Ceramah Master Cheng Yen: Melatih Diri Lewat Kesulitan yang dihadapi

Sampah-sampah di laut berasal dari beberapa barang, termasuk yang tadi saya katakan, yaitu botol plastik, tutup botol, dan kantong plastik. Saya berharap semua orang dapat bekerja sama untuk mengurangi pemakaian produk plastik sekali pakai,” jelas Yang Xi-nan Kepala Divisi Inspeksi Lingkungan EPA

“Di bawah laut masih terdapat banyak sampah. Banyak orang yang memiliki pandangan lama Banyak orang yang memiliki pandangan lama bahwa setelah sampah dibuang ke laut, ia akan tenggelam dan terurai. Pada kenyataannya, sampah-sampah masih terus ada di sana,” kata Pan Wen-qin Ketua Tim Patroli Lingkungan Perairan Laut.

“Akhir-akhir ini, ketika mengumpulkan sampah di sepanjang garis pantai atau di dasar laut, di sepanjang garis pantai atau di dasar laut, kami menemukan bahwa saat ini garis pantai Hualien sudah agak dipenuhi sampah,” timpal Rao Rui-ling, Wakil Biro Pelestarian Lingkungan Kabupaten Hualien.

Di Bumi, manusia telah menciptakan banyak masalah sampah. Lihatlah, bahkan laut pun penuh dengan sampah. Ini terjadi dalam waktu yang singkat, yaitu hanya puluhan tahun saja. Dua puluh atau tiga puluh tahun lalu, di permukaan laut masih tidak terlihat ada sampah, sekarang sudah penuh dengan sampah.


Terkadang, saya memikirkan bagaimana cara membantu untuk mengurangi atau membersihkan sampah di laut. Bagaimanapun saya berpikir, saya tidak menemukan caranya.

Sampah di laut sangat sulit diatasi. Beberapa insan Tzu Chi naik kapal untuk mengumpulkan sampah di laut. Contohnya relawan Tzu Chi di Penghu dan Xiaoliuqiu. Mereka sering mengumpulkan sampah di laut. Tidak seperti kita di darat, mereka mengumpulkan sampah di laut dengan kapal. Berapa banyak yang bisa mereka kumpulkan? Ini sungguh merupakan sebuah masalah besar.

Banyak benda buatan yang diluncurkan ke ruang angkasa. Dahulu, saat kecil kita sangat polos dan selalu percaya bahwa di Bulan terdapat dunia yang sangat indah. Namun, Bulan yang diketahui anak-anak sekarang sudah bukan seperti yang kita ketahui saat kecil. Anak-anak masa kini lebih kaya dengan pengetahuan. Namun, sangat disayangkan, mereka tidak diajarkan bagaimana melindungi Bulan, Bumi, dan langit. Jadi, sangat sulit bagi mereka untuk melakukan tindakan bersama. Mereka memiliki banyak pengetahuan, tetapi mereka tidak diajari bagaimana melindungi Bumi.


Untuk melindungi Bumi, manusia harus hidup lebih sederhana. Keinginan manusia sangat banyak. Untuk membantu pertumbuhan ekonomi, orang-orang mengembangkan usaha mereka. Arah seperti inilah yang orang-orang jalani. Namun, sayangnya mereka tidak mengerti bagaimana melindungi kehidupan kita yang paling mendasar. Orang-orang sekarang hanya mengejar kesenangan material sehingga merusak lingkungan. Kita harus kembali ke kehidupan yang sangat alami agar tidak ada polusi udara, Bumi bisa sangat damai dan tidak rusak akibat sampah atau eksploitasi. Kita bisa menyelamatkan Bumi asalkan mengubah perilaku kita.

“Pada tahun 2005, dokter memvonis hidup saya hanya tersisa 3 hingga 6 bulan. Awalnya, saya berpikir saya harus melakukan daur ulang hingga saya tidak bisa melakukannya. Di dalam hati saya berpikir seperti itu. Apa boleh buat, jika tidak melakukan daur ulang, saya akan merasa tidak nyaman. Kini, dengan berlalunya satu hari, berarti saya sudah untung satu hari. Setiap pagi, saat bangun tidur, saya merasa saya sudah untung satu hari lagi. Ini sudah cukup bagi saya,” cerita Huang Mei-lan, relawan daur ulang.

Tadi kita melihat Bodhisatwa daur ulang itu memiliki jalinan jodoh dengan Tzu Chi. Dia menjalankan Tzu Chi dengan sepenuh hati. Tidak peduli masih bisa hidup berapa lama, dia memanfaatkan setiap hari untuk melakukan daur ulang. Putranya juga mendukungnya. Dia sudah melakukan daur ulang lebih dari 10 tahun. Usianya sekarang sudah lebih dari 80 tahun.


“Selama bisa melakukan daur ulang, saya akan melakukannya dan tidak akan pernah berhenti. Melakukan daur ulang merupakan sandaran batin bagi saya. Saya menderita penyakit kanker hati, hipertrofi jantung, cairan di paru-paru, dan tumor otak. Penyakit saya sangat banyak. Saya berdoa kepada Buddha jika saya masih boleh melakukan daur ulang, maka berkatilah saya; jika saya tidak boleh melakukannya lagi, maka bawalah saya pergi,” lanjut Huang Mei-lan.

Kita harus menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia dan bersedia menerima rintangan karma masa lampau kita. Setiap kali menemui kesulitan, kita harus menerimanya dengan hati yang lapang dan sukarela. Kita juga harus bersyukur karena kita sudah melewati satu karma buruk lagi. Namun, di masa depan kita tetap harus bekerja dengan sungguh-sungguh dan menjalin jodoh baik dengan semua makhluk agar dalam kehidupan ini atau kehidupan mendatang ada jalinan jodoh yang mendukung kita untuk melakukan perbuatan baik dan mendampingi kita berjalan di Jalan Bodhisatwa. Inilah yang harus kita lakukan sekarang.

Kita harus menjalin jodoh baik dari kehidupan ke kehidupan. Kesulitan apa pun yang kita hadapi dalam kehidupan ini, kita harus bersyukur karena kesulitan yang kita hadapi akan membuat kita bertumbuh dan menjadi lebih maju.

Dalam proses Buddha melatih diri, tidak lengkap jika tidak ada Devadatta. Devadatta telah membawa banyak kesulitan bagi Buddha Sakyamuni, tetapi Beliau menganggapnya sebagai kesempatan untuk melatih diri. Buddha sudah mencapai pencerahan di dunia, tetapi masih bertemu dengan Devadatta yang selalu menentang dan ingin mencelakai-Nya. Kita sering membaca kisah seperti ini di dalam Sutra. Buddha bersyukur atas kesulitan ini. Kemudian, Buddha masih meramalkan bahwa di masa depan, Devadatta juga akan menjadi Buddha dan meramalkan bahwa di masa itu, masa kehidupan Devadatta sebagai Buddha lebih lama dari murid-murid-Nya yang lain. Buddha berterima kasih kepada Devadatta karena Devadatta telah membantu-Nya melatih diri.

Singkat kata, inilah hati Buddha. Semua makhluk memiliki hati Buddha. Kita bisa melihat relawan daur ulang yang lain lagi. Saat dia masih muda, tangannya putus akibat kecelakaan di pabrik. Namun, tangannya dipasangi prostesis.


“Saat tangan saya putus, saya merasa sangat sedih. Namun, saya tetap harus bertahan. Saya berpikir apakah nasib saya sudah ditakdirkan seperti ini. Namun, bersedih juga melewati satu hari, senang juga melewati satu hari. Saya bisa merobek karung ini dengan mudah. Prostesis ini berguna untuk melatih tangan saya. Ini bukan tangan asli. Prostesis ini berguna untuk melatih tangan saya, tetapi saya menggunakannya untuk melakukan daur ulang dan sangat enak untuk digunakan,” kisah Xiao Ji-shu, relawan daur ulang.

“Dia mengembangkan potensi kehidupannya dengan sangat baik. Tidak peduli saat bekerja di rumah ataupun saat menjadi relawan, dia menjalankannya dengan penuh sukacita,” kata relawan lain.

Ini karena dia mengerti untuk bersikap penuh pengertian. Kita harus bersikap penuh pengertian, berlapang dada, berpuas diri, dan bersyukur. Ini adalah proses pelatihan diri.

Bodhisatwa sekalian, kehidupan orang berbeda-beda. Jika kaya secara materi sekaligus kaya batin, itu sangatlah baik. Namun, jika kita memiliki kehidupan yang sulit, kita harus mengubah pola pikir dan memanfaatkan kehidupan saat ini.

Tidak peduli berapa lama kita bisa hidup, kita harus memanfaatkan kehidupan kita dengan baik. Hal yang benar, lakukan saja, tidak peduli waktunya panjang atau pendek. Meski salah satu tangannya cacat, dia bersikap penuh pengertian dan lebih sungguh-sungguh melakukan daur ulang. Inilah kondisi kehidupan di dunia. Bodhisatwa sekalian, untuk menyelamatkan Bumi sekarang, dibutuhkan kesatuan tekad semua orang. 

Melakukan daur ulang dengan keterbatasan fisik

Bersikap penuh pengertian dan mengubah pola pikir untuk menapaki Jalan Bodhisattva

Melatih diri lewat kesulitan yang dihadapi

Memiliki tekad yang sama untuk menyelamatkan Bumi

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Februari 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 23 Februari 2019

Editor: Metta Wulandari

Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -