Ceramah Master Cheng Yen: Melindungi Kehidupan dengan Kebajikan dan Cinta Kasih serta Berdoa bagi Perdamaian


“Akibat kekeringan jangka panjang, kekurangan pangan, dan perang di Etiopia, kami secara aktif memberikan bantuan. Bantuan kali ini disalurkan di penampungan pengungsi Debre Birhan, tempat kita merenovasi rumah sakit dan membantu perluasan klinik. Kita membagikan 3.000 paket sembako,”
kata Lin Pei-fei Wakil kepala Kantor Urusan Luar Negeri Divisi Kerohanian Tzu Chi.

“Saat kami dalam kesulitan, kalian datang memberikan bantuan kepada kami. Semoga Tuhan memberkati kalian dan semoga Tuhan mempertemukan kami dengan lebih banyak orang seperti kalian,” kata salah seorang penerima bantuan.

“Semoga Allah memberikan umur panjang dan kesehatan kepada kalian. Inilah doa saya yang paling tulus,” kata penerima bantuan lainnya.

Saat ini, hal yang sangat dibutuhkan ialah kebajikan dan cinta kasih. Di zaman sekarang, kita kaya akan sumber daya. Hal yang kita butuhkan saat ini ialah kehidupan yang mengarah pada kebajikan dan cinta kasih tanpa pamrih. Lihatlah perubahan iklim saat ini. Bumi sungguh-sungguh dalam kondisi darurat.

Saya sering mengatakan bahwa kita tidak memiliki cukup waktu lagi. Jika manusia tidak mengintrospeksi diri dan tidak tersadarkan, semuanya akan terlambat. Saat ini, populasi dunia telah melampaui 8 miliar. Jika manusia masih tersesat dalam nafsu keinginan, terutama nafsu keinginan mulut, Bumi akan tercemar dan rusak parah.


“Setiap kali menonton ‘Lentera Kehidupan’, isinya selalu mengenai bencana. Dengan bencana yang makin sering terjadi, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bervegetaris. Hanya ada 1 alasan untuk bervegetaris, yaitu kita harus sadar. Jika bersedia untuk sadar, kita dapat bertahan. Ketika saya mencari bahan ajar untuk mengajarkan pelestarian lingkungan kepada anak-anak, saya menyadari bahwa bervegetaris sungguh dapat menyelamatkan Bumi, bahkan lebih cepat daripada daur ulang. Berkat menyiapkan bahan ajar, saya memutuskan untuk bervegetaris,”
kata Lim Yi Ning relawan Tzu Chi.

“Pada tahun 2015, terjadi wabah flu burung. Semua hewan unggas ini mati dalam semalam akibat wabah flu burung. Setelah mendengar hal ini, saya merasa bahwa jika kita masih mengonsumsi telur ayam dan susu, hewan-hewan ini akan tetap diternak. Oleh karena itu, saya mulai belajar untuk menjadi vegan,” kata Lim Yi Ning.

“Ketika kita mengetahui penyebab bencana, janganlah kita sombong dan berpikir bahwa kita boleh makan apa saja yang kita suka. Sesungguhnya, kita perlu mengkhawatirkan Bumi ini. Hendaklah kita bersama-sama melindungi Bumi dengan menerapkan pola makan vegetaris,” pungkas Lim Yi Ning.

Saya sungguh berharap anak-anak muda saat ini dapat bervegetaris dan membawa manfaat besar bagi Bumi. Selain menikmati apa yang kita miliki saat ini, kita juga perlu menghargai masa depan dan mengingat anak cucu kita. Mencintai, menjaga, dan melindungi Bumi adalah hal yang sangat penting. Hal yang terlebih penting ialah menyebarkan cinta kasih.

Saya selalu mengatakan bahwa akan lebih baik jika semua orang dapat bervegetaris. Orang yang bervegetaris selalu memiliki hati yang penuh cinta kasih karena tidak sampai hati untuk mengonsumsi daging makhluk hidup. Ketika kita mengasihi hewan, maka jumlah ternak akan lebih sedikit. Jika kita tidak mengonsumsi daging, maka tidak perlu banyak hewan untuk diternak. Kemudian, kita tidak perlu menebang pohon untuk dijadikan lahan peternakan. Sesungguhnya, pola makan manusia memiliki pengaruh besar bagi Bumi.


Saat ini, kita harus sungguh-sungguh mencintai dan melindungi Bumi dengan menghemat sumber daya. Hendaklah kita mendaur ulang dan menggunakan kembali sumber daya. Ini sangat penting. Sesungguhnya, banyak kertas yang telah terbuang sia-sia. Hendaklah kita sepenuh hati mencari cara agar sumber daya dapat digunakan kembali. Intinya, kehidupan kita dan bencana alam di masa depan selalu berkejaran.

Setiap hari, ketika pukul 6 sore, saya selalu mengatakan kepada semuanya bahwa seiring berlalunya waktu, usia kehidupan kita juga berkurang. Ada 24 jam dalam sehari, yang berarti ada empat periode enam jam. Sekarang hampir pukul 3 sore. Setiap hari, ketika pukul 6 sore, aktivitas di tempat ini akan berakhir. Saya akan berkata bahwa satu hari telah berlalu. Ketika hari telah subuh, kita telah sampai di hari berikutnya. Itulah yang disebut bahwa satu hari telah berlalu.

Setiap hari, saya selalu mengingatkan untuk menggenggam waktu dengan baik. Saya berharap bahwa ketika kita berbicara, kita dapat belajar satu sama lain. Ketika saya mengagumi perbuatan baik Anda, saya harus belajar bagaimana melakukannya. Hendaklah kita saling berinteraksi. Ketika mencurahkan perhatian kepada warga tunawisma atau menjalankan misi amal, hendaklah kita menghimpun kekuatan dan melakukannya bersama-sama. Inilah yang harus kita lakukan saat ini.

Hendaklah kita menggenggam waktu dengan baik. Janganlah kita menunda-nunda waktu. Waktu berlalu dengan sangat cepat dan kita harus memanfaatkan setiap detik yang ada. Jika memiliki pemikiran dan arah yang baik, hendaklah kita melakukannya bersama-sama. Saya sungguh berharap semuanya dapat berhimpun, saling berbagi metode yang baik, dan mempelajari kelebihan satu sama lain. Kita tidak hanya membutuhkan materi, tetapi juga membutuhkan tenaga manusia yang memiliki kesatuan tekad dan arah. Begitulah kita menghadapi dunia saat ini.


Saat ini, konflik antarmanusia di berbagai negara telah menyebabkan kekacauan masyarakat. Sebagai contoh, relawan kita yang bernama Faisal Hu. Meski agama kami berbeda, hati kami sangat dekat. Oleh karena itu, ketika kita memiliki misi di Turki atau negara-negara yang menganut agama Islam, saya akan memercayakan kepadanya dan dia akan melaksanakannya dengan sepenuh hati.

Dia tidak pernah menolak hanya karena Tzu Chi adalah organisasi Buddhis. Begitulah cara kita bersatu menghimpun kekuatan. Tanpa dia, saya tidak akan bisa membawa bantuan ke sana. Tanpa adanya himpunan kekuatan seluruh insan Tzu Chi, sulit baginya untuk membantu begitu banyak anak yatim piatu, janda, dan orang yang menderita.

Hendaklah kita menghindari pertikaian agama. Apa pun agama kita, hendaklah kita berhimpun bersama. Agama hanya sebuah label dan manusialah yang membeda-bedakannya. Janganlah kita membeda-bedakan agama, kita harus berhimpun bersama. Itulah cinta kasih. Dengan demikian, kita akan memiliki kekuatan besar.

Saat ini, kita harus bergotong royong melakukan hal baik. Jika tidak, kita tidak punya cukup waktu lagi. Seiring perubahan iklim, hati manusia juga menjadi tidak seimbang dan kita tidak tahu kapan bencana akan terjadi. Hendaklah kita mewujudkan masyarakat yang damai. Hanya ketika semua orang bersatu hati, barulah dunia akan damai dan tenteram. Inilah harapan terbesar saya. Terima kasih. 

Memiliki cinta kasih tanpa pamrih dan arah yang benar dalam hidup
Melindungi kehidupan, melenyapkan penderitaan, dan menghargai masa depan
Menggenggam waktu dan tidak menyia-nyiakan sedetik pun
Bersatu hati, bergotong royong, dan berdoa bagi perdamaian 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 04 Februari 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 06 Februari 2023
Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -