Ceramah Master Cheng Yen: Melindungi Dunia dengan Kemurnian dan Kebajikan
Kita telah melihat apa yang terjadi di dunia. Setiap hari, kita selalu menghadirkan berita internasional. Melalui berita yang ditayangkan, kita dapat segera melihat peristiwa dunia. Lihatlah, dunia penuh dengan bencana. Bencana gempa yang terjadi di Turki saat ini sungguh menyayat hati.
“Guncangan gempa telah menghancurkan segalanya. Seluruh negara terporak-poranda dan banyak keluarga hancur. Begitu pula dengan Hatay. Kota kami penuh dengan sejarah yang bermakna dan mengembangkan banyak peradaban. Saya tidak rela untuk pergi dari sini. Namun, dalam kondisi seperti ini, kami harus meninggalkan tempat ini untuk bertahan hidup,” kata salah seorang korban bencana.
Hidup ini tidak kekal. Begitu pula dengan Bumi ini. Dalam Sutra dikatakan bahwa Bumi ini sangatlah rentan. Bencana terjadi akibat ketidakselarasan empat unsur alam. Tidak ada satu pun negara yang beruntung dapat memiliki empat unsur alam yang selaras. Kita tidak dapat memohon untuk hidup damai dan tenteram selamanya. Satu-satunya cara ialah hidup dengan bermawas diri dan berhati tulus.
Kehidupan di dunia bergantung pada karma kolektif semua makhluk. Beberapa puluh tahun yang lalu, dunia penuh dengan kedamaian. Manusia pernah bekerja sama dengan harmonis dan mengakumulasi karma baik selama puluhan, bahkan ratusan tahun. Di zaman itu, sebagian besar hati manusia penuh dengan kemurnian dan kebajikan. Kemudian, seiring bertambahnya populasi manusia, sektor bisnis dan industri juga turut berkembang. Seiring bertambahnya populasi manusia, teknologi makin lama makin maju. Setiap kali mendengar tentang kemajuan teknologi, hati saya merasa khawatir.
Untuk memiliki kehidupan yang damai dan sehat, kita perlu hidup berdampingan dengan alam. Agar dapat bertahan hidup, manusia membutuhkan tanaman pangan. Untuk menghasilkan tanaman pangan, manusia perlu bekerja sama dengan alam. Tenaga manusia diperlukan untuk menggarap lahan pertanian. Hendaklah kita merawat dan mengasihi Bumi.
Lihatlah, mereka menanam padi di cuaca yang sangat dingin. Saat ini, setelah memanen padi, petani akan mulai menanam bibit padi. Dikatakan bahwa air sawah sangat dingin karena para petani harus menanam padi di musim seperti ini. Demi apakah mereka melakukan ini? Ada sebuah lagu rakyat Taiwan yang berbunyi, "Demi mendapatkan makan 3 kali sehari, saya tidak takut dengan air yang dingin di sawah". Agar dapat makan, mereka tetap menanam bibit padi.
Ketika waktunya memanen padi, matahari akan sangat terik dan petani akan dipenuhi dengan keringat. Namun, mereka tetap melakukannya. Mereka menanam padi di musim semi dan memanennya di musim panas. Cuaca yang sangat panas akan membuat para petani bercucuran keringat. Inilah kerja keras petani. Jadi, hendaklah kita berterima kasih kepada Bumi dan para petani yang bekerja keras.
Selama kita bercocok tanam dengan tekun, Bumi akan memberikan kita biji-bijian dan sayuran yang melimpah. Jadi, kita harus mengucapkan terima kasih kepada Bumi karena telah menyediakan makanan yang berlimpah. Kita juga hendaknya bersyukur atas keselarasan iklim. Jika unsur air tidak selaras pada musim panen, semua tanaman akan terendam banjir.
Saya selalu merasa bahwa meski manusia sangat kecil, tetapi kita telah menciptakan banyak bencana di Bumi. Bumi dikelilingi oleh udara. Namun, kita telah mencemari udara dan merusak bumi sehingga empat unsur alam menjadi tidak selaras. Jika manusia tidak tersadarkan, akan terjadi lebih banyak bencana alam dan bencana akibat ulah manusia di dunia. Noda dan kegelapan batin manusia terus bergejolak.
Lihatlah, perang antarnegara telah terjadi dan banyak negara memproduksi senjata yang dapat menghancurkan segalanya. Ketika kegelapan batin terbangkitkan, perilaku satu orang dapat memengaruhi dunia. Semua bergantung pada pikiran manusia. Berhubung manusia terus memproduksi senjata, ketika kegelapan batin terbangkitkan, senjata-senjata itu dapat merusak Bumi dan dunia. Inilah ketidakkekalan pikiran manusia.
Selain empat unsur alam yang tidak kekal, pikiran manusia pun tidak kekal. Pikiran manusia penuh dengan kemarahan, kesedihan, dan kegembiraan yang dapat memengaruhi kondisi Bumi. Noda batin dan kemarahan yang terbangkitkan dapat memengaruhi kondisi iklim dan membentuk suatu energi di Bumi yang mengakibatkan konflik.
Orang yang bertemperamen buruk sangat mudah marah. Itu telah menjadi tabiat mereka yang dapat memicu tindak kekerasan. Ketika kita memupuk kebajikan, kita akan memiliki hati yang murni. Ketika kita mengembangkan kekuatan cinta kasih, kita akan memiliki temperamen yang baik dan berperilaku baik.
Karma buruk meningkat seiring dengan kemajuan teknologi
Kegelapan batin mendatangkan bencana akibat ulah manusia
Bermawas diri adalah satu-satunya cara mewujudkan kedamaian
Menciptakan energi kesatuan dan keharmonisan dengan hati yang murni
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 Februari 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 25 Februari 2023