Ceramah Master Cheng Yen: Melindungi Kehidupan dan Kesehatan


Saya sangat senang melihat para dokter dan perawat berkumpul di satu ruangan. Dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun yang digelar setahun sekali, saya membagikan angpau berkah dan kebijaksanaan. Angpau itu adalah wujud doa dan rasa syukur yang paling tulus dari para bhiksuni dan saya untuk semuanya. Semua itu berasal dari royalti buku. Bukan dari yayasan, melainkan Griya Jing Si. Kami bersama-sama menggunakan hati yang penuh syukur untuk berterima kasih atas sumbangsih para perawat dan dokter.

Selama bertahun-tahun, kalian mendukung empat misi Tzu Chi, yakni misi amal, kesehatan, pendidikan, dan budaya humanis, dengan kesungguhan hati dan cinta kasih. Hari demi hari, malam demi malam, tahun demi tahun, kalian bersumbangsih demi melindungi kehidupan dan kesehatan. Karena itu, saya menghormati para tenaga medis dengan hati yang penuh rasa syukur.

Saya sering berkata pada para tenaga medis, "Jangan melupakan ikrar yang kalian bangun pada tahun itu. Jangan melupakan sumpah kalian pada masa muda atau kuliah. Mengapa kalian ingin menjadi dokter atau perawat?"

Kalian yang duduk di sini sekarang telah lulus dari jurusan keperawatan atau kedokteran sesuai cita-cita masing-masing. Sekarang kalian sudah menjadi dokter atau perawat. Cita-cita kalian telah terwujud. Sekarang kalian yang ada di hadapan saya dan semua yang ada di sekeliling kalian memiliki tekad yang sama, yaitu menolong sesama. Saya yakin kalian semua memiliki tekad seperti ini di dalam hati. Saya juga memiliki tekad.


Sejak muda atau mungkin remaja, saat mulai memahami kehidupan, entah mengapa saya selalu merenungkan bagaimana saya dapat menolong sesama, tetapi saat itu saya tidak terpikir untuk menjadi dokter atau perawat. Saya tidak memiliki pemikiran seperti itu. Saya hanya memiliki sebuah tekad, yaitu menolong sesama.

Saat di lantai atas tadi, ada dua relawan Tzu Chi dari India yang datang menemui saya. Saya sangat berterima kasih kepada mereka. Mereka adalah dua benih Tzu Chi di tanah kelahiran Buddha yang sudah bertunas dan bertumbuh. Di dalam video, kita bisa melihat seorang anak yang berperut besar. Anak itu sudah seperti itu saat kita menemukannya. Saat saya menonton sebuah video, anak tersebut muncul sekejap dan saya berkata, "Tunggu sebentar. Putar ulang video tadi. Di mana lokasi tersebut? Bagaimana kondisi keluarga anak tersebut? Cepatlah mencarinya."

Mereka mencarinya ke sana kemari ke tujuh desa. Akhirnya, mereka menemukan anak itu di salah satu desa. Mereka berdua juga mengantar anak itu ke rumah sakit yang berjarak lebih dari seribu kilometer untuk berobat. Sekarang anak itu sudah seperti anak pada umumnya. Inilah makna berdirinya Tzu Chi di dunia. Saya memiliki satu tekad, yaitu membawa manfaat bagi tanah kelahiran Buddha.

Selama 56 tahun, Tzu Chi terus berkembang dari semula hanya saya sendiri hingga kini ada begitu banyak perawat di hadapan saya. Di mata saya, kalian bagaikan Bodhisatwa Avalokitesvara yang memberi pertolongan saat mendengar suara penderitaan.


Lihatlah, ranjang pasien di rumah sakit kita difasilitasi sebuah bel. Begitu pasien menekan bel itu, Bodhisatwa Avalokitesvara di stasiun perawat akan segera menghampirinya untuk membantu. Mereka langsung tahu harus ke kamar pasien mana untuk memenuhi kebutuhan pasien atau memberikan pertolongan darurat. Ini adalah memberi pertolongan ketika mendengar suara penderitaan. Dari mana suaranya berasal, ke sanalah kalian akan pergi.

Kalian muncul di mana pun pasien meminta bantuan. Ini sama seperti yang tertulis dalam bab Pintu Universal yang memuliakan Bodhisatwa Avalokitesvara. Bagi saya, perawat adalah Bodhisatwa Avalokitesvara. Kalian adalah Bodhisatwa Avalokitesvara yang terjun ke dunia untuk menolong orang. Saya sangat bersyukur dan terharu. Bagaimana dengan para dokter? Dokter bagaikan Buddha Bhaisajyaguru dari Tanah Suci Timur. Beliau melambangkan cahaya matahari yang memecah kegelapan dan membawa kecemerlangan.

Bodhisatwa sekalian, kita selalu memperlakukan pasien dengan rasa empati. Kita juga memandang semua makhluk, terlebih pasien, dengan penuh welas asih. Pandangan penuh welas asih kalian membuat pasien merasa aman. Jadi, para dokter dan perawat memberi pertolongan saat mendengar suara penderitaan dan memandang semua makhluk dengan welas asih. Demikianlah nilai para dokter dan perawat. Kalian sungguh patut dihormati. Kalian memiliki keterampilan untuk memberikan resep mujarab sesuai penyakit masing-masing pasien guna melindungi kesehatan mereka. Ini sangat konkret. Sungguh, kalian harus terus mempertahankannya.


Saya hanya secara abstrak mengatakan bahwa semoga semua orang sehat dan tenteram. Namun, kalianlah yang menjaga kesehatan orang-orang. Para dokter dan perawatlah yang menjaga kesehatan orang-orang. Namun, hendaklah kalian menjaga keselamatan diri, baru bisa menjaga ketenteraman masyarakat. Inilah harapan terbesar saya yang ingin saya sampaikan.

Hendaklah kalian membina berkah dan kebijaksanaan di sini. Semoga kalian dapat bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih, menciptakan berkah bagi dunia, dan mengembangkan kebijaksanaan. Terima kasih, Bodhisatwa sekalian.

“Semua staf RS Tzu Chi Taichung berikrar dengan ketulusan tertinggi. Semoga bencana dan pandemi segera berakhir. Semoga ajaran Buddha berkembang dan semangat Kendaraan Agung tersebar luas. Semua staf RS Tzu Chi Taichung berikrar untuk mempraktikkan Sutra Makna Tanpa Batas.”

Mempertahankan niat awal saat membangun ikrar
Para dokter dan perawat melindungi kehidupan dan kesehatan pasien
Memandang pasien bagai keluarga sendiri dengan welas asih dan kebijaksanaan
Membina berkah dan kebijaksanaan serta meneruskan cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 November 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 16 November 2022
Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -