Ceramah Master Cheng Yen: Melatih Diri di Jalan Bodhisatwa
Saya sering berkata kepada insan Tzu Chi bahwa saya
berharap setiap orang melatih ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan.
Kita harus berikrar menyelamatkan semua makhluk dengan ketulusan, memutus noda
batin dengan kebenaran, mempelajari seluruh pintu Dharma dengan keyakinan, dan?
(Mencapai kebuddhaan dengan kesungguhan).
Benar. Kita harus tulus, benar, yakin, dan
sungguh-sungguh. Kita berikrar untuk menyelamatkan semua makhluk, memutus noda
batin, mempelajari seluruh pintu Dharma, dan mencapai kebuddhaan. Empat kalimat
ini adalah satu Gatha. Empat kalimat ini adalah ikrar umum para Buddha. Para
Buddha memiliki satu ikrar yang sama, yakni yang disebutkan dalam Gatha ini. Empat
kalimat dalam satu Gatha ini berisi ikrar yang disebut Empat Ikrar Agung.
Yang pertama adalah berikrar menyelamatkan semua
makhluk. Untuk menyelamatkan semua makhluk, kita harus memutus noda batin.
Bodhisatwa sekalian, mengapa saya terus menekankan bahwa Bodhisatwa harus
terjun ke tengah masyarakat? Karena di tengah masyarakat terdapat banyak noda
batin. Dalam melatih diri, kita jangan hanya membawa manfaat bagi diri sendiri.
Dalam Sutra Bunga Teratai diulas bahwa Buddha
membabarkan Dharma selama 49 tahun. Selama 42 tahun pertama, Buddha membabarkan
tentang Tiga Kereta. Buddha memulainya dari Sravakayana dan Pratyekabuddhayana.
Sravakayana dijalankan oleh Sravaka. Mereka memahami prinsip kebenaran dengan
mendengar ajaran Buddha. Buddha memberi tahu mereka tentang Empat Kebenaran
Mulia.
Hidup manusia dipenuhi berbagai penderitaan, seperti
noda batin, kesulitan ekonomi, dan ketidakkekalan. Ketidakkekalan bisa
disebabkan oleh alam, bisa pula disebabkan oleh ulah manusia. Kini semua orang
hendaknya bisa memahami penderitaan. Saya berharap Bodhisatwa dapat tersebar di
seluruh dunia.
Ke dalam, kita melatih ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan. Ke luar, kita mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Jadi, kita harus memiliki cinta kasih agung tanpa penyesalan untuk mendatangkan cinta kasih tak terbatas. Selain harus berikrar menyelamatkan semua makhluk dengan ketulusan, kita juga harus memiliki cinta kasih agung tanpa penyesalan untuk mendatangkan cinta kasih tak terbatas.
Kita harus mengasihi semua makhluk tanpa
mementingkan jalinan jodoh. Untuk menyelamatkan semua makhluk, kita harus
memiliki cinta kasih. Kita mengasihi tanpa penyesalan. Jadi, cinta kasih agung
tanpa penyesalan mendatangkan cinta kasih tak terbatas. Kita juga harus
memiliki welas asih agung tanpa keluh kesah untuk mendatangkan kekuatan ikrar
tak terbatas.
Dengan welas asih agung, kita bersumbangsih
tanpa berkeluh kesah. Kita bersumbangsih tanpa pamrih sekaligus mengucap
syukur. Selama lebih dari 50 tahun ini, insan Tzu Chi bersumbangsih tanpa
penyesalan dan keluh kesah serta senantiasa bersyukur. Jadi, cinta kasih agung tanpa
penyesalan mendatangkan cinta kasih tak terbatas dan welas asih agung tanpa
keluh kesah mendatangkan kekuatan ikrar tak terbatas.
Untuk menyelamatkan semua makhluk, kita juga
harus memiliki sukacita agung tanpa kerisauan untuk mendatangkan kebahagiaan
tak terbatas. Lewat bersumbangsih, kita belajar dan tersadarkan. Kita
bersumbangsih dengan sukarela dan sukacita. Karena itu, insan Tzu Chi harus senantiasa
dipenuhi sukacita dalam Dharma.
Setelah mendengar Dharma, kita harus
menerapkannya dalam keseharian. Kita harus mendengar Dharma dengan hati penuh
sukacita dan mempraktikkannya dalam keseharian. Untuk mengubah kehidupan kita, selain
harus memiliki sukacita agung tanpa kerisauan yang mendatangkan kebahagiaan tak
terbatas, kita juga harus memiliki keseimbangan batin agung tanpa pamrih yang
mendatangkan rasa syukur tak terbatas.
Kita harus bersyukur kepada semua orang. Pertama-tama,
kita harus bersyukur kepada sesama relawan yang menghimpun kekuatan bersama. Dalam
melenyapkan penderitaan semua makhluk, kita harus bersyukur kepada orang-orang
di sekeliling kita. Ada yang membuka jalan di depan kita dan ada yang
membentangkan jalan di belakang kita.
Kita harus bersyukur kepada orang-orang di sekeliling
kita yang menapaki Jalan Bodhisatwa bersama kita. Jadi, saat bersumbangsih,
kita harus bersyukur kepada orang yang menerima bantuan kita. Bagaimana kita
bisa menjadi Bodhisatwa tanpa orang yang menderita? Karena itulah, kita terjun
ke tengah masyarakat untuk melenyapkan penderitaan dan noda batin semua
makhluk.
Berhubung kita berikrar untuk melenyapkan noda
batin semua makhluk yang tiada akhir, kita harus melenyapkan noda batin diri
sendiri terlebih dahulu. Untuk melenyapkan noda batin diri sendiri, kita harus
mendalami ajaran Buddha. Ajaran Buddha bisa menjernihkan pandangan dan membuka
pikiran kita. Dengan demikian, noda batin kita akan berkurang.
Jadi, kita harus terjun ke tengah masyarakat dengan
hati penuh rasa syukur. Di tengah masyarakat, kita melihat banyak noda batin
dan penderitaan. Kita bisa membantu mereka memutus noda batin dan melenyapkan
penderitaan. Inilah ladang pelatihan kita, ladang pelatihan Bodhisatwa. Karena
itulah, selain bersumbangsih tanpa pamrih, kita juga bersyukur. Bukan hanya
kepada penerima bantuan, kita juga bersyukur kepada orang-orang yang
bersumbangsih bersama kita.
Dengan membangkitkan rasa syukur setiap hari, cinta
kasih kita tidak akan terputus. Dengan mengasihi orang lain, orang lain baru
akan mengasihi kita. Dengan menghormati orang lain, orang lain baru akan
menghormati kita. Contohnya seorang relawan senior yang berkata, “Master, kami
tidak tahu mengapa kami begitu mengasihi Master.”
Saya dengan santai menjawab, “Karena sebelum
kalian mengasihi saya, saya sudah mengasihi kalian.” Sungguh, kita harus mengasihi
orang lain terlebih dahulu, barulah orang lain akan mengasihi kita. Ini tidak
bisa diremehkan. Kita harus senantiasa mengerahkan kekuatan cinta kasih. Kita harus
membentangkan setiap inci jalan dengan cinta kasih.
Semoga tekad pelatihan kalian semakin teguh dan
kalian tekun melatih diri setiap hari. Semoga kita semua bisa bersumbangsih
bagi dunia dengan kesatuan hati. Bodhisatwa sekalian, bisakah kalian mempraktikkan
cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin? (Bisa) Bisakah
kalian melatih ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan? (Bisa)
Kalian harus memulainya dari sekarang karena
beberapa waktu lagi, kalian akan dilantik. Pelatihan kalian akan berakhir hari
ini. Selanjutnya, kalian akan dilantik. Kalian harus ingat untuk melatih
ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan serta mempraktikkan cinta
kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin.
Kita harus berpegang pada mazhab Tzu Chi dalam pelatihan
ke dalam diri dan praktik ke luar. Ajaran Jing Si adalah giat mempraktikkan
jalan kebenaran. Artinya, kita harus giat membuka Jalan Bodhisatwa. Kita harus
bersyukur kepada orang-orang yang terus membentangkan jalan di belakang kita sehingga
jalan yang kita buka bisa mulus dan terus dilalui orang-orang di masa
mendatang. Inilah harapan terbesar saya.
Ke dalam diri melatih ketulusan, kebenaran, keyakinan,
dan kesungguhan
Ke luar mempraktikkan cinta kasih, welas asih,
sukacita, dan keseimbangan batin
Bertanggung jawab untuk mewariskan Dharma dan
menyebarluaskan mazhab Tzu Chi
Membuka dan
membentangkan jalan dengan hati penuh rasa syukur
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 November 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina