Ceramah Master Cheng Yen: Melenyapkan Kabut Hitam dengan Energi Kebaikan


Pandemi kali ini mendatangkan energi penyakit. Semua orang hendaknya bersama-sama membina kebaikan dan cinta kasih dengan tulus untuk membentuk energi kebaikan. Insan Tzu Chi di setiap negara bersungguh hati menjalankan misi amal untuk menolong warga kurang mampu dan sangat memandang penting misi pendidikan. Akibat pandemi, murid-murid tidak bisa pergi ke sekolah. Agar mereka dapat tinggal di rumah dengan tenang, kita pun memberikan bahan pangan yang cukup pada mereka.

“Sejujurnya, ini membutuhkan dana yang besar. Berkat bantuan Penasihat Weng dan Yayasan Tzu Chi, kita dapat memberikan lebih banyak bantuan kepada murid-murid yang membutuhkan,” tutur Lin You-chang, Wali kota Keelung.

“Kita memberikan bahan pangan yang cukup untuk satu keluarga, bukan hanya satu nasi kotak. Kita mengirimkan barang bantuan ke wilayah terpencil dengan taksi. Di wilayah perkotaan, jika leluasa, murid-murid bisa mengambilnya di sekolah dan mereka cukup datang sekali dalam sebulan,” terang Yan Bo-wen, Ketua Misi Amal Tzu Chi.

“Pembagian paket sayuran dan buah-buahan dipercayakan pada komite pengelola pasar kami. Kami berusaha segenap hati dan tenaga untuk menyukseskan gerakan cinta kasih ini. Ini adalah pertama kali kami melakukannya. Dengan sepenuh hati, kami berusaha untuk melakukannya dengan sempurna lewat kerja sama dengan Tzu Chi,” ujar Jian De-chuan, Ketua komite pengelola pasar.


“Meski akan mengalami kerugian, kami tetap harus melakukannya. Ini dilaksanakan oleh Serikat Pedagang Sayur dan Serikat Pedagang Buah. Kami juga meminta semua penyedia bahan makanan untuk memberikan kualitas terbaik. Jika mengalami kerugian, kedua serikat tersebut akan memberi dukungan. Kami akan memberikan dukungan terbesar kepada Pemerintah Kota Keelung dan Yayasan Tzu Chi,” kata Zhong Yuan-chang, Anggota komite pengelola pasar.

“Kami berharap anak-anak dari keluarga kurang mampu di Keelung dapat tinggal di rumah dengan tenang dan menikmati makanan yang bergizi pada liburan musim panas ini. Ada lebih dari seratus relawan yang membantu melakukan pengemasan di sini dan mengatur pengiriman. Saya merasa bahwa pada masa pandemi ini, cinta kasih universal ini akan membawa kehangatan bagi banyak orang,” harap Lin You-chang, Wali kota Keelung.

“Demi menjaga kesegaran sayuran dan buah-buahan yang akan dibagikan, kami berharap barang bantuan ini dapat tiba di rumah penerima bantuan pada hari yang sama. Karena itu, kita berdiskusi dengan Pemerintah Kota Keelung untuk mengajak para sopir taksi turut menyukseskan gerakan ini. Dengan demikian, penghasilan sopir taksi juga bisa bertambah,” jelas Chen Zhi-ming, Pekerja sosial Divisi Pengembangan Misi Amal Tzu Chi.


Saya sangat bersyukur kepada Divisi Kerohanian kita serta semua yang terlibat dalam misi amal. Mereka telah menyusun rencana yang menyeluruh untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak. Selain beras, kita juga memberikan sayuran, buah-buahan, bahan makanan kering, dan lain-lain. Kita berusaha membimbing orang-orang untuk bervegetaris. Pada saat seperti ini, janganlah kita pergi ke pusat keramaian, seperti pasar. Karena itu, kita memberikan bahan pangan yang lengkap.

Berhubung kita memberikan bahan pangan vegetaris, orang-orang secara alami bisa bervegetaris. Mereka juga bisa makan kenyang dan memperoleh gizi seimbang. Untuk itu, saya sangat bersyukur kepada insan Tzu Chi yang senantiasa mengakumulasi tetes demi tetes cinta kasih.

Kita bisa melihat seorang murid kita di Malaysia. Setelah memahami bahwa Tzu Chi berawal dari semangat celengan bambu, dia pun membuat sebuah celengan yang sangat canggih. Celengan itu terbuat dari kardus. Saat dia memasukkan koin ke dalam celengan, koin-koin itu akan masuk ke laci masing-masing sesuai nilai koin tersebut.

Ada pula murid yang mengembangkan celengan yang akan melontarkan koin ke dalam mulut celengan setelah koin ditaruh di tempatnya. Jadi, mereka sangat bijaksana. Gagasan yang tidak pernah terpikir oleh saya telah terpikir oleh mereka. Mereka sungguh mengagumkan. Jadi, pendidikan sangatlah penting.


Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi dan menuju arah yang benar, kita bisa berkontribusi bagi masyarakat. Ini merupakan kontribusi tanpa pamrih. Dengan memanfaatkan teknologi, kita bisa melakukan segala sesuatu dengan lebih baik. Ini sungguh menyentuh.

Lihatlah, murid-murid kita juga berusaha untuk menginspirasi cinta kasih orang-orang, seperti teman sekolah mereka. Mereka juga menyosialisasikan vegetarisme. Anak-anak berusia 6 hingga 9 tahun juga bisa bervegetaris dan mengajak orang-orang untuk bervegetaris bersama. Lihat, bukankah ini merupakan pelajaran besar?

Saat ini, yang terpenting adalah hal makan. Semua orang hendaklah memperhatikan makanan yang dikonsumsi. Kita harus mengonsumsi makanan yang bergizi dan bersih. Konsumsilah makanan

yang tidak membuat kita berutang. Apa makanan yang tidak membuat kita berutang? Makanan vegetaris. Jika mengonsumsi daging, berarti kita berutang pada hewan dan kelak harus membayarnya berkali-kali lipat. Jika terus mengonsumsi daging, utang kita pada hewan akan terus terakumulasi dan kita harus membayarnya kelak. Jadi, makanan yang membuat kita berutang adalah makanan nonvegetaris.


Dengan beralih ke pola makan vegetaris, kita akan terbebas dari utang. Kita hendaknya bersyukur kepada bumi yang telah menyediakan tanaman pangan yang berlimpah bagi kita. Mengasihi dan melindungi bumi juga merupakan wujud syukur terhadap bumi yang telah menyediakan sumber daya alam dan tanaman pangan yang berlimpah bagi kita.
 
Saat ini, setiap orang hendaklah membangkitkan niat baik. Ini bagai menyalakan sebatang lilin di dalam ruangan yang gelap. Cahaya sebatang lilin tidaklah cukup. Beruntung, setiap orang memiliki sebatang lilin di dalam hati. Hanya saja, ada banyak orang yang belum menyalakan lilin di dalam hati mereka. Buddha juga mengatakan bahwa cahaya sebatang lilin hanya dapat menerangi sekelilingnya. Namun, satu batang lilin yang menyala ini dapat menyalakan lilin lain.

Lilin pertama tidak akan meredup dan lilin kedua yang dinyalakan akan membuat sekelilingnya semakin terang. Jadi, sebatang lilin dapat menyalakan ratusan, ribuan, bahkan puluhan ribu batang lilin. Saat semua orang bersatu hati dan menyalakan lilin di dalam hati masing-masing, cahaya ini akan bagaikan cahaya fajar yang dapat melenyapkan kabut hitam. Saat ini, kita hendaklah menjaga keselarasan pikiran dan membina ketulusan.

Membangkitkan pikiran dan niat baik
Niat baik bagai cahaya lilin yang dapat melenyapkan kegelapan
Bersyukur kepada langit dan bumi serta tidak berutang kepada hewan
Melenyapkan kabut hitam dengan energi kebaikan
 
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 30 Juni 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 2 Juli 2021
Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -