Ceramah Master Cheng Yen: Melihat dan Mendengar Kebajikan sehingga Sukacita Menyertai


“Saat ini, kami mengunjungi rumah veteran dua kali setiap bulan untuk mencurahkan perhatian kepada para lansia di sana. Beberapa lansia di sana mengalami kesulitan bergerak sehingga harus menggunakan kursi roda dan tongkat, bahkan ada yang mengalami gangguan pendengaran dan penglihatan. Namun, mereka tetap bersedia duduk dengan tenang,”
kata Deng Yu-hui, relawan Tzu Chi.

“Adakalanya, ketika kami pergi ke sana dan memasuki ruangan, ada yang hanya berdiri dari jarak jauh sambil melambaikan tangan dan berkata, ‘Apa kabar, Kakak?’ Kemudian, ada pula yang berkata, ‘Kalian benar-benar membuat kami tersentuh.’ Respons yang sederhana membuat kami merasa sangat bahagia. Setiap relawan pun melayani dengan sangat bahagia dan dipenuhi sukacita Dharma. Kemudian, kami juga mengadakan Upacara Pemandian Rupang Buddha dan seminar kesehatan. Kini, mereka sangat menantikan kedatangan kami setiap 2 minggu sekali dan selalu berpartisipasi dengan antusias,” lanjut Deng Yu-hui.

“Saya merasa bahwa tim kami pun menjalankannya dengan penuh kebahagiaan. Bagi lansia yang tidak dapat keluar, kami berharap dapat membawa kebahagiaan bagi mereka. Beberapa di antara mereka bahkan sudah berusia lebih dari 100 tahun. Kami berharap di penghujung hidup mereka, kehadiran insan Tzu Chi dapat menjadi teman yang mengisi hari-hari mereka hingga penuh warna,” pungkas Deng Yu-hui.

Ini sangatlah bermakna. Saat usia makin tua, kesepian menjadi hal yang nyata. Para lansia sebenarnya ingin berbicara satu sama lain, tetapi sering kali ingatan mereka mulai melemah. Karena itu, kita harus datang dengan penuh semangat dan membawa kebahagiaan. Jika mereka melihat kita datang, hal terpenting ialah mereka dapat mengenali kita sebagai relawan Tzu Chi yang membawa kebahagiaan bagi mereka. Ini menjadi sesuatu yang berharga bagi mereka. Kita juga dapat membagikan kisah yang ada di dunia kepada mereka. Ini sangatlah baik.


Saya sangat mendukung apa yang kalian lakukan. Hendaknya kita tahu bagaimana membimbing mereka untuk melihat hidup dengan lebih sederhana karena orang tua itu seperti anak kecil. Kita harus tahu bahwa dalam hidup ini, seiring bertambahnya usia, kondisi tubuh akan menurun. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan otak dan daya ingat dengan terus terlibat dalam berbagai kegiatan. Dengan demikian, fungsi saraf otak dan daya ingat tidak akan melemah begitu saja.

Otak kita memiliki bagian yang berkaitan dengan cinta kasih, welas asih, dan kepedulian terhadap orang lain. Artinya, orang yang penuh cinta kasih akan terus membangun kebiasaan itu. Kebiasaan baik ini akan terus terakumulasi sehingga dalam ingatan kita selalu tersimpan rasa cinta kasih dan welas asih. Ketika melihat orang lain, hati kita secara alami dipenuhi sukacita dan ketulusan. Jika kebiasaan ini terus dilatih, maka akan terbentuk kesadaran untuk berwelas asih. Oleh karena itu, saya sering memberi tahu kalian untuk mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan. Inilah titik awal melatih diri.

Jika kita sering bergaul dengan orang-orang baik, maka cara berpikir kita pun menjadi sederhana dan murni serta tahu cara bersumbangsih dengan cinta kasih. Kebiasaan ini akan tertanam dalam ingatan kita. Bagaimana cara kita membimbing orang lain? Hidup bermasyarakat memang sangat kompleks. Bodhisatwa hadir di dunia untuk membimbing semua makhluk. Namun, diperlukan adanya jalinan jodoh.

Hendaknya kita terus berbicara tentang kebaikan dan mengajak orang-orang melakukan kebaikan hingga kebiasaan itu tertanam dalam diri mereka. Inilah yang disebut dengan Bodhisatwa. Ketika kebiasaan ini tertanam, maka bagian otak yang berkaitan dengan cinta kasih dan kepedulian akan terus berkembang. Saya selalu berkata bahwa sejak zaman Buddha, cara membimbing makhluk tetaplah sama.

Kita harus terjun ke tengah masyarakat untuk mengajak lebih banyak orang berbuat baik. Kita juga harus melindungi dunia dan mendidik semua orang. Itulah yang harus kita lakukan. Inilah yang disebut membimbing dan menginspirasi semua orang di dunia. Insan Tzu Chi sangat dipenuhi berkah. Berhubung kita berada dalam lingkungan Tzu Chi, semua tindakan kita juga mencerminkan nilai Tzu Chi. Kita menapaki jalan Tzu Chi, berbicara tentang hal-hal yang berkaitan dengan Tzu Chi, dan semua yang kita lakukan adalah kebajikan yang saling menyemangati.


Masih banyak makhluk hidup yang perlu menjalin jodoh dengan kita. Saya berharap bahwa setiap insan Tzu Chi dapat melakukan apa yang saya ingin lakukan dan menyampaikan apa yang saya ajarkan. Oleh karena itu, saya harus berbicara setiap hari agar semua orang memiliki kesempatan untuk mendengarkan saya sehingga memunculkan niat bajik. Hendaknya kita terus menanam benih kebajikan.

Saya selalu berkata tentang isi dari Sutra Makna Tanpa Batas, yakni satu benih tumbuh menjadi tak terhingga dan yang tak terhingga tumbuh dari satu benih. Banyak perbuatan baik tanpa batas berasal dari satu niat baik. Bagaimana kita membangkitkan niat baik itu? Terjun ke tengah masyarakat dan melakukan kebaikan. Semuanya bermula dari satu niat. Saat niat baik muncul, kita harus berhimpun, terjun ke tengah masyarakat, dan melayani dengan sukacita. Inilah yang disebut dengan sukacita Dharma.

Ketika kita berbuat baik setiap hari, hidup ini akan bernilai dan kita akan merasa bahagia. Kebahagiaan bukan berasal dari pujian orang lain, melainkan datang dari dalam diri. Inilah sukacita Dharma. Hendaknya kita bertindak sesuai dengan Dharma. Jika berbuat selaras dengan kebenaran, kita sendiri yang akan memperoleh manfaat dan dipenuhi sukacita Dharma. Apa yang kita lakukan hari ini hendaknya sesuai dengan aturan dan Dharma sehingga dapat membawa manfaat bagi dunia. Dengan demikian, kita akan merasa bahagia dan saling memuji satu sama lain.

Jika kita bergerak bersama dalam jumlah besar, dampaknya pun akan makin luas dan baik. Oleh karena itu, hendaknya kita mengajak banyak orang untuk mempraktikkan kebajikan. Jadi, ketika orang-orang melihat relawan Tzu Chi, mereka sudah mengenal bahwa Tzu Chi melakukan banyak kebajikan. Hanya dengan melihat dan mendengar, orang-orang akan terinspirasi.

Ketika tim relawan pergi, akan ada orang berkata, "Itu insan Tzu Chi yang selalu berbuat bajik." Dengan melihat dan mendengar apa yang dilakukan oleh insan Tzu Chi, mereka akan terinspirasi juga. Tentu saja, suatu hari nanti, mereka pun akan tertarik untuk bergabung dengan Tzu Chi. Melihat dedikasi para relawan, orang-orang akan dipenuhi sukacita Dharma.


Bodhisatwa sekalian, saya sangat berterima kasih dan memuji kalian. Waktu terus berlalu. Hendaknya kita menggenggam waktu dengan baik sehingga ketika melihat insan Tzu Chi, orang-orang akan berkata, "Lihatlah, mereka sangat rapi. Mereka adalah orang-orang baik." Ketika orang lain bertemu kita, mereka akan memuji. Jika memiliki jalinan jodoh, kita dapat membangkitkan kebijaksanaan dan mengajak mereka untuk mendengarkan kisah Tzu Chi serta turut menjalankan misi Tzu Chi. Ini juga salah satu cara menginspirasi orang lain.

Terkadang, ada orang yang tertutup sehingga kita perlu membimbing mereka dengan penuh ketulusan. Hendaknya kita memperpanjang jalinan kasih sayang dan memperluas cinta kasih agung. Inilah makna kehidupan yang sesungguhnya. Jika seseorang hidup sendiri di usia tua dan tidak ada yang mendampingi, pikirannya akan menjadi tumpul dan kehilangan daya ingat. Bahkan, kebiasaan melakukan hal-hal pun akan menghilang.

Saya ingin memberi tahu kepada semuanya bahwa selama tubuh kita masih kuat, kita harus melayani bersama-sama. Jika ada lansia yang kesepian, ajaklah mereka untuk berbicara. Bukan membicarakan hal yang sia-sia, tetapi kita harus menyebarkan Dharma. Inilah potensi kebajikan. Kita sudah memahami prinsip kebajikan dan Dharma. Jadi, hendaknya kita bertindak secara nyata. Apakah semuanya mengerti? (Mengerti.) Baik.

Memilih teman yang baik dan membangkitkan cinta kasih
Menghargai jalinan jodoh bajik dan melindungi lansia sebatang kara
Berjalan sesuai Dharma untuk membimbing semua orang di dunia
Melihat dan mendengar kebajikan sehingga sukacita menyertai

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 19 Maret 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 21 Maret 2025
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -