Ceramah Master Cheng Yen: Melenyapkan Ketamakan dan Memulihkan Energi Kehidupan


Setiap kali melihat rekaman video, satu kata yang muncul dalam benak saya ialah penderitaan. Hati saya sangat sedih. Berkat kemajuan teknologi saat ini, kita dapat melihat apa yang terjadi di seluruh dunia. Sesungguhnya, dunia ini penuh dengan bahaya. Namun, kita tidak dapat berbuat apa-apa. Tentu, bencana terjadi bukan tanpa sebab. Semua itu adalah akibat akumulasi karma buruk kolektif. Inilah hukum sebab akibat.

Saat ini, kita telah melihat bencana dan penderitaan di tempat yang jauh. Hendaklah kita meningkatkan kewaspadaan. Bagaimana caranya? Kita harus memiliki ketulusan, mengubah tabiat masa lalu, dan berlatih untuk masa depan. Hendaklah kita renungkan apakah kita memiliki temperamen yang baik atau tidak. Mungkin kita memiliki temperamen yang buruk, sering menyinggung, menyakiti orang lain, atau mungkin kita sering melakukan hal yang tidak bermanfaat dan merugikan orang lain. Ini semua tidaklah benar.

Hendaklah kita bersumbangsih dan menciptakan berkah bagi dunia tanpa takut kesulitan. Ketika kita hanya berguna bagi diri sendiri, mendapatkan segala sesuatu yang kita suka, dan meraup semua yang kita punya dengan kedua tangan, apakah itu sudah cukup? Meski tangan kita sudah penuh, jika kita melihat sesuatu yang lebih baik, kita tetap ingin mendapatkannya. Namun, kita hanya memiliki dua tangan. Seberapa besar kekuatan kita untuk mengangkat sesuatu?


Kekuatan kita memiliki batas. Lingkup kedua tangan kita hanyalah sebesar ini dan kekuatan kita sungguh terbatas. Ketika kita memiliki hati yang tamak, kita tidak akan pernah puas untuk mendapatkan sesuatu. Kita selalu menginginkan apa pun yang kita lihat. Namun, kita hanya memiliki dua tangan dan kekuatan yang terbatas. Jika masih banyak hal yang kita inginkan, kita akan dipenuhi noda batin. Singkat kata, dunia ini penuh dengan noda batin.

Karena noda batin ketamakan, manusia mencari segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Meski telah memiliki lahan yang luas, mereka mungkin masih ingin mendapatkan tanah yang digarap oleh orang lain dan memperluas lahan mereka sendiri. Dengan demikian, karma buruk yang diciptakan makin lama makin berat dan kerusakan di Bumi pun akan semakin banyak. Bumi hanya ada satu. Intinya, eksploitasi membawa kerusakan bagi Bumi.

Bumi telah dipenuhi luka. Manusia bergantung pada alam untuk bertahan hidup. Namun, segala jenis potensi yang ada pada alam telah dirusak oleh manusia. Intinya, manusia telah melukai alam. Alam tidak lagi mampu menyediakan energi kehidupan yang dibutuhkan manusia. Ini semua berpulang pada ketidakselarasan dalam pikiran manusia.


Buddha datang ke dunia untuk mengajari kita bahwa bumi ini bersifat rentan dan kehidupan tidaklah kekal. Kegelapan batin manusia telah merusak Bumi ini dan merusak energi kehidupan. Ini semua merupakan ulah manusia.

Saat ini, banyak orang membuang barang yang baru sekali digunakan. Jika sampah terus menumpuk, pembakaran sampah plastik akan menyebabkan polusi udara dan merusak tanah. Sebaliknya, jika kita dapat memilah sampah dengan cermat dan melakukan daur ulang sumber daya alam tidak akan terbuang sia-sia, sampah dan polusi pun akan berkurang. Begitulah cara kita menciptakan pahala. Ketika kita melakukan daur ulang dengan giat, setiap tindakan kita akan menciptakan berkah bagi dunia.

Bodhisatwa sekalian, hendaklah kita bersungguh hati agar kita dapat menemukan nilai dalam kehidupan kita. Dengan mempraktikkan Dharma, kita bagaikan menyalakan sebuah pelita. Kita menemukan pelita yang dapat dinyalakan untuk menerangi batin kita. Hendaklah kita menyalakan pelita yang ada di dalam batin kita dan mengerahkan kebijaksanaan kita di dunia.


Kebijaksanaan yang kita gunakan akan menanamkan benih kebaikan yang membawa manfaat dari kehidupan ke kehidupan. Kita harus mengubah pengetahuan dan kesadaran awam menjadi kebijaksanaan dan membawanya dalam setiap kehidupan kita. Inilah cara kita untuk membuka jalan bagi dunia dan menjadi pembimbing bagi semua orang agar memiliki arah yang benar. Suatu hari, dunia kita akan menjadi tanah suci.

Saat ini, dunia kita masih penuh dengan noda sehingga tidak ada keselarasan pada empat unsur alam. Satu-satunya cara ialah kita harus membangun tekad dan ikrar serta menyerukan pelestarian lingkungan. Kita harus menjadi pelopor untuk mempraktikkannya. Kita juga harus mengurangi pemakaian barang dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita semua bersedia melakukannya, sumber daya alam akan tetap melimpah dan tidak akan cepat habis.

Kita harus berhenti mengeksploitasi Bumi agar Bumi dapat memulihkan energinya. Untuk itu, kita harus menghargai sumber daya yang ada dan menghemat penggunaannya. Inilah cara agar kita memiliki tubuh dan pikiran yang sehat, membantu Bumi mengembalikan energinya, dan menciptakan berkah bagi dunia.

Bodhisatwa sekalian, sulit terlahir sebagai manusia, terlebih lagi sulit untuk dapat berjalan bersama-sama di Tzu Chi demi membentangkan Jalan Bodhisatwa.

Meningkatkan kewaspadaan diri atas hukum sebab akibat
Dibutuhkan ketulusan untuk mengubah tabiat dan melatih diri
Melenyapkan ketamakan demi kesejahteraan Bumi
Membimbing dengan kebijaksanaan dan memulihkan energi kehidupan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 Agustus 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 13 Agustus 2022
Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -