Ceramah Master Cheng Yen: Melewati Tahun Baru Imlek dengan Sukacita dalam Dharma
Beberapa hari ini, saya melihat banyak insan Tzu Chi yang membawa keluarga mereka kembali ke sini. Saya juga melihat insan Tzu Chi yang menyambut saudara se-Dharma yang kembali ke sini. Mereka saling menyuguhkan teh. Ketika melihat ada kaum muda, para relawan kita akan membimbing mereka untuk menyuguhkan teh bagi orang tua mereka.
“Saya merasa sangat tersentuh. Yang paling membuat saya tersentuh ialah ketika saya ingin mengucapkan terima kasih kepada ayah dan ibu saya. Meski biasanya kami berinteraksi di rumah, saya juga belum tentu akan mengucapkan terima kasih kepada ayah dan ibu saya. Bahkan, saya tidak akan mengucapkan, "Saya mencintai Ayah dan Ibu." Di sini, saya dapat mengungkapkan rasa terima kasih saya. Saya merasa ini luar biasa sekali,” ujar Huang Mei-xiu, warga.
Kita bisa melihat bahwa orang tua dan anak saling berpelukan. Dengan penuh sukacita, mereka bergandengan tangan berkeliling Griya Jing Si untuk melihat-lihat. Suasananya sangat meriah. Mereka bisa melihat ada begitu banyak barang sehari-hari yang telah diubah menjadi sesuatu yang bisa menginspirasi orang.
Datang ke Griya Jing Si, mereka dapat memahami prinsip kebenaran. Para relawan kita mengumpulkan barang-barang yang telah dibuang orang untuk digunakan kembali atau dibuat ulang dengan bersungguh hati. Mereka telah menggabungkan berbagai barang menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk dimainkan.
Lewat hasil karya ini, kita bisa menarik perhatian kaum muda dan menginspirasi mereka. Para relawan kita juga akan menjelaskan kepada mereka bahwa barang-barang itu terbuat dari barang daur ulang. Berbagai kegiatan di Griya Jing Si ini dapat membimbing orang-orang menuju jalan yang benar dalam hidup. Kita membimbing orang-orang ke jalan yang benar agar semua orang dapat mempraktikkannya.
Inilah yang relawan kita lakukan di Griya Jing Si. Dengan berkeliling di Griya Jing Si saat ini, orang-orang akan melihat bahwa setiap tempat penuh dengan Dharma dan mereka bisa tahu cara menghargai berkah.
“Pakaian ini setidaknya sudah ditambal lebih dari 5-6 kali. Setiap kali, kami selalu merasa ia tidak bisa ditambal lagi. Di bagian ini juga ada tambalan. Saat dipakai, ia tidak akan kelihatan karena kami menambalnya dengan sangat bersih dan rapi. Bagian belakang ini juga pernah ditambal. Setiap kali, kami selalu berpikir itu adalah tambalan yang terakhir dan berharap dapat dipakai selama 3 tahun lagi,” tutur Shi De Yi, Bhiksuni Griya Jing Si.
Kita juga bisa melihat bahwa para bhiksuni di Griya Jing Si juga memamerkan pakaian mereka. Sekarang mereka masih memakai pakaian lama. Tidak hanya mereka, saya juga demikian. Terkadang, saat menyentuh lengan baju, terasa ada bagian yang keras. Setelah saya perhatikan dengan sungguh-sungguh, ternyata ada bekas tambalan. Jika tidak melihat dari dekat, kita tak tahu itu adalah bekas tambalan. Keterampilan mereka sungguh baik. Kita semua bersama-sama menghargai barang. Ini adalah memperpanjang usia daya guna barang. Dengan diperbaiki, ia masih bisa digunakan lagi.
Jika setiap orang bisa seperti ini, maka sampah tidak akan sebanyak ini. Dengan begitu, bukankah uang yang dihemat dapat digunakan untuk melakukan banyak hal baik? Akhir-akhir ini, banyak orang menulis kuplet untuk Tahun Baru Imlek atau membungkus hadiah. Relawan Tzu Chi mengubah sisa-sisa kertas menjadi sesuatu yang berguna.
“Saya merasa bagian paling sulit ialah setiap potongan kertas di bagian luar ini. Untuk membuatnya, kita harus berfokus dan bersungguh hati. Bhiksuni di Griya Jing Si berkata bahwa saat kita ingin menariknya, kita harus lebih lembut dan lebih bersungguh hati, tidak boleh sampai menarik sumbu di dalam lentera karena semakin besar tenaga yang kita keluarkan, hasilnya akan bertolak belakang. Sebenarnya, saya merasa bahwa ini mirip dengan mendidik anak. Misalnya, ketika kita membimbing murid-murid atau anak-anak, jika kita terlalu keras atau caranya salah, mereka malah akan memberontak. Sebaliknya, kita harus mendampingi mereka bertumbuh dengan membiarkan mereka memahami prinsip kebenaran di balik berbagai hal. Dengan begitu, kita dapat bersama-sama berjalan di jalan yang benar,” kata Tang Mei-yun, Relawan Tzu Chi.
Tang Mei-yun berbagi Dharma di sana. Kita harus membimbing anak-anak untuk mengendalikan pikiran, melatih kesabaran, dan memiliki cinta kasih. Ini merupakan pendidikan yang sangat baik. Saya berterima kasih. Kita harus memanfaatkan waktu di Tahun Baru Imlek ini untuk mengerahkan energi pikiran kita. Beberapa hari ini, semua orang menyampaikan ucapan selamat Tahun Baru Imlek. Saya sangat tersentuh.
Kemarin, di ruang tamu, selama satu jam lebih saya bagaikan berkeliling ke banyak negara di dunia. Para murid saya ini menyampaikan ucapan selamat Tahun Baru Imlek dengan penuh perhatian. Relawan Tzu Chi di Guangzhou, Shenzhen, Xiamen, dan lain-lain berkumpul bersama. Di antaranya, ada Dr. Han yang selama beberapa tahun ini selalu bersama insan Tzu Chi menyampaikan ucapan selamat Tahun Baru Imlek kepada saya. Kemarin, beliau berkata bahwa beliau sangat berharap agar diizinkan untuk melakukan pengisian suara untuk Kata Renungan Jing Si. Saya juga sangat berterima kasih padanya. Selama beberapa tahun ini, Dr. Han selalu sangat bersungguh hati dan tulus serta sangat perhatian.
Suzhou dan Hangzhou merupakan kota besar. Namun, mereka juga berkumpul bersama. Relawan Tzu Chi di Fuding dan Fuzhou juga berkumpul bersama. Setiap tahun para staf RS Fuding selalu menyampaikan ucapan selamat Tahun Baru Imlek dengan agung. Kemarin juga demikian. Ada sekretaris RS, wakil sekretaris RS, kepala RS saat ini, mantan kepala RS, dan banyak orang lainnya. Para relawan senior juga membangun ikrar dan menyampaikan ucapan kepada saya. Ini sangatlah menyentuh.
Selain itu, relawan Tzu Chi di Chengdu dan Jintang, Provinsi Sichuan juga berkumpul bersama untuk menyampaikan ucapan selamat Tahun Baru Imlek. Mereka harus menempuh perjalanan lebih dari 900 km untuk yang terjauh dan lebih dari 300 km untuk yang terdekat demi berkumpul bersama guna menyampaikan ucapan selamat Tahun Baru Imlek. Saya sungguh sangat tersentuh.
Murid-murid saya berada jauh dari saya, tetapi mereka semua sangat bersungguh hati. Mereka semua berusaha untuk berkumpul di satu tempat guna mengadakan konferensi video dengan saya. Itu sangat menghangatkan hati. Banyak kisah yang tak habis saya ungkapkan. Keluarga besar Tzu Chi di seluruh dunia berkumpul bersama, ini sangat menghangatkan hati. Semoga setiap orang dapat menjadi sebutir benih yang dapat menceritakan Tzu Chi ketika bertemu dengan orang lain dan membimbing orang untuk mengubah pola hidup mereka agar bisa membantu memperbaiki kondisi iklim yang ekstrem dan melindungi Bumi.
Melewati Tahun Baru Imlek dengan sukacita dalam Dharma
Membimbing orang ke jalan yang benar
Berbakti kepada orang tua dan bersama-sama menghargai sumber daya alam
Setiap orang merupakan pembabar Dharma
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 7 Februari 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina
Ditayangkan tanggal 9 Februari 2019