Ceramah Master Cheng Yen: Melepas Ego untuk Membimbing Semua Makhluk

“Dalam pelatihan fungsionaris 4 in 1 internasional di Banqiao, saya melihat bahwa saat akan memberikan ceramah, Master tidak naik lift untuk turun dari lantai dua, melainkan turun lewat tangga. Sungguh, saya sangat sedih saat itu karena telah mengecewakan Master. Saya berpikir bahwa saya harus melepas ego. Selagi Master masih hidup, kita harus memberi persembahan kepada Master dengan keharmonisan agar Master bisa tenang dan dipenuhi sukacita. Saya berikrar dan bertobat kepada Master. Saya juga bertobat kepada semua orang. Saya berharap kelak, kita bisa bekerja sama dengan harmonis sebagai wujud persembahan bagi Master,” tutur Alfredo Li, Wakil ketua Tzu Chi Filipina.

“Saya sudah 20 tahun lebih bergabung di Tzu Chi. Pertemuan kali ini adalah yang paling menggembirakan dan menyentuh bagi saya karena semua orang menyambut harapan Master pada kita. Sekarang kondisi fisik Master agak lemah. Jadi, semua orang rela melepas ego dan memberi persembahan kepada Master. Kita harus memberi persembahan dengan keharmonisan dan ketulusan. Kita berharap dengan semangat penuh sukacita, kita bisa menambah energi Master. Semoga Master panjang umur,” ungkap Tsai Wan-lei, Wakil ketua Tzu Chi Filipina.

“Semuanya berawal dari sebersit niat. Sebelumnya, kita tidak tahu melepas ego dan melekat pada pandangan masing-masing. Sesungguhnya, melepas ego tidak sesulit itu. Jadi, kini kita akan menghimpun kekuatan. Kita sudah sepaham dan sepakat. Selanjutnya, kita akan bertindak bersama. Kita juga tahu bahwa sesungguhnya, Master tidak pernah membuka jalan kedua. Satu-satunya jalan adalah bekerja sama dengan harmonis. Tidak ada jalan kedua. Kita juga berharap bisa memberi persembahan kepada Master dengan keharmonisan,” tutur Henry Yunez, Ketua Tzu Chi Filipina.


Insan Tzu Chi Filipina telah bersama-sama menapaki Jalan Bodhisattva selama 20 tahun lebih. Hanya saja, sebagai manusia awam, setiap orang memiliki kemelekatan. Karena itu jugalah, Buddha perlu datang ke dunia ini. Namun, tidak mudah untuk mencapai tujuan-Nya. Buddha membabarkan Dharma selama 40 tahun lebih. Setelah 49 tahun membabarkan Dharma, harapan Buddha belum terwujud.

Dalam Sutra Ajaran Terakhir Buddha, Buddha berulang kali mengingatkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari dan interaksi antarmanusia, kita harus melepas ego. Saat masih hidup, Buddha telah membabarkan Dharma selama 49 tahun. Kita sering berkata bahwa Sutra Bunga Teratai adalah Sutra terakhir yang dibabarkan Buddha. Namun, apakah benar demikian? Sesungguhnya, masih ada Sutra Nirvana. Sebelum wafat, Buddha juga memberikan ajaran terakhir yang berkembang menjadi Sutra Ajaran Terakhir Buddha.

Dari sini bisa diketahui bahwa Buddha tetap sangat mengkhawatirkan semua makhluk. Yang Mahasadar saja mengkhawatirkan semua makhluk. Kalian sudah 20 tahun lebih menjadi murid-murid saya. Bagaimana bisa saya membiarkan jiwa kebijaksanaan kalian tak bertumbuh? Tujuan saya hanyalah membantu murid-murid saya menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Kita semua sangat beruntung karena masih hidup dengan sehat meski perubahan iklim sangat ekstrem dan banyak orang yang panik, gelisah, dan diselimuti noda batin yang tebal.


Saya tidak muda lagi. Saya sudah lanjut usia. Berapa lama lagi saya bisa terus bersumbangsih? Namun, kita bisa melihat sebagian orang yang sungguh-sungguh membangun tekad dan ingin mewujudkan harapan saya. Jadi, saya harus mengumpulkan energi. Saat ini, meski bisa berbicara dengan kalian di sini, tetapi saya tidak bisa berjalan dengan mantap.

Sungguh, langkah saya tidak mantap. Setiap kali akan melangkah, saya harus berfokus pada kaki saya agar bisa berjalan lurus di hadapan semua orang. Saya menganggap setiap momen sebagai momen terakhir saya. Dengan sikap seperti inilah saya melakukan perjalanan kali ini. Setiap hari, saya menyemangati diri sendiri. Tidak peduli bisa bertahan berapa lama, saya tetap melakukan perjalanan untuk menemui para relawan kita agar mereka dapat meningkatkan pemahaman terhadap ajaran Buddha. Semoga murid-murid saya dapat menumbuhkan jiwa kebijaksanaan.

Seiring berlalunya waktu, usia setiap orang terus bertambah. Kita harus menggenggam kehidupan. Tidak peduli berapa usia kalian, saya berharap tidak ada satu orang pun yang hanya berdiam di rumah dan menyia-nyiakan hidup kalian. Saya berharap setiap murid saya dapat terjun ke komunitas untuk menjalin jodoh dengan semua makhluk.


Jika tidak bisa melakukan pekerjaan berat, kalian bisa duduk untuk berbicara dengan orang-orang. Dengan begitu, orang-orang yang melihat dan berinteraksi dengan kalian akan mengingat kalian. Kita harus menjalin dan melanjutkan jodoh baik dengan sesama.

Segala sesuatu tidak bisa dibawa pergi, hanya karma yang selalu mengikuti. Tidak ada satu orang pun yang bisa menghindar dari hukum alam. Kita bersusah payah baru bisa membuka sebuah jalan. Kita telah membuka jalan menuju arah yang benar. Setelah membuka jalan, bisakah kita membiarkan jalan ini tidak rata? Jangan membiarkan pikiran kita bergejolak. Meski sudah membuka jalan yang sangat lapang, kita tetap perlu meratakannya.

Berhubung telah membuka Jalan Bodhisatwa yang menuju arah yang benar, kita harus meratakan jalan tersebut. Jalan ini merupakan jalan pelatihan spiritual kita. Jika pikiran kita bergejolak, maka tidak peduli selapang apa pun jalan yang kita buka, orang-orang akan sulit menapakinya dan menolak menapaki jalan tersebut. Jadi, membuka jalan saja tidak cukup.


Dalam Sutra Bunga Teratai juga dikatakan bahwa menara dan taman harus dibangun dengan agung dan rapi agar begitu orang-orang berkunjung, mereka dapat melihat pemandangan yang beragam dengan pikiran yang tenang. Inilah yang harus kita capai. Kini kita telah memiliki arah yang benar, ini tidaklah mudah. Hidup manusia tidaklah kekal. Karena itu, saya sangat berharap insan Tzu Chi dapat memperlakukan semua makhluk dengan setara.

Ke mana pun insan Tzu Chi pergi, kita bisa melihat kuntum demi kuntum teratai bermekaran. Saya berharap insan Tzu Chi Filipina dapat senantiasa mengingat ajaran saya di dalam hati. Terlebih, kalian telah banyak bersumbangsih. Apakah kalian ingin melekat pada pandangan pribadi karena hal-hal kecil? Jika demikian, itu sangat disayangkan.

Saya berharap kalian bisa bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan. Kita harus mengatur diri sendiri mengenai bagaimana dan ke mana kita akan pergi serta apa yang akan kita lakukan. Kita harus mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan.

“Master yang terkasih, insan Tzu Chi Filipina pasti akan bergandengan tangan dan bersatu hati; berpadu dalam cinta kasih untuk bersumbangsih di Filipina; mendekatkan hati kami dengan hati Master dengan kerja sama yang harmonis.

Mengesampingkan kepentingan pribadi dan melepas ego

Mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan agar jiwa kebijaksanaan bertumbuh

Bersama-sama membuka jalan demi semua orang di seluruh dunia

Melenyapkan gejolak pikiran untuk membimbing semua makhluk

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 7 Juli 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie

Ditayangkan tanggal 9 Juli 2018
Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -