akan sia-sia. Apa yang dimaksud dari tidak pensiun menjadi relawan? Tekun dan bersemangat. Kita harus selalu berfokus dan maju tanpa mundur untuk melatih diri. Inilah relawan Tzu Chi.

Saya sangat berterima kasih. Saya merasa hidup saya sangat bermakna dan tidak ada penyesalan. Insan Tzu Chi di seluruh dunia telah mengemban misi Tzu Chi, berbagi hal yang saya katakan, dan memiliki hati yang dekat dengan saya. Sungguh, kita semua harus bersatu hati dan tekad untuk terus melangkah maju.

Setiap hari saya mengingatkan diri untuk memanfaatkan setiap detik dengan baik. Saya sangat bersyukur karena masih dapat melakukan perjalanan dan memberikan ceramah. Suara saya hari ini lebih lantang dari kemarin dan suara saya kemarin lebih lantang dari 2 hari lalu. Semoga kita dapat selalu menghimpun kekuatan untuk mengemban dan mewariskan misi Tzu Chi.


Lihatlah seorang anak berusia 5 tahun. Setiap hari dia datang untuk menjadi tongkat saya. Saat saya turun dari panggung atau saat saya tiba di depan pintu, saya selalu dapat melihatnya.  Dia bagaikan Bodhisatwa Sadaparibhuta. Apa yang selalu dilakukan oleh Bodhisatwa Sadaparibhuta? (Memberikan penghormatan) Benar. Dia selalu memberi penghormatan setiap bertemu dengan orang.

Saat saya turun dari panggung dan tiba di depan pintu, dia selalu berada di sana untuk memberi penghormatan. Kemudian, dia akan berbalik badan sambil beranjali. Dia menggunakan bahunya untuk memapah saya agar saya dapat berjalan dengan stabil. Dia adalah anggota Tzu Cheng cilik. Dia juga merupakan relawan daur ulang. Dia juga menyisihkan uang ke dalam celengan bambu. Inilah yang dilakukan oleh anak berusia 5 tahun ini.

Dia juga mempersembahkan sebuah miniatur bola bumi. Para relawan membuat miniatur bola bumi dengan botol plastik. Tentu saja, kebijaksanaan  dan bimbingan dari orang dewasa telah membuat anak ini sangat memandang penting pelestarian lingkungan. Saya bertanya padanya, “Apakah kamu menyosialisasikan kegiatan daur ulang dengan teman sekelasmu?” Dia menjawab, “Ya.” Inilah bentuk pendidikan. Inilah pendidikan yang menyeluruh.

Semoga kalian menerima, memahami, dan mewariskan imbauan saya dari generasi ke generasi. Orang-orang dari berbagai profesi dapat mengembangkan kelebihannya masing-masing.

“Saya bekerja di bidang periklanan dan penjualan. Saya juga suka menggambar. Saat Master bertanya, ‘Apakah kamu tahu Koko?’ Koko adalah seekor gorila yang bisa menggunakan bahasa isyarat tangan. Saya berkata, ‘Saya bisa menggambar gorila itu.’ Setelah Master menceritakan tentang gorila itu, saya terus mencari tahu tentangnya sepanjang akhir pekan. Tangan saya tidak bisa berhenti. Saya terus berpikir bagaimana menggabungkan tokoh Koko dengan kegiatan daur ulang kami,” kata Bapak Chi, seorang relawan.  


Saya tahu bahwa pendidikan masa depan sangat penting. Kita harus tahu pentingnya melakukan kegiatan daur ulang di masa depan. Selain kegiatan daur ulang, saya juga berharap lewat Da Ai TV dan kekuatan Tzu Chi, kita dapat memanfaatkan kisah Koko untuk membuat kegiatan daur ulang agar semakin menarik sehingga anak-anak yang ikut dapat bertambah.

Lihatlah Koko. Koko bisa berbagi Dharma. Saya sungguh merasa bahwa hati, Buddha, dan semua makhluk pada dasarnya tiada perbedaan. Dengan beberapa puplen, Bapak Chi dapat menggambar sesuatu yang begitu menyentuh hati. Lukisannya mengandung ajaran. Lukisannya mengandung Dharma. Lukisannya dapat membabarkan Dharma.

Kita harus mengembangkan potensi sendiri. Saya berterima kasih kepada semua Bodhisatwa yang ada di sini. Selama sesuatu itu benar, maka lakukan saja. Relawan Tzu Chi harus memiliki keberanian yang bagaikan singa. Kita harus memiliki keberanian dalam mengemban misi Tzu Chi. Banyak relawan yang sudah berusia 90-an hingga 100 tahun, tetapi tetap bersumbangsih.

Jika kalian menabung 50 tahun pada “bank usia” yang saya dirikan, maka kalian yang berusia 100 tahun kini hanya berusia 50 tahun. Kalian yang berusia 90 tahun juga jadi berusia 40 tahun. Itu adalah usia produktif. Saat langkah saya oleng dan tidak stabil, saya selalu menyemangati diri dengan berpikir, “Saya hanya berusia 30-an tahun sekarang. Saya tidak boleh oleng.” Saya berkata kepada diri sendiri seperti itu. Jadi, kita harus memanfaatkan setiap detik dengan baik dan melangkah dengan mantap.

Berpegang pada semangat Master untuk melangkah maju dengan berani
Puluhan ribu warga bersatu hati untuk mencapai tujuan yang sama
Senantiasa berhati tulus dan penuh hormat
Mewariskan kebijaksanaan para Bodhisatwa daur ulang

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 29 November 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 1 Desember 2019

Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -