Ceramah Master Cheng Yen: Melenyapkan Kegelapan Batin dan Menyerap Dharma ke Dalam Hati

“Dahulu, orang-orang memanggil saya “Wei Si Pemabuk” karena sulit untuk melihat saya tidak mabuk. Saya mabuk setiap hari. Semua kerabat dan teman saya menasihati saya untuk berubah, tetapi saya tidak ingin melakukannya. Meski seseorang tahu bahwa ada jalan lain yang bisa ditempuh, dia juga harus berniat untuk berubah. Jika ada niat, dia baru bisa berubah. Jika tidak, dia tidak akan bisa berubah. Saya bergabung dengan Tzu Chi karena saya berniat untuk berubah. Saya sendiri yang ingin bergabung,” tutur Chen Shou-wei, relawan Tzu Chi.

“’Wei Si Pemabuk’ dan “Kakak Shou-wei” sungguh bagaikan langit dan bumi. Setelah saya berubah dan orang-orang memanggil saya “Kakak Shou-wei”, saya sungguh merasa bahwa saya berubah menjadi orang yang berbeda. Sekarang saya berbuat baik, sedangkan dahulu berbuat konyol. Sekarang, saya juga merasa heran mengapa dahulu saya begitu konyol dan menghamburkan uang untuk mengonsumsi minuman keras yang membuat saya tidak nyaman. Itu bahkan tidak bisa menghilangkan dahaga. Orang yang bisa berpikir jernih berbeda jauh dengan orang yang tidak berpikir jernih. Pemikiran dan pandangannya berbeda jauh. Kita harus bisa berpikir jernih. Setelah diri sendiri berubah, kondisi keluarga kita akan ikut berubah,” sambungnya.

Kita harus tahu jelas bahwa pelatihan diri dilakukan dalam keseharian. Bagaimana kita menyatukan segala hal dan prinsip kebenaran agar tersadarkan? Manusia harus tersadarkan. Hal dan prinsip kebenaran hendaklah selaras. Jika kita bisa menyatukan keduanya, baru bisa disebut tersadarkan.

“Kehidupan saya dahulu tidak bisa dibandingkan dengan sekarang. Sekarang kehidupan saya lebih stabil. Meski kehidupan saya menjadi lebih biasa, tetapi penghasilan saya menjadi lebih banyak. Setelah berubah, saya baru tahu betapa buruknya kehidupan saya sebelumnya. Jika tidak berubah, kita selamanya tidak akan tahu betapa salah dan menyimpangnya diri kita,” tambah Chen Shou-wei, relawan Tzu Chi.

 

Tersesat berarti tidak bisa menyatukan hal dan prinsip kebenaran. Karena itulah, kita menyebutnya tersesat. Saat kita bisa menyatukan hal dan prinsip kebenaran, kita menyebutnya tersadarkan. Apakah kalian bisa memahaminya? Bisa menyatukan hal dan prinsip kebenaran berarti tersadarkan. Tidak bisa menyatukan hal dan prinsip kebenaran berarti tersesat.

Belakangan ini, di AS terjadi pergolakan masyarakat. Keluarga korban mengimbau orang-orang untuk tidak menimbulkan kekacauan dan menjaga kedamaian. Namun, orang-orang yang tidak memiliki hubungan dengan korban malah menimbulkan kekacauan. Apakah pola pikir orang-orang bermasalah? Intinya, ini karena karma buruk kolektif semua makhluk.

Pandemi COVID-19 telah membuat orang-orang panik dan khawatir. Ditambah dengan kasus ini, pergolakan pun terjadi. Sesungguhnya, ini karena orang-orang tertekan dalam jangka panjang atau ada penyebab lain? Sungguh, pikiran manusia sangatlah rumit. Ini disebut kegelapan batin. Saat kegelapan batin terbangkitkan, masyarakat akan kacau. Jadi, kegelapan batin terus mendatangkan masalah dan penderitaan bagi orang-orang.

Semuanya berawal dari kegelapan batin. Karena itu, dengan melenyapkan kegelapan batin, kita akan selaras dengan prinsip kebenaran. Ini disebut melenyapkan kegelapan batin secara tuntas. Kalian hendaknya tahu jelas tentang melenyapkan kegelapan batin secara tuntas. Jika tidak dilenyapkan secara tuntas, noda batin akan tetap ada. Jika kita tersadarkan, berarti kita telah melenyapkan kegelapan batin secara tuntas. Inilah yang disebut tersadarkan.

 

Jika di dalam pikiran kita masih terdapat noda batin, kegelapan batin, dan keraguan, maka kita tidak bisa melihat semua orang, hal, dan materi dengan jelas. Kita harus melenyapkan semua noda dan kegelapan batin hingga hati kita murni tanpa noda. Inilah yang disebut melenyapkan kegelapan batin secara tuntas.

Bagaimana dengan Dharma? Setelah menyerap Dharma ke dalam hati, kita harus terus mempertahankannya. Dengan melenyapkan noda batin, kita juga melenyapkan kegelapan batin. Jika kita bisa mempertahankan Dharma di dalam hati, berarti kita tidak membiarkan Dharma hilang dari hati kita.

Jadi, kita harus bersungguh hati memahami prinsip-prinsip kebenaran. Jika kita bisa melenyapkan kegelapan batin secara tuntas dan mempertahankan Dharma di dalam hati, kita akan mencapai pencerahan tertinggi. Dengan demikian, kita akan memahami semua kebenaran.

Setelah memahami semua kebenaran, kita tentu akan bertindak dengan bijaksana. Bertindak dengan bijaksana berarti menyatukan hal dan prinsip kebenaran. Inilah kondisi batin orang yang tersadarkan. Dalam melatih diri, kita harus membina keluhuran dengan bertindak bijaksana dalam keseharian.


Jika seseorang bisa bertindak dengan bijaksana, berarti pikirannya sangat jernih. Jika bisa menjaga tindakan dan pikiran, kita bisa menciptakan berkah bagi masyarakat dan menjalani kehidupan dengan bijaksana. Jadi, kita bisa menganalisis sesuatu dengan jelas serta bertindak dan menuju arah yang benar untuk menyempurnakan keluhuran kita.

Jika bisa demikian, kita bisa menghadapi segala hal dan materi dengan harmonis. Dengan demikian, kita akan memperoleh buah kebajikan yang tak terbatas. Demikianlah hendaknya kita melatih diri.

Kita harus melatih diri dengan mantap untuk menjadi orang yang baik dan tidak bertikai dengan orang lain. Kita harus lebih banyak mempelajari prinsip kebenaran dan menyatukannya dengan hal yang dihadapi. Inilah yang disebut prinsip kebenaran dan hal selaras. dan tidak bertikai dengan orang lain.

Inilah yang harus kita lakukan dalam melatih diri. Jadi, dengan tindakan yang bijaksana, kita dapat membina keluhuran dan memperoleh buah kebajikan yang tak terbatas. Jika kita bisa melakukannya di tengah masyarakat, kita bisa menghasilkan banyak buah kebajikan.

Melenyapkan kegelapan batin secara tuntas dan menyerap Dharma ke dalam hati
Memahami semua kebenaran dan bertindak dengan bijaksana
Hal dan prinsip kebenaran selaras, maka akan menghasilkan buah kebajikan
Pelatihan diri yang sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 6 Juni 2020 
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 8 Juni 2020
Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -