Ceramah Master Cheng Yen: Melindungi Bumi dengan Penuh Sukacita

 

Para Bodhisatwa daur ulang ini telah berusia lebih dari 80 tahun.

“Master Cheng Yen, apa kabar? Saya adalah Lin Wu Ju. Saya sudah lama melakukan daur ulang. Kami melakukannya dengan penuh sukacita. Awalnya kami tidak terbiasa, tetapi semakin kami melakukan daur ulang, kami terlihat semakin sehat. Setiap orang yang melakukan daur ulang menjadi sangat sehat,” ujar Lin Wu Ju, salah satu relawan daur ulang.

Amitabha. Saya telah melakukan daur ulang lebih dari setahun. Setelah melakukan daur ulang, penyakit saya membaik. Kini penyakit saya tidak lagi menjadi masalah. Meski menderita penyakit, saya tidak terlalu terganggu. Jatuh sakit bagaikan sebuah permainan,” aku Gong Lin Yin, relawan daur ulang lainnya.

“Melakukan daur ulang adalah hal yang sangat baik. Selain dapat menyelamatkan bumi, juga dapat membawa manfaat besar bagi masyarakat. Saya juga dapat menjalin jodoh baik dengan banyak relawan lain dan memperbaiki kualitas hidup saya. Jadi, mari kita bersama-sama melakukan daur ulang. Saya akan terus melakukan daur ulang hingga tua dan berusia 100 tahun. Saya berharap kalian dapat mendoakan saya,” ajak Li Kun-rong yang juga merupakan relawan daur ulang.

“Saya melakukan daur ulang dengan gembira dan akan terus melakukannya hingga napas terakhir. Master Cheng Yen, saya akan melakukannya hingga napas terakhir. Saya sangat berterima kasih kepada Master Cheng Yen yang menyediakan sebuah tempat bagi kami untuk melakukan daur ulang. Saya melihat Master Cheng Yen menyalurkan bantuan bencana di berbagai wilayah, termasuk Taiwan. Karena itulah, saya berusaha menghemat uang untuk membantu Master Cheng Yen. Master Cheng Yen, saya sangat berterima kasih kepada Master Cheng Yen,” aku Zhang Jue, relawan daur ulang dengan penuh syukur.

Hari ini,saya melihat banyak Bodhisattva daur ulang. Setiap orang sangat bersungguh hati. Tadi kita mendengar seorang Bodhisattva lansia berkata, “Meski menderita penyakit serius, saya tetap melakukan daur ulang.”; “Jatuh sakit bagaikan sebuah permainan.”; Dia menganggap jatuh sakit sebagai sebuah permainan. Apakah kalian mendengar ucapannya tadi? (Ya) Dia terus bersumbangsih meski jatuh sakit dan menganggapnya sebagai sebuah permainan. Ini sungguh penuh filosofi. Saat mendengar ucapannya, saya sangat terkejut. Saya belum pernah mendengar ada orang yang menganggap jatuh sakit sebagai  permainan. Lalu, saya mendengarnya mengucapkannya lagi. Para relawan lansia sungguh merupakan pusaka.

Saya juga mendengar para relawan berkata bahwa yang paling tidak disukai di posko daur ulang adalah kasur pegas karena sangat berat dan sulit dibongkar. Namun, ada setumpuk besar kasur pegas di sana dan mereka tidak tahu harus bagaimana. Relawan di sebagian posko daur ulang mengeluh akan masalah ini. Mereka merasa bahwa kasur pegas tidak bisa tidak dikumpulkan, tetapi juga tidak tahu harus bagaimana setelah dikumpulkan.

Kita bisa melihat Relawan Lin Jin-guo. Lihatlah, dia begitu tangkas membongkar kasur pegas seorang diri. Ini sungguh tidak mudah. Dia membongkar kasur pegas dengan memanfaatkan barang-barang bekas. Dia dengan mudah membongkarnya seorang diri. Biasanya, dibutuhkan lima hingga delapan orang untuk mengangkat kasur. Namun, dia dengan tangkas melakukannya seorang diri. Setelah meletakkan kasur di atas sebuah kursi dan memotong lapisan luar kasur dengan gerinda, lapisan luar tersebut bisa dilepas. Ini hanya memakan waktu selama enam menit, sangat cepat.

Tahun lalu, saat berkunjung ke posko daur ulang itu, saya sangat terkesan. Sungguh, saya sangat terkesan. Dia sangat kreatif. Saya masih ingat dia memanfaatkan pegas yang diambil dari kasur pegas untuk membuat pagar posko daur ulang. Pagar ini memberikan ventilasi yang cukup, bagus dilihat, dan aman. Posko daur ulang yang begitu luas ini dikelilingi oleh pagar pegas membuatnya memiliki ciri khas tersendiri. Dia juga menanam markisa di atas posko daur ulang. Saya bisa menikmati buah-buahan di sana.

Saat saya pergi ke sana, dia berkata bahwa dia menyisakan dua buah mangga agar saya bisa memetiknya sendiri. Buahnya ada pada cabang serendah ini dan sebesar ini. Saat pergi ke sana, saya benar-benar memetik kedua mangga itu. Posko daur ulang itu sungguh memiliki ciri khas. Di sana juga ditanam lengkeng dan buah lainnya.

Dari penjelasannya, saya tahu bahwa air hujan di sana juga tidak disia-siakan. Kita bisa melihat level air dalam tangki air di sana. Ini semua merupakan ciri khas posko daur ulang itu. Mereka bukan hanya menampung air hujan di dalam tangki air di atap, tetapi juga di bawah tanah. Jika tangki air sudah penuh, air hujan akan ditampung di bawah tanah. Saat mereka membutuhkan air, mereka cukup memompanya dengan pompa air.

Sungguh, seluruh posko daur ulang, baik lahan maupun bangunannya, semuanya merupakan milik Relawan Lin. Seluruh keluarganya ikut melakukan daur ulang, termasuk cucunya yang masih sangat kecil. Para Bodhisatwa daur ulang di sana merasa sangat gembira. Mendengarnya berbicara, kalian juga tahu bahwa bersamanya sangat menyenangkan. Seluruh posko daur ulang penuh suara tawa. Dia juga berkata,  “Lihatlah, posko daur ulang ini begitu indah.” Posko daur ulang itu sungguh sangat indah. Setiap sudut mereka jaga hingga sangat bersih.

Para Bodhisatwa daur ulang sungguh merupakan penyelamat bagi bumi. Kita semua hidup di bumi ini dan bergantung pada bumi. Semua tanaman pangan yang kita butuhkan untuk bertahan hidup bertumbuh di bumi ini.

Kini, yang dilakukan oleh para relawan daur ulang adalah membalas budi bumi. Kita berusaha untuk melindungi bumi dengan menjaga kelestarian lingkungan dan merawat bumi dengan sepenuh hati. Ini membuat saya sangat tersentuh dan bersyukur. Karena itulah, setiap orang membangkitkan tekad dan ikrar untuk menolong semua makhluk.

Melindungi bumi juga berarti mengasihi anak cucu kita. Kita melindungi bumi demi anak cucu kita dan melakukan daur ulang demi ketenteraman dan kesehatan semua orang di seluruh dunia. Inilah ikrar Bodhisatwa. Untuk mencapai ke-Buddhaan, kita harus menapaki Jalan Bodhisatwa. Untuk menapaki Jalan Bodhisatwa, kita harus membangkitkan Empat Ikrar Agung. Ikrar pertama adalah sungguh-sungguh mengasihi bumi demi menolong semua makhluk yang menderita.

Dengan cara inilah para relawan daur ulang menolong semua makhluk yang menderita. Jika bumi tidak bisa berfungsi seperti sediakala, maka kita akan kelaparan karena tanaman pangan tidak bisa bertumbuh. Karena itu, kita harus sangat pengertian. Kita harus sungguh-sungguh memahami kebaikan bumi terhadap kita dan membalas budi bumi. Ini juga disebut sebagai pengertian. Ini berarti kita memasuki lautan kebijaksanaan Buddha.

Setiap orang memiliki kebijaksanaan hakiki. Lihatlah, Bodhisatwa lansia itu berbicara dengan penuh rasa humor dan santai. Meski menderita penyakit, dia tetap penuh filosofi dan sangat bijaksana. Hati penuh pengertian membuatnya menerima kondisi kesehatannya dengan pikiran terbuka dan bersumbangsih bagi bumi dengan sepenuh hati. Jadi, senantiasa berpuas diri membuat fisik dan batin kita semakin sehat. Seorang relawan yang berusia 100 tahun lebih juga tidak merasa menderita karena usianya. Dia tetap sangat gembira. Postur tubuhnya masih sangat tegak dan dia bersumbangsih dengan penuh sukacita. Ini karena dia menyerap Dharma ke dalam hati.

Bodhisatwa sekalian, jika kalian menyerap Dharma ke dalam hati, maka hati kalian akan penuh sukacita, kegembiraan, dan kedamaian setiap hari. Para relawan daur ulang melindungi bumi dengan penuh cinta kasih. Hal yang saya syukuri sangatlah banyak. Saya paling mengasihi relawan daur ulang karena kalian telah menggantikan saya untuk melindungi bumi. Saya sangat bersyukur atas hal ini. Sesungguhnya, jika bumi aman dan tenteram, maka umat manusia juga akan aman dan tenteram. Kegiatan daur ulang bertujuan untuk mengasihi bumi dan semua makhluk.

Menganggap jatuh sakit sebagai permainan dan tetap giat bersumbangsih

Terkesan melihat kekreatifan relawan daur ulang

Bersumbangsih tanpa pamrih dengan hati yang paling tulus

Relawan daur ulang melindungi bumi dan mengasihi semua makhluk

 Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 September 2015

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 22 September 2015

Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -