Ceramah Master Cheng Yen: Melindungi Bumi Tanpa Melihat Perbedaan

Hari ini, NASA dan NOAA di Amerika Serikat bersama-sama mengumumkan bahwa tahun 2016 adalah tahun terpanas dalam sejarah yang tercatat. Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Kita belum pernah melihat level peningkatan suhu yang setinggi ini dalam kurun waktu 115 ribu tahun. Sungguh, kondisi Bumi semakin tidak normal.

Tahun 2016 kembali dinyatakan sebagai tahun terpanas karena rata-rata temperatur Bumi terus meningkat dengan cepat. Namun, manusia tidak kunjung sadar. Kita melihat di Australia, hutan-hutan terus ditebangi. Pohon-pohon besar berusia tua terus ditebangi agar lahannya bisa ditanami rumput untuk peternakan.

Jika begini, bagaimana mungkin Bumi tidak demam? Paru-paru Bumi sudah dirusak oleh manusia. Ini sungguh memprihatinkan. Mengenai perubahan cuaca ekstrem, sesungguhnya para ilmuwan telah membuktikan bahwa bencana alam di dunia ini yang semakin banyak dan besar disebabkan oleh ulah manusia.

Ceramah Master Cheng Yen

Intinya, kita tetap harus menyucikan hati manusia. Janganlah demi nafsu makan daging sesaat, kita membuat Bumi mengalami luka yang begitu besar. Kini alam sudah mulai menyerang balik sehingga manusia mengalami banyak bencana. Ini sungguh memprihatinkan.

Saya sangat berharap semua orang dapat bersumbangsih dengan cinta kasih. Saya melihat kesungguhan hati insan Tzu Chi yang begitu sibuk bersumbangsih di setiap sudut di masyarakat. Semua orang memiliki satu tekad yang sama, yaitu menyucikan hati lebih banyak orang serta memengaruhi lebih banyak orang untuk mengubah pola hidup nonvegetaris menjadi vegetaris. Semua orang sangat bersungguh hati.

Di Lembaga Pemasyarakatan Yilan, mereka juga mengajak orang-orang untuk bervegetaris. Di lembaga pemasyarakatan, mereka juga membimbing para penghuni untuk menanam sayur-sayuran. Ini mereka lakukan di Hualien. Inilah cara mereka untuk membimbing orang agar mengurangi pembunuhan hewan dan memperbanyak konsumsi sayuran. Ini bermanfaat bagi kesehatan fisik dan kesehatan batin.

Ceramah Master Cheng Yen

Inilah kesibukan insan Tzu Chi di seluruh Taiwan. Begitu pula insan Tzu Chi di seluruh dunia, bukan hanya di Taiwan. Kita juga melihat di Mongolia Dalam, benih-benih relawan Tzu Chi juga mulai berakar. Sudah ada 4 orang relawan yang telah dilantik. Benih relawan pertama di sana adalah Li Enli.

Asalkan ada satu saja benih relawan, maka benih ini akan berkembang perlahan-lahan. Akhirnya, dia sudah dilantik tahun lalu. Sepulangnya dari Taiwan, dia mulai menyebarkan benih cinta kasih sehingga kekuatan cinta kasih di sana perlahan-lahan mulai tumbuh.

Kita juga melihat Pemberkahan Akhir Tahun diadakan di Perancis. Berhubung pada bulan Juni sampai Juli tahun lalu Perancis dilanda banjir besar dan insan Tzu Chi juga mencurahkan perhatian serta menyalurkan bantuan, maka pada Pemberkahan Akhir Tahun kali ini, wali kota dan wakil wali kota setempat menyampaikan terima kasih mereka.

Mereka mengatakan bahwa berkat dukungan dan bantuan dari Tzu Chi, warga jadi terbantu untuk dapat memulihkan kehidupan mereka. Jadi, mereka sangat berterima kasih. Inilah yang terjadi di Perancis. Setelah insan Tzu Chi menyalurkan bantuan tahun lalu, warga setempat sudah mengenal Tzu Chi. Mereka kini hadir dalam Pemberkahan Akhir Tahun dan saling berpelukan dengan relawan Tzu Chi dalam suasana haru.

Semua ini adalah cinta kasih. Setiap negara membutuhkannya. Semua orang mampu menjalankannya. Jadi, kita sungguh harus mengembangkan cinta kasih. Dengan adanya cinta kasih, antarmanusia akan dipenuhi kehangatan dan kebahagiaan. Ditambah lagi, cinta kasih yang tulus dapat menyucikan hati manusia, menciptakan keharmonisan masyarakat, dan menyelaraskan empat unsur alam sehingga dengan selarasnya empat unsur ini, dunia dapat terbebas dari bencana.

Ceramah Master Cheng Yen

Hal yang begitu baik ini, mengapa tidak lebih banyak kita sebarkan? Mengapa kita tidak bersama-sama bergerak ke arah ini?

Kita melihat orang dari berbagai keyakinan agama dapat bersama-sama berkumpul di tempat yang sama untuk berdoa bagi para korban

bencana gempa yang terjadi di Haiti 7 tahun lalu. Insan Tzu Chi menghadiri doa bersama ini.

Inilah yang dilakukan oleh umat beragama. Mereka tahu bahwa manusia tak boleh tersekat hanya karena perbedaan agama. Umat beragama hendaknya membuka hati untuk membangkitkan empati bagi semua orang yang menderita di dunia. Sungguh, sudah saatnya manusia sadar.

Tadi pagi, seusai memberikan ceramah pagi, saya mendengar suhu udara di Changchun hari ini mencapai minus 21 derajat Celsius. Namun, di sana ada 104 orang relawan yang hadir mendengar ceramah pagi. Relawan di sana telah mengikuti ceramah pagi selama genap seribu hari. Ini tidak mudah. Seribu hari berarti sekitar 2 tahun, tepatnya dua tahun setengah.

Singkat kata, semangat mereka membuat saya terharu. Selelah apa pun saya menyiapkan ceramah, saya pun rela. Terima kasih kepada murid-murid saya di sana atas kesungguhan hati kalian. Dengan begini, jiwa kebijaksanaan kita akan saling terhubung. Saya sungguh terharu atas kekuatan cinta kasih yang ada.

Inilah cara kita untuk mengembangkan cinta kasih dan welas asih di dalam hati. Dengan cinta dan welas asih, kita mengerahkan kekuatan kebijaksanaan. Inilah Bodhisatwa yang mempraktikkan welas asih dan kebijaksanaan sekaligus. Para relawan di Changchun sudah genap seribu hari mengikuti ceramah pagi. Saya sungguh terharu. Mereka juga mengikuti pertemuan pagi relawan. Sekali lagi saya ingin memberi pujian atas semangat murid-murid saya ini.

Saya juga bersyukur karena jiwa kebijaksanaan mereka tumbuh bersama jiwa kebijaksanaan saya. Sesungguhnya, saat memberikan ceramah, saya sendiri juga sedang menumbuhkan jiwa kebijaksanaan saya sendiri. Kalian yang mendengarnya juga menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Jadi, kita bertumbuh bersama-sama. Saya sangat terharu dan merasa bersyukur.

Menyebarkan pola makan vegetaris demi keselarasan alam

Benih Bodhisatwa tumbuh di setiap daerah

Berdoa bagi dunia tanpa dibatasi perbedaan agama

Menghirup harumnya Dharma dengan cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 Januari 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 22 Januari 2017
Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -