Ceramah Master Cheng Yen: Melenyapkan Kegelapan Batin dan Bersatu Hati

Kita bisa melihat ketidakselarasan empat unsur alam dan penderitaan di dunia ini. Di Yaman, warga sangat menderita. Kita bisa melihat warga hidup kekurangan dan kelaparan. Selain itu, juga muncul masalah sanitasi yang memicu merebaknya penyakit kolera. Melihat orang-orang yang menderita, kita sungguh merasa tidak berdaya dan tidak tega.

Saat melihat penderitaan orang lain, apakah kita berintrospeksi diri? Setelah melihat penderitaan orang lain, kita harus menyadari bahwa kita dipenuhi berkah. Berhubung kita dipenuhi berkah, kita harus mengulurkan tangan kepada orang-orang yang menderita dan kekurangan. Meski tidak ada akses yang bisa kita tempuh untuk menyalurkan bantuan di Yaman, tetapi selain di Yaman, orang-orang yang menderita di luar sana juga sangat banyak. Jika memiliki akses untuk memberikan bantuan, kita harus segera bersumbangsih.

Kita harus lebih banyak menciptakan berkah. Untuk itu, kita harus menyelaraskan pikiran dan menyadari berkah. Lindungilah lingkungan tempat tinggal kita dan keselamatan orang-orang di sekitar kita.

doc tzu chi

Semua orang hendaknya tahu berpuas diri, bersyukur, bersikap penuh pengertian, dan berlapang dada. Antarsesama manusia janganlah saling bertikai. Pertikaian hanya akan menimbulkan noda batin, kemarahan, dan kegelapan batin. Melihat penderitaan di berbagai negara, kita hendaknya mawas diri, tahu berpuas diri, bersyukur, bersikap penuh pengertian, dan berlapang dada. Masyarakat sangat membutuhkan kerja sama yang harmonis. Antarmanusia harus menyatukan hati untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis. Kita juga harus menyatukan tekad untuk menghimpun kekuatan cinta kasih dan menginspirasi orang-orang untuk membimbing semua makhluk dengan tulus.

Lihatlah, beberapa hari ini, latihan upacara pemandian rupang Buddha diadakan di Balai Peringatan Chiang Kai-shek. Selama beberapa hari ini, saya terus mengulas tentang insan Tzu Chi yang mempersiapkan segalanya dengan sepenuh hati dan sempurna. Ini berkat kebajikan di dalam hati mereka. Selain itu, juga ada ratusan guru yang akan mengikuti upacara pemandian rupang Buddha. Mereka bukan hanya akan mengikuti upacara itu, tetapi juga akan menggunakan sikap mereka untuk membimbing para umat Buddha. Semua orang bekerja sama dengan harmonis.

Demi upacara pemandian rupang Buddha, ada yang menghabiskan waktu berhari-hari, bahkan berbulan-bulan untuk berlatih dengan penuh kesabaran dan cinta kasih. Dimulai dari sedikit orang, mereka terus berlatih hingga akhirnya ratusan orang bisa bergerak dengan kompak. Mereka melepaskan ego untuk melakukannya. Relawan yang memberikan bimbingan juga sangat sabar dan penuh cinta kasih. Baik terhadap anak-anak muda maupun para sesepuh agama Buddha, relawan kita selalu penuh rasa hormat, cinta kasih, dan kesabaran. Saya sungguh sangat bersyukur.

doc tzu chi

Ada pula sekelompok relawan yang sangat perhatian. Mereka membungkus lonceng dan genderang dengan kantong plastik agar tidak rusak karena terkena air hujan saat turun hujan. Kanvas bergambar Yang Mahasadar di Alam Semesta sangatlah berat. Menaikkan kanvas itu merupakan tugas yang sangat berat. Mereka berlatih berulang kali agar semua orang bisa kompak dan menaikkannya secara perlahan-lahan dan khidmat. Dengan penuh kesabaran, para anggota Tzu Cheng berlatih sekali demi sekali. Jadi, relawan kita sangat tulus. Ada banyak orang yang dengan tulus dan bersatu hati melakukan persiapan untuk upacara pemandian rupang Buddha.

Para relawan kita juga menempelkan lebih dari 30.000 tanda di lantai. Mereka menempelkannya satu per satu. Di bawah terik matahari dan di atas lantai yang panas, mereka menempelkan tanda di lantai dengan bermandi peluh. Ada banyak anggota Tzu Cheng dan komite yang bekerja keras di lokasi untuk memastikan upacara pemandian rupang Buddha berjalan dengan tertib. Saya sangat bersyukur pada mereka.

Kita juga melihat relawan kita mengolah botol plastik menjadi bunga teratai. Agar tidak bergerigi, botol-botol itu harus digunting dalam sekali guntingan. Dibutuhkan keterampilan untuk mengolah botol-botol plastik menjadi kuntum demi kuntum teratai yang indah.

doc tzu chi

Relawan kita juga mengolah kantong plastik dari berbagai warna menjadi bunga anyelir yang bisa digunakan di Hari Ibu. Setiap kuntum bunga terlihat seperti bunga asli. Dengan kreatif, terampil, dan bersungguh hati, relawan kita mengolah barang-barang bekas. Lihatlah, dengan hati yang tulus, barang bekas juga bisa diolah menjadi sesuatu yang indah. Jadi, segala sesuatu membutuhkan kesungguhan hati.

Kita bisa melihat insan Tzu Chi memanfaatkan barang bekas demi mengasihi bumi dan menghargai sumber daya. Inilah konsep pelestarian lingkungan. Kita memanfaatkan barang bekas. Papan-papan dan barang bekas lainnya bisa diolah menjadi barang yang indah. Relawan kita memanfaatkan keterampilan mereka untuk membuat banyak barang yang indah. Kita juga melihat upacara pemandian rupang Buddha di Keelung yang sangat tertib.

Kita juga mengundang 19 orang guru untuk mengikuti upacara itu. Mereka yang merupakan sesepuh agama Buddha turut mendukung upacara yang kita gelar. Para insan Tzu Chi, warga, wali kota setempat, dan beberapa anggota dewan legislative juga mengikuti upacara itu. Inilah upacara pemandian rupang Buddha di Keelung yang penuh dengan suasana pelatihan. Dalam upacara pemandian rupang Buddha di berbagai tempat tahun ini, kita bisa melihat ketulusan. Jadi, kita harus tulus.

Kita juga bisa melihat kerja sama yang harmonis di berbagai tempat. Mulai sekarang, kita sungguh harus membina hati penuh rasa syukur, hormat, dan cinta kasih. Selain itu, kita juga bersyukur, tahu berpuas diri, bersikap penuh pengertian, dan berlapang dada. Dengan begitu, kita baru bisa bekerja sama dengan harmonis. Saling bertoleransi dan menghormati, inilah cara kita menunjukkan ketulusan terdalam kita untuk menghormati langit dan mengasihi bumi.

Bencana yang terjadi di seluruh dunia membawa penderitaan bagi semua makhluk
Melenyapkan kegelapan batin dan menghapus noda batin
Bersatu hati mengikuti latihan demi upacara pemandian rupang Buddha
Memanfaatkan barang bekas dengan kekreatifan dan keterampilan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 Mei 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 13 Mei 2017

Editor: Metta Wulandari

Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -