Ceramah Master Cheng Yen: Melindungi Kehidupan dan Menyebarkan Cinta Kasih Agung

Saya sungguh sangat bersyukur. Sepanjang malam, saya sangat khawatir. Saya berharap topan kali ini dapat bergerak ke arah selatan agar semua warga Taiwan bisa selamat darinya. Melihat siaran berita bahwa topan ini tidak akan mendarat di Taiwan, saya merasa sangat lega. Namun, kita tetap harus mawas diri dan berdoa dengan tulus karena topan ini mendatangkan curah hujan yang sangat tinggi dan tiupan angin yang sangat kencang.

Kita harus berdoa dengan hati yang tulus serta menghormati langit dan mengasihi bumi dengan hati penuh rasa syukur. Kita sungguh harus mengasihi bumi dan menghormati langit untuk menyelaraskan unsur alam yang bisa membawa manfaat bagi manusia dan bumi. Dengan begitu, ancaman bencana akan berkurang dan hidup manusia akan lebih tenteram.

Hidup manusia penuh dengan penderitaan. Agar dunia aman dan tenteram, manusia harus menghormati langit, mengasihi bumi, dan menghimpun berkah. Insan Tzu Chi selalu melindungi bumi dan menghimpun berkah demi dunia ini. Mereka semua merupakan Bodhisatwa. Jika semua orang bisa saling mengasihi, saling membantu, dan saling menyemangati, maka dunia ini akan dipenuhi berkah.

Melindungi Kehidupan dan Menyebarkan Cinta Kasih Agung

Kita juga melihat para anggota TIMA kita. Kemarin, lebih dari 620 anggota TIMA dari 20 negara dan wilayah tiba di Hualien dalam tiga gelombang. Ada lebih dari 560 relawan di Taipei yang mempersiapkan Konferensi Tahunan TIMA kali ini. Relawan kita menjemput mereka dari bandara internasional ke Taipei, lalu mendampingi mereka ke Hualien. Tim tuan rumah mengatur segalanya dengan sepenuh hati. Para anggota TIMA ini biasanya mengembangkan cinta kasih untuk bersumbangsih bagi orang yang menderita di negara masing-masing. Para dokter kita bersumbangsih dengan penuh cinta kasih. Ini selalu saya syukuri.

Saya juga bersyukur kepada relawan di Taiwan. Sebagai tim tuan rumah, mereka melayani dan mempersiapkan segalanya dengan tulus agar para anggota TIMA dapat merasa tenang dan bersukacita. Saya sangat bersyukur atas hal ini. Konferensi Tahunan TIMA selalu digelar pada bulan 8 tanggal 15 Imlek. Lebih dari 20 tahun yang lalu, Wakil Kepala RS Leh, dr. Qua,dr. Say, dan beberapa insan Tzu Chi di Filipina, seperti Linda Chua, Alfredo Li, dan Manuel Siao, pergi ke pulau terpencil untuk menggelar baksos kesehatan.

Baksos kesehatan yang pertama kalinya membuat saya sangat terkesan. dr. Qua dan dr. Sy membersihkan lokasi baksos serta memasang instalasi listrik dan air agar mereka bisa menjalankan operasi di sana. Saya sungguh sangat tercengang, terlebih melihat banyaknya pasien. Semakin lama, pasien yang mengikuti baksos semakin banyak. Setiap kali baksos kesehatan berakhir, mereka pasti menelepon untuk memberi laporan. Pasien yang mengikuti baksos selalu ribuan orang, terkadang 2.000 lebih dan terkadang 3.000 lebih.

Dalam sekali baksos, mereka bisa mencabut sekeranjang gigi. Pasien yang menjalani operasi tiroid juga sangat banyak. Perlahan-lahan, mereka juga mengadakan baksos penyakit mata. Suatu kali, saya berkata, “Saya sangat berterima kasih kepada kalian, tetapi saya tidak bisa pergi ke sana. Jika bisa, datanglah ke Taiwan agar saya bisa berterima kasih kepada kalian secara langsung.”

Pada tahun pertama, sebanyak belasan dokter datang ke Hualien. Kedatangan mereka saat itu bertepatan dengan Festival Kue Bulan. Mereka berada di sini selama dua hingga tiga hari dan merayakan Festival Kue Bulan di sini. Semua orang sangat gembira dan berjanji untuk kembali lagi tahun berikutnya. Saat akan pulang, mereka berkata, “Tahun depan kami akan datang lagi.” Saya berkata, “Kami menunggu kedatangan kalian.”

Lihatlah, setiap kali kembali ke Hualien, mereka bagai berada di rumah sendiri dan bersukaria bersama tanpa memandang perbedaan agama. Sungguh, kekuatan cinta kasih telah meruntuhkan pagar pembatas antaragama dan membimbing semua orang menuju arah yang sama. TIMA berawal dari Filipina. Pada Festival Kue Bulan, para anggota TIMA kembali ke Hualien untuk merayakannya bersama saya. Ini telah menjadi suatu tradisi. Karena itu, setiap tahun, anggota TIMA dari seluruh dunia berkumpul di Hualien pada Festival Kue Bulan. Saya sangat tersentuh.

Kita sering mendengar di berbagai negara, para anggota TIMA memberikan pelayanan bersama relawan Tzu Chi. Jika ada pasien yang tidak bisa keluar berobat, maka kitalah yang akan menjangkau mereka. Jika ada wilayah yang kekurangan fasilitas medis, kita akan pergi ke sana untuk menggelar baksos kesehatan berskala besar. Dalam setiap kali baksos, pasien yang memperoleh manfaat sangat banyak, selalu 1.000 lebih, 2.000 lebih, atau 3.000 lebih. Saya sangat bersyukur atas sumbangsih para anggota TIMA.

Saya juga berharap dalam Konferensi Tahunan TIMA di Aula Jing Si, para dokter kita dapat saling berbagi pengalaman dan membina persahabatan. Kalian memiliki tekad yang sama dan tidak mudah untuk berkumpul bersama. Karena itu, kalian hendaknya saling mengenal dan bersahabat untuk memperluas jalinan jodoh kalian. Saya berharap setiap orang bisa memahami perjalanan Tzu Chi selama 50 tahun ini. Jika bisa demikian, maka saya yakin, kalian bisa berbagi lebih banyak hal. Di sini, saya tetap berdoa dengan tulus semoga semua orang di seluruh dunia aman dan tenteram. Semoga semua anggota TIMA yang hadir dalam Konferensi Tahunan TIMA kali ini dapat merasakan sukacita dalam Dharma. Inilah harapan saya. Jalinan kasih sayang ini sangatlah berharga.

Waspada dalam mengantisipasi topan dan berdoa dengan tulus

Anggota TIMA dari berbagai negara dan wilayah berkumpul di Hualien pada Festival Kue Bulan

Melindungi kehidupan dan menyebarkan cinta kasih agung

Saling berbagi pengalaman dan merasakan sukacita

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 September 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 16 September 2016

Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -