Ceramah Master Cheng Yen: Melenyapkan Penderitaan dengan Cinta Kasih Berkesadaran
Kehidupan seperti yang kita lihat sekarang sungguh menderita. Bertahun-tahun lalu, saat sedang bekerja, anak muda ini mengalami kecelakaan sehingga tulang belakangnya terluka. Dia telah terbaring di atas ranjang selama belasan tahun. Kini dia telah berusia 30-an tahun.
Hidup manusia penuh ketidakkekalan. Dia yang semula ingin berbakti pada orang tuanya malah ditimpa ketidakkekalan dan menjadi beban bagi orang tuanya. Anak muda ini hanya terbaring di ranjang dan memandangi langit-langit sepanjang hari. Dia sangat tidak berdaya. Seiring berlalunya tahun demi tahun, orang tuanya semakin tua. Namun, tubuhnya semakin gemuk dari tahun ke tahun karena tidak berolahraga. Selain itu, kakinya juga mulai membusuk. Bagaimana sepasang orang tua ini merawat anak mereka? Saya rasa, keluarga ini pasti melewati setiap hari dengan susah payah.
“Tanpa relawan Tzu Chi, saya hanya bisa memandangi langit-langit di rumah. Mereka hampir setiap minggu datang memperhatikan saya. Awalnya, saya selalu menolak. Lalu, mereka berkata pada saya, ‘Berapa lama lagi orang tuamu bisa merawatmu?’” ujar Jiang Yong-xu.
Beruntung,
kita memiliki dokter dan perawat yang bertekad untuk melenyapkan penderitaan
semua orang. Dengan hati yang sangat tulus, staf medis kita segera memberikan
bantuan.
“Kepala RS Chien membantu membersihkan kaki saya dan mengoleskan obat. Beliau juga memberi tahu orang tua saya bagaimana cara mengoleskan obat. Setelah itu, beliau berkata, ‘Saya akan mengatur agar kamu bisa diopname dan menjalani pengobatan.’ Saat itu, saya sungguh sangat terkejut,” imbuh Jiang Yong-xu.
“Semangat. Akan lebih baik jika kamu bisa duduk. Lihatlah, kamu perlu melatih ototmu. Bagaimanapun, kamu masih bertenaga. Coba kepalkan tanganmu. Ya, bagus. Lekukkan ke bawah, masih bertenaga tidak? Saya akan mengatur agar kamu pergi ke departemen fisioterapi karena fisioterapi juga sangat penting,” imbau dr. Chien Sou-hsin ke Jiang Yong-xu.
“Bagi pasien yang tulang belakangnya terluka, kita harus membimbingnya agar dia mampu merawat diri sendiri. Bagi keluarganya dan dirinya, inilah yang terbaik. Jadi, inilah tujuan utama dari pengobatan yang kita berikan. Lukanya hanya masalah kecil, tidak akan menimbulkan dampak besar. Kita harus lebih fokus dalam membimbingnya agar dia bisa merawat diri sendiri dan berinteraksi dengan dunia luar. Karena itu, peranan departemen fisioterapi sangat penting dalam hal ini,” jelas dr. Chien Sou-hsin.
Tentu
saja, dia tidak bisa berdiri seperti orang yang sehat walafiat. Namun, kita
bisa meringankan beban orang tuanya dengan memulihkan tenaga dan fungsi-fungsi
anggota tubuhnya. Kita berusaha memperbaiki kondisinya agar dia tidak hanya
terbaring di ranjang. Karena itu, kita menjemputnya ke RS dan merawatnya selama
beberapa waktu. Kita memberikan pengobatan, fisioterapi, dan lain-lain dengan
sepenuh hati. Kita bisa melihat tim medis di departemen fisioterapi
menyemangatinya menjalani fisioterapi dengan cinta kasih yang tulus. Dia juga
sangat sabar dan terus menyemangati diri sendiri.
Dengan bantuan orang lain dan diri sendiri, kini dia sudah bisa mencari nafkah dan perlahan-lahan bisa merawat diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Kita bisa melihat ayahnya bersusah payah membopongnya naik atau turun dari ranjang. Seiring bertambahnya usia, tenaga ayahnya juga semakin lemah. Jika kita tidak melatihnya merawat diri sendiri, dia harus bagaimana setelah orang tuanya tiada kelak?
“Setelah kita memberinya kursi roda elektrik, dia merasa bahwa ada lebih banyak hal yang bisa dia lakukan. Dia juga sangat berharap bisa mengandalkan kemampuan sendiri untuk membeli sebuah alat pengangkat pasien. Ini karena dia berharap dapat meringankan beban ibunya,” ucap Wu Wan-yu, Pekerja sosial RS Tzu Chi Taichung.
Kita bisa melihat bahwa kini dia bisa memanfaatkan internet untuk berdagang buah kering. Di rumah sakit kita, ada banyak staf yang membeli dagangannya dan menggelar bazar untuk membantunya. Staf medis kita bersumbangsih dengan uang dan tenaga. Ini sungguh mengagumkan.
“Misi kesehatan kita memang berawal dari misi amal. Tujuan misi kesehatan kita adalah mencurahkan perhatian kepada kaum kurang mampu untuk menenteramkan batin dan fisik mereka. Di Tzu Chi, kita senantiasa mengingat tekad awal kita dan terus mengikuti langkah misi amal. Kita memberikan pelayanan medis bagi kaum kurang mampu yang mungkin biasanya tidak terlihat oleh fasilitas medis lainnya,” tambah dr. Chien Sou-hsin.
Melihat antarmanusia saling membantu, kita bisa merasakan kehangatan. Singkat kata, di dunia ini, kita bisa melihat saling keterkaitan dan cinta kasih berkesadaran antarmanusia. Meski anak muda itu tidak memiliki hubungan apa pun dengan kita, tetapi kekuatan cinta kasih yang murni membuat kita bisa bersumbangsih tanpa pamrih. Inilah cinta kasih berkesadaran. Namun, sebagian besar manusia masih tersesat dan belum tersadarkan. Ini sungguh memprihatinkan. Terlebih, kini kondisi iklim di seluruh dunia tidak selaras.
Hujan badai di Amerika Serikat mengakibatkan California tergenang banjir. Secara berturut-turut, 30 hujan badai menerjang California sehingga banjir tak kunjung surut meski sudah berhari-hari. Insan Tzu Chi juga segera mengantarkan makanan hangat. Kita juga melihat di Cile, hujan badai mengakibatkan terjadinya tanah longsor. Tanah longsor ini telah memengaruhi persediaan air setempat. Ini semua akibat ketidakselarasan empat unsur alam.
Saat
alam jatuh sakit, ketidakkekalan akan terjadi di dunia ini. Begitu pula dengan
kehidupan manusia. Saat ditimpa ketidakkekalan, tubuh manusia juga akan terluka
parah, seperti anak muda itu. Beruntung, ada orang baik yang bisa melenyapkan
penderitaan mereka. Intinya, dunia ini penuh dengan penderitaan. Selain menjaga
keselarasan unsur alam, kita juga harus menjaga kesehatan fisik dan batin.
Jadi, kita harus lebih bersungguh hati.
Tenaga medis memberi pendampingan dan melenyapkan penderitaan
Menyambut masa depan yang cerah dengan bantuan orang lain dan diri sendiri
Melindungi alam dengan tulus dan mawas diri
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Februari 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 2 Maret 2017
Editor: Metta Wulandari