Ceramah Master Cheng Yen: Melenyapkan Penderitaan dan Membangkitkan Kebajikan
”Saya hanyalah manusia biasa. Saat mendengar diagnosis dr. Lan, saya terdiam sejenak. Saya tidak pernah merokok sekali pun dalam hidup saya, mengapa saya bisa mengidap kanker paru-paru? Saat itu, saya sungguh tidak dapat menerima kenyataan ini,” ujar Lin Yong-quan, Relawan Tzu Chi.
Relawan Lin memeriksakan diri karena rasa tidak nyaman pada bagian dadanya. Hasil diagnosis mengatakan bahwa dia menderita kanker paru-paru stadium empat. Untungnya, berkat gabungan metode pengobatan tradisional dan barat, dia dapat sehat kembali. Dia sungguh merasakan bahwa kegigihan dapat mendatangkan keajaiban.
Dia memiliki kegigihan yang kuat. Meski pernah merasa putus asa, tetapi dia dan istrinya selalu saling menyemangati. Dia tidak berlarut dalam keputusasaan. Dia segera merencanakan apa yang harus dilakukannya agar kehidupannya dapat lebih bermakna. Selain rajin menjalani pengobatan, dia juga giat menciptakan makna kehidupan dan menggunakan hidupnya untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan.
Saat hidup kita berjalan lancar, kita tetap harus mengingat ketidakkekalan. Sungguh, lewat dua belas ikrar agung-Nya, Buddha Bhaisajyaguru sudah menjelaskan berbagai jenis penderitaan di dunia. Terlahir ke dunia ini, semua orang memiliki tubuh fisik. Dengan tubuh yang sehat, kita dapat melakukan banyak hal. Namun, tidak semua orang terlahir dalam kondisi sehat.
Belum tentu. Hanya orang yang penuh berkahlah yang dapat hidup sehat sepanjang hidup mereka. Ada orang terlahir dalam kondisi tanpa anggota gerak yang lengkap. Singkat kata, kita yang memiliki anggota gerak yang lengkap dan memiliki tubuh dan fisik yang sehat hendaknya senantiasa bersyukur dan bersumbangsih. Selain bekerja untuk bertahan hidup, kita juga harus menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dan memahami prinsip kebenaran.
Jika tidak, seumur hidup ini, kita akan hidup dalam kesibukan dan terus bersikap perhitungan. Ini sungguh menderita karena kita terus mempertebal noda batin. Kita sungguh harus mengetahui arah hidup kita dan memahami prinsip kebenaran.
Kita dapat melihat RS Fuding di Tiongkok. Para dokter dan perawat libur 3 hari dalam rangka Tahun Baru. Mereka memanfaatkan 3 hari libur itu untuk membagikan bantuan bersama relawan Tzu Chi. Mereka berkata bahwa pada bulan Desember lalu, rumah sakit mereka menjalani akreditasi. Karena itu, mereka semua sangat sibuk. Acara Pemberkahan Akhir Tahun kita juga diadakan pada saat itu.
Dalam pementasan Sutra Dua Belas Ikrar Agung Bhaisajyaguru, kepala rumah sakit memimpin dokter dan perawat untuk ikut berpartisipasi. Lihatlah pementasan mereka sangat khidmat dan kompak. Jalinan jodoh RS Fuding dan Tzu Chi sudah genap 20 tahun. Pascatopan Herb pada tahun 1996, dimulai dari saat itulah jalinan jodoh ini terjalin.
Tahun lalu, lima tenaga medis dari RS Fuding, meliputi dokter dan perawat kembali ke Taiwan untuk dilantik. Semangat mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan Tzu Chi tidak kalah dengan relawan di Taiwan. Karena itu, saya sangat memuji RS Fuding yang sangat bersungguh hati mendalami semangat budaya humanis Tzu Chi.
Kita juga memiliki sebuah posko daur ulang di Tai Mu Shan. Para relawan sangat bersungguh hati dan giat mendengar Dharma. Mereka berkata bahwa dengan mendengar Dharma, baru ada jalan keluar. Jika tidak mendengar Dharma, maka pikiran akan kacau dan tidak memiliki jalan keluar. Demikianlah mereka saling mendukung dan saling menyemangati untuk mendengar Dharma.
Kita juga melihat kehidupan seorang pria yang sudah berubah. Belasan tahun lalu, kaki pria ini patah akibat tertimpa batu besar. Saat kita berkunjung, dia keluar dengan menggunakan bangku. Relawan Tzu Chi pun mulai membantunya. Putrinya telah lulus dari sekolah keperawatan dan telah menjadi perawat.
Kini putrinya telah menikah dengan seorang dokter. Kini putra bungsunya juga mulai berkuliah. Relawan Liao bertanya padanya, “Apakah Anda kesulitan untuk membiayai kuliah anak Anda?” Dia menjawab, “Tidak masalah. Kakaknya yang membiayai kuliah adiknya.” Setelah menerima bantuan dari Tzu Chi, pria ini baru berkesempatan untuk mengubah hidupnya.
Saat kita pertama kali mengunjunginya, kakinya terluka parah akibat tertimpa batu dan dia tidak sanggup untuk menjalani pengobatan. Dia dapat berpindah tempat dengan menggunakan dua buah bangku. Kini kita dapat melihat perubahan hidupnya. Saya sangat bersyukur. Setelah belasan tahun berlalu, pria ini berhasil mengubah hidupnya.
Ini menunjukkan bahwa relawan Tzu Chi luar negeri juga dapat membantu mengubah kehidupan seseorang. Asalkan membangkitkan sebersit niat, maka kita akan memiliki kekuatan cinta kasih yang tak terbatas. Karena itu, saya ingin memberi tahu kalian bahwa tema kita tahun ini adalah memupuk berkah: dalam sebutir beras terkandung cinta kasih sepanjang masa; membina kebijaksanaan: dalam hal terkecil pun terkandung Dharma yang mengubah kehidupan).
Ya, kita harus memupuk berkah karena dalam sebutir beras terkandung cinta kasih sepanjang masa dan membina kebijaksanaan karena dalam hal terkecil pun terkandung Dharma yang mengubah kehidupan. Inilah prinsip kebenaran. Dengan mengubah pola pikir, maka kita dapat mengembangkan kekuatan yang tak terhingga untuk membantu bukan hanya satu orang atau satu keluarga, melainkan seluruh masyarakat, negara, bahkan menjangkau negara lain. Kita dapat membantu banyak orang.
Menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dan menyadari ketidakkekalan
Jalinan jodoh Fuding dan Tzu Chi telah terjalin dalam waktu yang lama
Mendengar dan mempraktikkan Dharma untuk membantu warga kurang mampu
Membangkitkan niat baik untuk menciptakan kekuatan yang tak terhingga
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 7 Januari 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 9 Januari 2017