Ceramah Master Cheng Yen: Melindungi Kehidupan dan Mewariskan Cinta Kasih

Kemarin, saya melakukan telekonferensi dengan insan Tzu Chi Kanada. Insan Tzu Chi di Kanada sangat bersungguh hati. Misi kesehatan dan pendidikan dijalankan dengan sepenuh hati. Dalam telekonferensi itu, relawan kita melaporkan tentang bagaimana mereka mengelola Sekolah Budaya Humanis Tzu Chi. Mereka menerima murid dari berbagai usia karena merupakan sekolah budaya humanis. Imigran baru juga dapat belajar bahasa di sekolah kita.

Tzu Chi sudah menjangkau Kanada lebih dari 20 tahun. Sejak Relawan He Guo-qing berimigrasi ke Kanada, saya sudah berkata padanya, "Di mana bumi dipijak, di sanalah langit dijunjung. Setelah pergi ke sana, Anda harus membalas budi masyarakat setempat. Anda harus bersumbangsih dengan cinta kasih, baru bisa dihormati dan dikasihi orang lain." Dia sangat patuh pada saya.

Dengan membawa pesan saya, dia dan istrinya pergi ke Kanada. Di sana, mereka sungguh melakukan hal baik yang bermanfaat bagi masyarakat setempat. Mereka menjangkau panti wreda, panti asuhan, dan warga tunawisma untuk bersumbangsih dengan sepenuh hati. Mereka juga menyiapkan makan siang bagi warga tunawisma dan kaum lansia di panti wreda. Mereka telah membawa sukacita bagi banyak kaum lansia.


Mendengar laporan mereka, saya juga dipenuhi sukacita. Mereka bersumbangsih tanpa pamrih. Saat berbagi tentang para lansia yang tersenyum bahagia, relawan kita juga dipenuhi sukacita. Inilah yang disebut sukacita dalam Dharma. Demikianlah insan Tzu Chi. Ke negara mana pun mereka pergi, mereka selalu berusaha untuk memberi bantuan dan menenteramkan hati orang-orang.

“Di Surrey, kami menolong sekitar seribu wanita dan anak serta menyediakan tempat tinggal bagi wanita dan anak yang tidak punya tempat tinggal. Kami sangat membutuhkan alat pelindung diri. Sumbangan kalian kali ini sangat bermakna bagi kami,” tutur Vera LeFranc, COO Elizabeth Fry Society.

“Saya mewakili para tenaga medis untuk berterima kasih pada kalian. Kami sangat berterima kasih atas alat pelindung diri yang kalian berikan dan bantuan Yayasan Tzu Chi terhadap komunitas. Kami sungguh berterima kasih pada kalian,” ujar Melinda Mui, Wakil direktur Rantai Pasok PHSA British Columbia, Kanada.

“Banyak layanan kami yang membutuhkan APD. Ada sebagian petugas kami yang harus menemani korban kekerasan berobat ke RS. Mereka sering tidak bisa masuk ke RS karena tidak memiliki alat pelindung diri. Jadi, saya sungguh berterima kasih atas sumbangan kalian. Mereka dapat meneruskan pekerjaan mereka untuk menolong para korban,” terang Tracy Porteous, Direktur eksekutif Ending Violence Association.

Tanpa membeda-bedakan ras dan agama, insan Tzu Chi bisa bekerja sama dengan harmonis dengan semua orang. Berhubung mengasihi dan menghormati orang lain serta bersyukur pada mereka, kita dapat bersumbangsih tanpa pamrih. Insan Tzu Chi di Kanada selalu bersyukur, menghormati, dan mengasihi. Mereka terus bersumbangsih tanpa pamrih.


Bertemu dengan siapa pun, relawan kita selalu menunjukkan rasa hormat dan bersumbangsih dengan cinta kasih. Tentu saja, ini membawa sukacita bagi orang-orang dan membangun kepercayaan mereka terhadap kita. Relawan kita sangat dipercayai orang-orang. Relawan kita memperhatikan para lansia bagai keluarga sendiri. Inilah laporan yang saya dengar kemarin. Hingga kini, relawan kita masih terus melakukan hal-hal yang penuh kehangatan seperti ini. Demikianlah kehidupan yang bernilai.

Bodhisatwa sekalian, kita perlu menginspirasi sesama manusia untuk menghimpun cinta kasih agar ketulusan kita bisa menjangkau para Buddha. Untuk itu, kita harus bervegetaris dan mengimbau semua orang turut bervegetaris. Dalam telekonferensi kemarin, insan Tzu Chi Kanada berkata, "Kini kami sudah bervegetaris. Selanjutnya, kami akan menyosialisasikan vegetarisme." Benar, setiap orang harus bertekad dan berikrar. Ini disebut berikrar.

Kita juga harus berupaya dan mengerahkan kekuatan. Jika kita hanya membangun ikrar tanpa berupaya, ikrar hanyalah ikrar yang tidak akan terwujud. Kini para relawan kita terus menyosialisasikan vegetarisme. Sungguh, kini bervegetaris itu harus. Untuk menjaga keselarasan empat unsur alam, kita perlu bervegetaris. Terlebih lagi, kita harus membina cinta kasih seutuhnya.

Jadi, selain mengimbau orang-orang untuk berbuat baik, kita juga harus melindungi kehidupan. Berbuat baik berarti membawa kebahagiaan dengan cinta kasih dan melenyapkan penderitaan dengan welas asih. Inilah kebajikan dan cinta kasih yang sesungguhnya. Kita harus membina cinta kasih dan jangan membunuh hewan demi nafsu makan. Setiap hari, lebih dari 210 juta ekor hewan kehilangan nyawa karena nafsu makan manusia.

 

Bayangkanlah, lebih dari 210 juta nyawa per hari. Ini sungguh menakutkan. Lebih dari 210 juta nyawa per hari berarti lebih dari 2.000 nyawa per detik. Angka 210 juta lebih ini merupakan data dari FAO yang hanya mencakup hewan ternak, seperti babi, sapi, ayam, dan bebek. Hewan yang diternakkan bisa dihitung. Namun, hewan yang berenang di dalam air, hewan yang terbang di langit, dan hewan-hewan liar lainnya yang ditangkap untuk dikonsumsi, semua itu tidak bisa dihitung.

Bayangkanlah, setiap hari, arwah kebencian dari hewan-hewan yang dibunuh bertambah lebih dari 200 juta. Hewan-hewan yang dibunuh menyimpan rasa benci dan dendam. Mereka akan mencari kesempatan

untuk membalas dendam. Singkat kata, semua makhluk ingin bertahan hidup dan takut akan kematian. Namun, mereka terlahir sebagai hewan dan tidak berdaya saat akan dibunuh manusia. Ini adalah buah karma mereka. Demikianlah buah karma mereka sekarang. Lalu, bagaimana buah karma kita kelak?

Intinya, kita harus menenangkan pikiran dan sungguh-sungguh merenungkannya. Saya sering memberi tahu kalian bahwa kita harus tekun melatih diri, mengembangkan kebijaksanaan, dan membangun tekad agung untuk menciptakan berkah. Ini disebut membina berkah sekaligus kebijaksanaan.

Menjalankan Tzu Chi di Kanada hingga mendatangkan sukacita
Bersumbangsih tanpa pamrih bagi orang yang membutuhkan
Bersiteguh menjalankan ikrar dan menyosialisasikan vegetarisme
Melindungi kehidupan dan mewariskan cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 29 September 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 1 Oktober 2020 
Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -