Ceramah Master Cheng Yen: Melenyapkan Penderitaan Pasien di Kamboja

“Semua peralatan medis itu dikumpulkan oleh relawan yang penuh cinta kasih dari 40 posko daur ulang di Singapura. Kemudian, kami kirim ke pabrik Kakak Chen karena dia bergerak di bidang teknik mesin dan memiliki divisi reparasi yang bisa memperbaiki peralatan medis itu,” ucap Hong De-qian, Relawan Tzu Chi Singapura.

“Peralatan-peralatan medis ini sangat dibutuhkan di desa terpencil. Terlebih lagi, di rumah sakit tentara di desa terpencil. Mereka sangat membutuhkan peralatan-peralatan medis ini,” kata Chan Sophors, Koordinator TYDA.

Insan Tzu Chi dan TIMA dari 8 negara pergi ke Kamboja untuk mengadakan baksos kesehatan. Lebih dari 300 relawan Tzu Chi dan TIMA dari 8 negara pergi ke Kamboja. Saat kembali menginjakkan kaki di sana, timbul banyak kenangan dalam benak insan Tzu Chi. Ada seorang relawan yang mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah foto. Relawan lainnya bertanya kepada pemilik restoran, "Lebih dari 20 tahun lalu, kami pernah datang ke tempat ini." "Apakah Anda mengenal orang ini?" "Apakah Anda mengenal orang ini?"

“Pada tahun 1994, kami melakukan pembagian barang bantuan di area ini. Ini adalah wakil bupati saat itu, apakah dia mengenalnya? apakah dia mengenalnya?”

“Dahulu ada pembagian beras di sini, apakah Anda mengenal orang di dalam foto ini?”

“Dia adalah ibu saya.”

“Benarkah?”

“Apa? Benarkah? Benarkah?”

Dia berkata bahwa itu adalah ibunya. Pada saat itu, ibunya adalah wakil bupati. Itu terjadi pada lebih dari 20 tahun lalu. Kalian bisa lihat bahwa ini adalah jalinan jodoh. Dengan adanya jalinan jodoh ini, orang dapat bertemu kembali. Mereka sangat gembira bertemu satu sama lain, itu sangat menyentuh. Saat tiba di sana, relawan kita tahu bahwa lebih dari 20 tahun lalu, Tzu Chi pernah pergi ke sana untuk memberikan bantuan. Saat berada di sana, mereka mencari perempuan itu. Insan Tzu Chi sungguh harus menggenggam jalinan jodoh ini dengan baik karena ini tidak mudah bagi Bodhisatwa dunia untuk membimbing semua makhluk di tengah masyarakat dan mengajarkan Jalan Bodhisatwa.

Berhubung memiliki jalinan jodoh, kita harus membimbingnya memasuki jalan yang telah kita bentangkan, yakni Jalan Bodhisatwa yang lapang. Kita harus menjelaskan pada donatur tentang Tzu Chi dengan harapan mereka dapat bergabung dengan Tzu Chi. Kita jangan menyerah pada mereka. Kita harus selalu menggenggam kesempatan dan tak melepaskan satu jalinan jodoh pun. Contohnya Buddha, demi membimbing semua makhluk, Beliau tidak menyerah pada siapa pun. Bagi yang memiliki jalinan jodoh dengan-Nya, tetapi belum dibimbing, Beliau tidak pernah menyerah untuk membimbingnya. Ini sangat menyentuh.

Tahun ini, TIMA dari beberapa negara berkumpul untuk mengadakan baksos kesehatan. Mereka mendaftarkan diri dengan penuh semangat dan pergi ke Kamboja untuk meringankan penderitaan orang kurang mampu dan orang sakit di sana.

“Hari ini, saya mewakili negara, Pemerintah Kabupaten, dan warga dari 13 wilayah untuk mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Tzu Chi,” kata Pich Sohporn, Anggota DPRD Takéo.

“Dua puluh lima tahun lalu, dalam pertemuan pagi relawan, kami mendengar Master mendeskripsikan rasa tidak teganya atas penderitaan warga di Kamboja. atas penderitaan warga di Kamboja. Kami juga telah melihat dan menyaksikan perubahan Kamboja dalam 25 tahun ini,” ucap Jian Shou-xin, Kepala RS Tzu Chi Taichung.

Saya juga sangat berterima kasih atas dukungan para pengusaha dan pemerintah setempat. Meski tempat itu tidak begitu besar, tetapi bisa digunakan untuk mengadakan baksos kesehatan berskala besar. Di luar juga didirikan tenda. Di luar ruangan sangat panas. Di dalam ruangan sangat sederhana. Karena cinta kasih, mereka tidak keberatan dengan tempat yang sederhana itu. Meja-meja dipasangi seprei, Meja-meja dipasangi seprei, lalu dijadikan meja operasi. Itu sangat sederhana. Dengan sebuah lampu dan peralatan sederhana lainnya, para dokter menjalankan operasi besar dan kecil di sana. Itu semua dilakukan di ruang seperti itu.

Sungguh, tidak ada hal yang tidak mungkin. Jika kita tidak ada niat untuk melakukan sesuatu, maka hal apa pun tidak bisa dicapai. Jika kita ada niat untuk melakukan sesuatu, maka tak ada hal yang tak dapat dilakukan. Kali ini, kita juga telah melayani banyak orang. Selama 3 hari, hampir 5.800 orang yang mendapat pelayanan medis. Lebih dari 300 relawan Tzu Chi dari 8 negara berkumpul di sana untuk meringankan penderitaan hampir 5.800 orang. Ini sangat menyentuh. Hal yang patut disyukuri sangat banyak. Apa yang menyatukan begitu banyak orang?

“Ini merupakan pertama kali saya mengikuti baksos kesehatan. Namun, tak akan menjadi yang terakhir kali. Terlebih lagi, saya dapat bekerja sama dengan tim medis yang begitu berkualitas dan bisa saling berbagi ilmu,” kata dr. Haleh Ghoddousi, Spesialis gigi dari TIMA Singapura.

“Yang saya pelajari dari Tzu Chi terutama ialah semangat celengan bambu. Dahulu, saya sering menghabiskan banyak uang dalam hal atau barang yang tidak bermakna. Namun, setelah mengikuti kegiatan ini, saya akan mulai menyisihkan uang ke dalam celengan bambu,” ucap Ouch Pisey, Kepala Pemuda Kamboja setempat.

Dharma seperti aroma yang harum. Di dunia ini, ada banyak tanaman yang dapat mengeluarkan aroma harum, seperti rumput dan pohon. Ada ribuan macam aroma yang tidak dapat kita sebutkan satu per satu. Kita dapat mengumpulkan semua bahan yang harum, menumbuknya, lalu mengolahnya menjadi pil. Ini adalah sebuah perumpamaan. Dalam mendalami Dharma, kita harus belajar dari berbagai sumber, termasuk amal dan ajaran Buddha. Ketika seseorang belajar banyak Dharma dan mempraktikkannya untuk membantu orang, maka orang lain akan berterima kasih dan menghormatinya. Dalam diri orang tersebut, kita bisa melihat ketekunannya dalam melatih diri dan sumbangsihnya bagi orang lain. Selain memperoleh pencapaian sendiri, dia juga mendukung pencapaian orang lain. Ini disebut pahala. Jika setiap Bodhisatwa dapat melakukan hal ini, ini berarti menciptakan pahala.

Ke dalam, kita harus tekun, berhati tulus, dan mempraktikkan Enam Paramita. Ke luar, kita harus terjun ke tengah masyarakat untuk meringankan penderitaan orang-orang. Kita harus membimbing orang yang memiliki jalinan jodoh untuk bergabung dengan Tzu Chi agar kita memiliki semakin banyak kekuatan untuk membantu orang yang membutuhkan di dunia. Ini semua disebut pahala. Jadi, kita jangan melupakan tekad awal yang kita bangun saat itu. Kita harus saling menyemangati.   

 

Melenyapkan penderitaan pasien lewat baksos kesehatan

Bertemu dengan kenalan lama dan meneruskan jalinan jodoh baik

Membimbing semua makhluk dengan semangat pantang menyerah

Melatih diri ke dalam dan ke luar untuk menghimpun pahala

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal: 4 Maret 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal: 6 Maret 2019

Orang yang berjiwa besar akan merasakan luasnya dunia dan ia dapat diterima oleh siapa saja!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -