Ceramah Master Cheng Yen: Melenyapkan Kegelapan Batin dan Membangun Ikrar Agung


Lihatlah, semua orang berkata, "Tahun Baru akan segera tiba. Kita harus segera membersihkan rumah." Ini terjadi di setiap keluarga. Sebelum melewati pergantian tahun, semua orang akan berusaha membersihkan kotoran yang terakumulasi sepanjang tahun. Pada hari biasa, orang-orang tidak serajin itu dan berpikir jika kotoran hari ini tidak dibersihkan, masih ada esok hari. Seiring berjalannya waktu hari demi hari, sampah akan makin bertumpuk. Bukankah ini sama dengan noda batin yang ada pada manusia?

Ketika sesuatu terjadi, banyak orang memendamnya dalam hati tanpa bisa melupakan atau melepaskannya sehingga noda batin akan terus terhimpun sedikit demi sedikit dari hari ke hari. Pikirkanlah, dalam hidup ini, berapa banyak hari dan tahun yang tersisa untuk kita terus menghimpun noda batin dan kegelapan batin? Jika kita tidak melenyapkannya, noda batin akan terus terakumulasi dan menjadi kegelapan batin. Melatih diri berarti kita harus bisa membuka hati dan membersihkan tabiat buruk di dalam diri kita.

“Lewat kegiatan ini, saya berinstrospeksi diri bahwa sesungguhnya saya juga tidak perlu mengumpulkan barang sebanyak ini. Dari kegiatan ini pula, saya berpikir kembali apakah saya memiliki kebiasaan buruk seperti ini yang harus diubah,” kata Tee Poi Lui relawan.

Melenyapkan kegelapan batin adalah hal yang sulit bagi manusia, termasuk saya sendiri. Setiap hari, saya selalu mengkhawatirkan hal-hal yang terjadi dunia. Saya terus mengingatnya dan tidak dapat melepaskannya. Inilah kebiasaan saya.


Setiap hari, ketika menonton siaran berita, saya selalu berkata, "Segera cari tahu negara mana yang terkena bencana." Dari pagi hingga matahari terbenam, saya selalu mengkhawatirkan hal itu. Inilah yang dinamakan noda batin. Saya sadar bahwa ini adalah kebiasaan. Namun, kebiasaan sulit untuk dihilangkan dan saya pun tengah berusaha untuk melepaskannya.

Setelah melepaskannya, hati kita akan bersih. Jangan hanya berkata bahwa kita akan melepaskan, melainkan kita harus melatih diri secara nyata. Ketika kita dapat melepaskan yang seharusnya dilepaskan, inilah keterampilan yang sesungguhnya. Namun, meski sudah melepaskan, jika suatu hari kita diperlukan kembali untuk mengemban kembali tanggung jawab itu, kita harus berani untuk mengembannya dan terus melangkah maju.

Ada orang yang berkata, "Tahun demi tahun telah berlalu. Saya sudah makin tua dan telah merelakannya." Saya selalu berpikir, "Ya, tahun demi tahun telah berlalu. Kondisi tubuh saya tidak sebaik tahun lalu. Apakah saya harus melepaskan dan merelakannya?" Suara hati saya selalu berkata, "Tidak. Saya masih harus terus tekun dan bersemangat." Waktu saya tidaklah banyak. Di dunia ini, masih banyak orang yang belum membentuk jalinan jodoh baik dengan saya. Pada kehidupan selanjutnya, saya harus terus melatih diri dan membutuhkan jalinan jodoh dengan semua makhluk.

Tujuan dari melatih diri ialah untuk membimbing semua makhluk. Tanpa jalinan jodoh, kita tidak dapat membimbing orang lain karena orang lain tidak akan senang ketika melihat kita. Bahkan, setelah mendengarkan kita, mereka tidak akan terinspirasi. Jika tidak terinspirasi dan tidak merasa sukacita, bagaimana mereka bisa bersumbangsih?


Ketika bersukacita dan terinspirasi, seseorang akan rela bersumbangsih dan dipenuhi sukacita dalam Dharma. Inilah yang disebut kerelaan hati. Ketika terinspirasi dan bersumbangsih dengan sukacita, berarti kita melayani dengan kerelaan hati. Dengan demikian, kita tidak akan pernah merasa lelah dan akan selalu dipenuhi sukacita dalam Dharma. Inilah nilai dalam kehidupan.

Ketika menginventarisasi kehidupan, saya dipenuhi dengan sukacita karena kehidupan saya begitu bernilai. Ini semua dimungkinkan karena saya berada dalam lingkaran Bodhisatwa. Banyak orang telah menjadi Bodhisatwa dan berhimpun bersama. Tzu Chi tersebar di seluruh dunia. Ketika terjadi bencana di satu negara, insan Tzu Chi yang ada di sana akan langsung bergerak membawa bantuan. Ketika bencana besar terjadi, saya akan berkata, "Jika wilayah bencana besar dan insan Tzu Chi tidak banyak, kalian harus segera menginspirasi penduduk setempat untuk turut bergerak memberikan bantuan."

Kita juga dapat mengadakan program bantuan melalui pemberian upah. Daripada hanya memberikan bantuan materi, lebih baik kita mengajak mereka yang terkena dampak untuk bangkit membantu diri sendiri dan orang-orang di sekitar mereka, termasuk para lansia yang hidup sebatang kara. Hendaknya kita peduli terhadap orang-orang yang terkena bencana dan menderita, termasuk peduli akan kehidupan dan kesehatan mereka.


Ada orang yang memerlukan bantuan darurat, ada pula yang memerlukan bantuan jangka menengah, yaitu bantuan yang bukan hanya diberikan 1 kali, dan kita perlu meninjau kondisi mereka. Mereka mungkin memerlukan waktu 3 bulan untuk dapat bangkit kembali. Jika 3 bulan tidak cukup, kita memberikan bantuan hingga 6 bulan. Ini disebut sebagai bantuan jangka menengah. Ada pula yang memerlukan bantuan jangka panjang karena dalam keluarga mereka ada yang lansia, mengalami disabilitas, atau sakit.

Ketika mengetahui ada yang membutuhkan, kita akan menganalisis bantuan apa yang mereka butuhkan, apakah bantuan darurat, bantuan jangka menengah, atau bantuan jangka panjang. Begitulah insan Tzu Chi mengembangkan cinta kasih agung untuk mencurahkan perhatian kepada mereka yang menderita, terlebih dalam berbagai momen penting kehidupan mereka. Saya sangat berterima kasih kepada semuanya.

Saya bersyukur karena ada para Bodhisatwa yang selalu bersedia melakukan kebajikan. Setiap hari, saya selalu mendengar mereka berkata, "Saya bersedia." Insan Tzu Chi telah menyebarkan Dharma ke seluruh dunia dan saya selalu mendengar mereka berkata, "Saya bersedia." Empat Ikrar Agung Bodhisatwa adalah ikrar yang harus dibangun oleh insan Tzu Chi. Dalam menapaki Jalan Bodhisatwa, berikrar untuk membimbing semua makhluk, dan mencapai kebuddhaan adalah hal yang harus kita pelajari seumur hidup, bahkan dari kehidupan ke kehidupan. 

Membersihkan kotoran di penghujung tahun
Membuka hati dan melenyapkan kegelapan batin
Peduli terhadap semua makhluk serta senantiasa tekun dan bersemangat
Membimbing mereka yang berjodoh dengan sukarela dan sukacita

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 12 Februari 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 14 Februari 2024
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -