Ceramah Master Cheng Yen: Melenyapkan Penderitaan dan Memberi Kebahagiaan


Lihatlah, bencana telah terjadi di Filipina. Di mana pun terjadi bencana, relawan Tzu Chi akan bergerak dengan cepat. Mereka bekerja sama dalam tim untuk bersama-sama membangkitkan cinta kasih dan memberi penghiburan bagi orang-orang di daerah terdampak bencana. Relawan juga dengan sungguh hati memikirkan bagaimana memberikan bantuan tanggap darurat, memberikan ketenangan hati, dan membantu mereka untuk bangkit kembali. Begitulah cinta kasih seluruh insan Tzu Chi yang membantu dalam jangka panjang.

Belakangan ini, saya sering membahas tentang cinta kasih dan jalinan kasih sayang. Lihatlah, bukankah barisan relawan ini amat panjang? Di dua sisi barisan panjang ini juga terdapat barisan bangunan. Kita telah membangun rumah bagi keluarga terdampak bencana. Dapat terlihat bahwa mereka dapat hidup dengan tenang dan bahagia.

Kita tahu bahwa pada tahun 2013, area seluas ini hancur oleh bencana Topan Haiyan yang dahsyat. Banyak rumah yang hancur dan warganya terlantar. Saat itu, relawan Tzu Chi di Filipina dikerahkan untuk bersatu hati bekerja sama membantu korban. Catatan sejarah bencana mengingatkan kita untuk sungguh-sungguh meningkatkan kewaspadaan. Buddha datang ke dunia untuk mengajari kita bahwa kehidupan ini tidak kekal dan segala sesuatu mengalami siklus terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur.


Sebelum bencana terjadi, sebagian warga masyarakat hidup dalam kekurangan dan sebagian lagi hidup berkecukupan, ada yang menjadi pengusaha, pebisnis, pemilik toko, dan pedagang kaki lima. Namun, bencana yang disebabkan oleh air dan angin kali ini telah memicu banjir bandang yang menenggelamkan segalanya dan menyebabkan banyak kehancuran. Tidak peduli kaya atau kurang mampu, tidak peduli seberapa bagus rumah yang mereka bangun, semuanya tidak dapat menahan kekuatan alam.

Beruntung, ada sekelompok insan Tzu Chi yang dapat bergerak dengan cepat untuk memberikan bantuan ke daerah terdampak bencana. Mereka memberikan penghiburan dengan tulus dan sepenuh hati dalam melakukan survei. Relawan melakukan survei untuk memahami kebutuhan, apakah itu bantuan darurat, bantuan jangka menengah, atau bantuan jangka panjang. Baik dalam bantuan darurat, jangka menengah, maupun jangka panjang, relawan akan melakukan misinya langkah demi langkah dengan teratur.

Dalam satu atau dua tahun, selain memulihkan kehidupan warga yang terdampak bencana dan menstabilkan mata pencaharian mereka, relawan juga membangun rumah untuk mereka. Jadi, menenteramkan raga dan memulihkan kehidupan dilakukan secara bertahap hingga tuntas. Saat ini, lebih dari 1.000 keluarga telah tinggal di sana. Mereka hidup dengan tenang dan bahagia.


“Kita telah melakukan survei besar kepada 1.000 keluarga di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Ormoc. Saya melihat sebagian besar kehidupan warga telah membaik. Beberapa dari mereka memiliki kulkas, alat karaoke, televisi, dan mesin cuci. Beberapa bahkan memiliki mesin pendingin ruangan. Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka telah mengalami banyak gempa bumi, tetapi rumah mereka tetap kukuh. Angin kencang dan banjir pun tidak merusak rumah mereka. Mereka berkata bahwa rumah yang diberikan oleh Master sangatlah kukuh. Mereka sangat menghargai rumah yang ada saat ini karena rumah itu merupakan satu-satunya tempat mereka berteduh,”
kata Alfredo Li relawan Tzu Chi.

Saya merasa tenang ketika melihat ini. Kita telah memberikan rumah yang kukuh bagi mereka sehingga mereka dapat bersemangat kembali. Saya sungguh merasa terhibur.

Satu-satunya cara menjalani kehidupan yang stabil ialah mereka harus belajar untuk mandiri. Kita telah memberikan dasar yang kuat bagi mereka. Kehidupan mereka selanjutnya bergantung pada diri mereka sendiri. Setiap manusia memiliki akal budi. Lingkungan yang telah diberikan kepada mereka, dapat mereka kembangkan sendiri dengan baik. Lingkungan mereka penuh dengan tanaman hijau dan interior rumah mereka ditata dengan indah. Ketika melihatnya, saya sungguh merasa terhibur.

Saya berterima kasih kepada seluruh insan Tzu Chi. Tanpa dukungan dan kekuatan cinta kasih semuanya, tidak akan ada cara untuk membantu mereka yang menderita. Saat ini, para korban bencana dapat menjalani kehidupan dengan baik.


“Relawan ingin memberikan hadiah yang tulus sebagai tanda ucapan selamat karena kalian semua telah menjadi relawan baru di Desa Tubigon,”
kata pembawa acara program pelatihan untuk memotivasi warga untuk turut bersumbangsih.

“Saya sangat tersentuh dan ingin menjadi relawan karena saya dapat membantu orang lain. Saya ingin menginspirasi semua orang dengan menggalang cinta kasih. Saya ingin mendedikasikan diri untuk berbuat kebajikan dan membantu orang-orang yang membutuhkan,” kata Enerquita Castanares relawan

“Selamat juga kepada kalian yang telah menjadi relawan baru di Desa Inabanga,” kata pembawa acara program pelatihan untuk memotivasi warga untuk turut bersumbangsih.

“Saya senang karena telah menjadi relawan. Saya telah menerima banyak bantuan dari Tzu Chi. Saat ini, saya telah menjadi relawan dan dapat membantu Tzu Chi untuk membantu orang lain,” kata Gregorio Pacaldo relawan.

Lihatlah, para penerima bantuan telah bebas dari penderitaan mereka dan menjadi relawan Tzu Chi dalam pengenalan. Ketika mereka memakai seragam Tzu Chi, di mana pun terjadi bencana, mereka dapat pergi ke sana dan membawa bantuan untuk para lansia yang hidup sebatang kara. Di mana pun bantuan darurat dibutuhkan di daerah mereka, relawan baru yang tengah menjalani pelatihan ini akan memberikan bantuan tepat waktu. Inilah yang dijelaskan dalam Sutra Teratai bahwa Bodhisatwa muncul dari dalam bumi.

Segala sesuatu tidak kekal dan dapat hancur seketika
Cinta kasih dan jalinan kasih sayang membawa ketenteraman
Turut membabarkan Dharma setelah terbebas dari penderitaan
Menebarkan energi kebaikan bagaikan mata air yang mengalir

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Juni 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Shinta
Ditayangkan tanggal 30 Juni 2022
Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -