Ceramah Master Cheng Yen: Melindungi Kehidupan dengan Cinta Kasih

Ketidakselarasan alam adalah akibat dari manusia yang terus mengikis dan menghabiskan berkah dengan terus mengejar kenikmatan. Sebuah ungkapan berbunyi, "Saat hari cerah,

kumpulkan makanan untuk hari hujan." Saat cuaca dan iklim bersahabat, saat tanaman pangan tumbuh dengan baik, saat hidup kita penuh dengan kelimpahan, kita semua harus menghargai berkah ini.

Kita harus waspada terhadap hal-hal yang tak terduga. Dalam hidup ini, masalah pasti sulit dihindari. Bukan hanya masalah alam dan iklim, ada pula masalah ketidakkekalan dan kesulitan dalam hidup. Jadi, kita harus sungguh-sungguh menghargai berkah. Dalam hubungan antarmanusia, kita juga harus bersungguh hati. Kita melihat bencana tanah longsor di Shenzhen. Para anggota tim penyelamat mendirikan tenda-tenda di lokasi bencana. Kita mengirimkan tempat tidur lipat ke sana. Mereka juga sangat gembira.

Bisa memiliki selimut dan tempat tidur lipat, mereka sangat berterima kasih. Insan Tzu Chi juga berkunjung ke rumah sakit dan hotel untuk memberi perhatian bagi para korban. Ini adalah pemandangan yang penuh kehangatan. Banyak hal yang menghangatkan di dunia ini. Tiada cukup waktu untuk menceritakan semuanya.

Di dalam jadwal saya kemarin, saya terlebih dahulu berkunjung ke Fenglin. Di sana sungguh penuh kehangatan. Meski tempatnya tidak luas, tetapi dapat menjadi rumah bagi para lansia. Selain itu, saya juga bertemu dengan para relawan daur ulang yang kebanyakan juga sudah lanjut usia. Para Bodhisatwa lansia ini sangat mengagumkan. Begitu saya turun dari mobil, mereka langsung menyapa saya dengan manis. Mereka juga bisa berkata, "Kami rindu Master. Kami sayang Master."Saya sangat terharu mendengarnya. Di kota kecil seperti Fenglin, ada lebih dari 100 titik daur ulang. Di setiap titik itu, ada lebih dari 20 orang relawan lansia. Saya sungguh tersentuh melihatnya. Mereka menjalankan ini selama bertahun-tahun. 

Selain itu, di kantor Tzu Chi Fenglin yang kecil juga ada kegiatan untuk lansia penderita demensia. Pada pukul 9.30 pagi, anak-anak akan membawa orang tua mereka yang ingatannya sudah mulai melemah dan membutuhkan perhatian khusus. Anak-anak mereka mengantarnya ke Tzu Chi karena akan berbahaya jika mereka ditinggal di rumah. Saya berterima kasih kepada rumah sakit dan universitas kita di Hualien yang turut membantu pengadaan kelas untuk para warga lanjut usia di sana.

Saya juga berkunjung ke RS kita di Guanshan yang juga penuh kehangatan. Saat saya tiba, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh lebih. Saya pun langsung menuju departemen pengobatan Tiongkok. Di sana banyak sekali orang, termasuk para dokter muda dan para pasien. Salah seorang dokter menunjukkan tempat tidur pasien kepada saya. Para dokter sangat puas dengan tempat tidur itu, terutama dr. Shen. Beliau berkata bahwa tempat tidur tersebut dapat dinaikkan dan diturunkan dengan listrik agar dapat disesuaikan dengan tinggi dokter. Beliau juga menunjukkan cara kerjanya pada saya. Para pasien juga mengucapkan terima kasih atas adanya RS Tzu Chi di Guanshan yang berisi dokter-dokter yang baik. Warga setempat memang sangat membutuhkannya.

Di sana saya mendengar cerita dari para dokter dan laporan dari Kepala RS Pan. Di Guanshan, sering kali jalan berbahaya untuk dilalui setelah hujan turun. Namun, para tenaga medis adakalanya tetap menempuh bahaya untuk menjangkau pasien karena perasaan tidak tega. Jadi, selama bertahun-tahun ini, mereka telah menempuh bahaya demi pasien. Saat suatu daerah tak dapat dijangkau kendaraan, adakalanya mereka harus mendaki gunung. Inilah cinta kasih para tenaga medis.

Demikian pula di Yuli. Di Yuli saya juga melihat hal-hal yang menyentuh. Begitu masuk ke RS Tzu Chi Yuli, saya melihat sekelompok Bodhisatwa lansia yang berusia 80 sampai 90-an tahun. Tubuh mereka masih luwes, gerakan mereka pun sangat serempak. Mereka sungguh mengagumkan. Setibanya di lantai dua, Kepala RS Chang memperkenalkan para dokter yang bekerja di sana. Di antara mereka, banyak dokter senior. Ada pula dokter-dokter muda. Mereka juga harus menyusuri pegunungan demi menjangkau daerah terpencil.

Begitu pula dengan dokter senior seperti dr. Li dan adiknya. Meski kondisi kesehatannya kurang baik, dr. Li tahu bahwa kota kecil seperti Yuli kekurangan tenaga medis. Karena itu, setelah pensiun di Kaohsiung, beliau dan adiknya datang ke Yuli untuk membantu. Mereka datang ke Yuli semata-mata untuk bersumbangsih. dr. Li Sen-jia ini sudah berusia hampir 80 tahun. Beliau juga memperoleh penghargaan atas 50 tahun pengabdiannya serta penghargaan dokter teladan di Hualien. Beliau mendonasikan seluruh gajinya setiap bulan ke Tzu Chi atas nama dirinya sendiri, istrinya, ayah mertuanya, dan ibu mertuanya. Beliau sudah menyumbang NT$6 juta (Rp2,4 miliar). Beliau dan adiknya selalu bersumbangsih. Saya sungguh tersentuh melihatnya.

Ada juga seorang dokter spesialis urologi yang masih cukup muda. Dia berbagi bahwa dia sangat bersyukur memiliki alat penghancur batu pada saluran kemih. Dalam dua tahun ini, dia telah menyembuhkan lebih dari 500 orang pasien berkat alat tersebut. Pasien yang tadinya menderita sakit, dapat pulang dengan tersenyum dan bahagia setelah beberapa jam perawatan. Begitu pula dokter lainnya. Menurut mereka, dengan alat ini pemeriksaan kesehatan dan identifikasi penyakit dapat dilakukan dengan lebih cepat.

Sesungguhnya, di wilayah timur Taiwan, selain RS Tzu Chi Hualien, peralatan medis yang lengkap ada di Yuli. Sungguh, RS Tzu Chi Yuli setiap bulannya juga mengalami kerugian. Begitu pula dengan RS kita di Guanshan. Tujuan kita memang bukan mencari keuntungan, melainkan melindungi kehidupan dan cinta kasih. Singkat kata, melihat pelayanan medis  yang penuh cinta kasih ini, saya sungguh bersyukur. Seluruh insan Tzu Chi telah  mendukung saya dan saya memercayakan misi ini kepada mereka. Mereka telah memikul tanggung jawab dengan baik. Saya sungguh tersentuh dan berterima kasih.

Selalu waspada menghadapi kemungkinan tak terduga

Proses penyelamatan di Shenzhen penuh kehangatan

Para dokter selamanya menolong dunia atas dasar cinta kasih

Bertekad untuk menjaga kesehatan warga di daerah terpencil

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 Desember 2015

Ditayangkan di DAAI TV tanggal 27 Desember 2015

Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -