Ceramah Master Cheng Yen: Melindungi Kehidupan dan Memperpanjang Cinta Kasih

Ya, saya sering berkata, "Jangan lupakan tahun itu." Hari ini tiga puluh empat tahun yang lalu, RS Tzu Chi Hualien diresmikan. Hari ini adalah peringatan 34 tahun RS Tzu Chi Hualien. Jika dihitung dalam detik, berapa detik sudah dilalui? Tak terkatakan bagai jumlah pasir Sungai Gangga.

Bayangkan, belasan tahun sebelum RS Tzu Chi didirikan, klinik kita dibuka di Jalan Ren'ai. Klinik di Jalan Ren'ai itu terwujud berkat welas asih ibu dari Guru De Ci, Ibu Huang. Beliau berkata, "Jika Master ingin membuka klinik, lantai bawah tempat saya itu masih kosong dan bisa digunakan." Jadi, kita mulai membuka klinik di Jalan Ren'ai. Klinik akhirnya berhasil dibuka. Saya amat bersyukur.

Saat itu ada dr. Zhang, dr. Zou, dr. Zhu, serta ayah dari dr. Zhang. Empat orang dokter itu melayani di klinik dua hari seminggu. Pasien yang datang sangat banyak, terutama para lansia yang hidup sendirian atau warga yang tidak mampu berobat sehingga pengobatannya tertunda.

Penyakit berat tidak bisa ditangani di Hualien. Kita harus membuat rujukan ke Taipei. Untuk mengantarkan pasien ke Taipei, kita juga harus meminta persetujuan keluarganya. Kita juga menanyakan pilihan mereka, apakah ingin dirujuk ke RS Univ. Nasional Taiwan, RSU Veteran Taipei, atau ke rumah sakit lainnya. Bertemu dokter yang baik adalah berkah pasien. Kita berusaha mengantarkan mereka ke tempat yang mereka percaya.

 

Mengenang masa-masa itu, saat kita mengantarkan pasien ke Taipei, kita melihat anggota keluarga pasien juga tidak leluasa untuk menjaga pasien. Setiap kali melihat kondisi ini, saya merasa tidak berdaya. Saya pun terpikir untuk membangun rumah sakit. Pikiran ini terus terpupuk hingga saya menetapkan tekad harus membangun rumah sakit.

Saya juga bersyukur kepada orang-orang yang mendukung saat itu, salah satunya ialah Bapak Gao Er-pan. Beliau adalah seorang arsitek. Adik iparnya adalah dr. Wang, wakil kepala RS Cathay saat itu. dr. Tu Shih-mien adalah kepala RS kita yang pertama. Ada pula dr. Zeng, kepala RS kita yang kedua. Ada pula Prof. Yang Sze-Piao, kepala RS Univ. Nasional Taiwan saat itu. Beberapa orang ini saat itu sangat mendukung kita.

Saat RS kita berada dalam tahap perencanaan, mereka sudah mulai mendedikasikan diri. Sepulang bekerja di RS Univ. Nasional Taiwan, mereka akan mengikuti pertemuan saya dengan arsitek rumah sakit. Mereka memanfaatkan waktu selepas bekerja untuk mendiskusikan rancangan rumah sakit. Mereka begitu mendedikasikan waktu mereka. Mereka tiba pada pukul enam atau tujuh malam dan rapat berlangsung hingga dini hari.

Demi RS Tzu Chi Hualien, semua orang bersumbangsih dengan sepenuh hati. Rancangan gambar ruangan, penyekat, alur, dan sebagainya mereka pikirkan dengan penuh cinta kasih. Setiap sudut dirancang dengan sepenuh hati. Rumah sakit ini direncanakan selama bertahun-tahun, tepatnya sekitar enam atau tujuh tahun. Saat itu, banyak hal kita lakukan tanpa mengukur kemampuan sendiri. Kita harus mengatasi satu demi satu kesulitan dan mewujudkan satu demi satu pencapaian dari tidak ada hingga menjadi ada.

 

Rumah sakit juga dibangun dari tidak ada hingga ada. dr. Chen Ing-ho adalah dokter bedah pertama di rumah sakit kita. Saat pertama kali kamar bedah dibuka, beliau bahkan memasang ranjang dan peralatan serta mengencangkan baut sendiri. Pada masa itu, sungguh banyak kisah-kisah yang mengharukan. Para pelopor ini memulai rumah sakit kita selangkah demi selangkah. Setiap pekerjaan harus mereka selesaikan sendiri.

Karena itu, saya sering berkata jangan lupakan tahun itu, jangan lupakan orang-orang yang ada saat itu, terutama Bibi Lin dari Departemen Sterilisasi. Saat kita ingin membentuk Departemen Keperawatan, pembangunan rumah sakit kita belum rampung. Bibi Lin harus menginap di Griya Jing Si. Saat itu, ruang di Griya Jing Si juga amat terbatas. Beliau juga turut merasakan kesulitan saat itu.

Setiap kali berkunjung ke rumah sakit, saya paling suka berkunjung ke departemennya. Di sana suara tawa tidak kunjung berhenti. Saat berjalan di luar, kita bisa mendengar kebahagiaan di dalam. Intinya, sungguh banyak hal yang mengharukan. Segala sesuatu tercapai seiring waktu. Kita harus berpegang teguh pada tekad. Dalam sebersit niat, kita juga dapat mengenang kembali perjalanan ini.

“Master, apa kabar? Jangan terlalu lelah karena ada Anda, baru ada Tzu Chi. Kelak, Tzu Chi mengandalkan kepemimpinan Anda.”

Kita melihat Mantan Bupati Wu Shui-yun. Beliau terlihat sangat sehat. Kini beliau sudah berusia lebih dari 90 tahun. Kita juga melihat dr. Zhang, dr. Zou, dan dr. Zhu. Waktu terus berlalu dan saya sangat bersyukur. Misi kesehatan kita dimulai dari dibukanya klinik. Klinik dengan berbagai keterbatasan saat itu berkembang menjadi badan misi kesehatan Tzu Chi saat ini yang dapat menangani berbagai kasus penyakit berat dari seluruh dunia. Ini menciptakan kesempatan hidup kedua bagi pasien.

 

Jadi, misi kesehatan Tzu Chi senantiasa melindungi kehidupan, melindungi kesehatan, dan melindungi cinta kasih. Sesuatu yang benar, kita lakukan saja. Kita pun harus teguh dalam melakukannya. Ini adalah wujud rasa hormat terhadap kehidupan kita. Kita menghormati kehidupan kita sendiri sehingga rela mengerahkan upaya untuk meringankan penderitaan orang-orang yang sakit.

Misi para dokter dan perawat ialah menolong orang. Menolong orang hingga bisa sehat kembali, itulah tujuan kita dalam menolong orang. Tercapainya tujuan adalah hal yang paling membahagiakan. Inilah nilai dari kehidupan. Terima kasih. Terima kasih atas cinta kasih insan Tzu Chi yang terhimpun tetes demi tetes.

Setelah rumah sakit selesai dibangun, mereka juga menjadi relawan pemerhati yang menjaga para staf, memperhatikan pasien, serta menjadi jembatan bagi keduanya. Untuk itu, saya berterima kasih kepada kalian. Singkat kata, kalian telah mewujudkan nilai kehidupan ini. Saat kita benar-benar dibutuhkan, saat itulah kehidupan kita menjadi bernilai. Terima kasih. Selama arah kita benar, lakukan saja. Terima kasih, semuanya. Terima kasih.

Berbagai kebajikan mewujudkan ikrar welas asih
Membabarkan hukum sebab akibat dan mengenang masa lalu
Memegang teguh tekad dalam menjalankan misi
Melindungi kehidupan dan memperpanjang cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 Agustus 2020  
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 19 Agustus 2020
Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -